Part 15: Get it done

21.1K 1.5K 21
                                    

This song is like super cool, loe kudu baca sambil dengerin lagu di mulmed *tunjukatas*, swear keren...


---

Hello my friend we meet again. It's been a while where should we begin? Feels like forever

- Creed, My Sacrifice



[OLIVER]

Janji adalah janji.

Sebagaimana aku yakin bahwa Linda akan memenuhi janjinya untuk menikahiku, demikian juga aku harus memenuhi janjiku untuk membayar hutangnya.

Kepada Valian.

So help me God.

And sooner is definitely better than later.

Maka mumpung aku masih punya sisa kenekatan, pagi ini juga aku meminta Linda untuk menemaniku bertemu Valian.

Aku sudah berpikir semalaman dan aku yakin aku harus melakukannya secepat mungkin sebelum aku berubah pikiran.

Kenapa aku harus ditemani Linda? Karena aku butuh alasan kuat untuk bisa berhadapan lagi dengan Valian, dan wajah Linda akan otomatis mengingatkanku akan saham yang akan aku terima. Walau aku tidak tahu apakah alasan itu cukup.

Aku melakukan ini demi saham, aku melakukan ini demi perusahaan, adalah kalimat yang tidak berhenti aku rapalkan sepanjang jalan menuju tempat Valian, semoga saja dia lagi di Indonesia. Karena kalau tidak berarti aku salah bawa teman. Mestinya aku bawa sepeleton bodyguard alih – alih membawa cewek kurus krempeng yang akan menjadi istriku selama sebulan.

Tapi semesta tampaknya memang sedang berpihak kepada Linda, karena Valian memang sedang ada di Indonesia. Aku meremang waktu kembali mendengar suaranya melalui intercom. Mempertanyakan keputusanku untuk datang sendiri bertemu Valian.

Suara Valian otomatis mengingatkanku akan Ally. Dan aku gentar.

Jika malam itu aku tidak menolong Valian, jika aku tidak berteman dengan Valian, Ally mungkin masih hidup. Kalimat yang sudah jutaan kali muncul di kepalaku itu kembali terngiang secara otomatis.

"Hello again, Rosco" adalah kalimat pertama yang diucapkan Valian saat dia membalikkan badan.

Aku menelan ludah dengan susah payah, di sebelahku Linda terkesiap.

"Tolong tinggalkan kita" ucap Valian sambil mengibaskan tangan ke udara, membuat beberapa orang yang ada di sekitar kita bergegas keluar, membuat ruangan besar itu kosong dalam sekejap.

"Hello Val" sapaku berat. Menolak untuk mengulurkan tangan dan bersalaman.

"Kamu kenal dia?" bisik Linda kaget di sampingku. Entah mengapa, tapi bisikan Linda berhasil menarik semua kenangan tentang Ally, aku dan Valian di masa lalu yang beberapa saat lalu memenuhi benakku.

Aku menatap Linda, bingung kenapa dia bisa semudah itu mengalihkanku padahal terapis terbaik yang selama ini kutemui saja tidak bisa melakukannya secepat itu.

"Duduk Li" tawar Valian. Valian tampak sama gugupnya dengan aku.

"Thanks. Tapi gue gak lama, gue kesini buat bayar hutang." ucapku langsung tanpa basa – basi.

Valian mengernyit di depanku "Elo gak pernah hutang apa – apa sama gue Li. Gue yang punya hutang sama elo". "Hutang nyawa" bisiknya lagi pelan nyaris tak terdengar.

Aku menggeleng berusaha mengacuhkan, "Bini gue yang punya hutang sama elo. 5.2 Milyar atas nama Linden Aparaditha."

Aku bisa mendenger suara terkesiap kaget dari 2 orang di sekitarku.

"Bini? So this is your wife?" suara Valian terdengar sedetik kemudian. Dia menatapi Linda dengan intens. "Seriously Rosco? You've moved on? Man, I'm so happy for you."

"Hi, I'm Valian, senang bisa berkenalan denganmu." sapa Valian ramah ke Linda.

Di sebelahku Linda tampak luar biasa bingung. Walau tetap menyalam Valian sambil berbisik pelan "Linda."

Entah mengapa melihat Linda berkenalan dengan Valian membuat sisi protektifku muncul. Cukup Ally saja, jangan Linda juga.

"Cukup basa – basinya Val, I'm not here for a reunion. Ini" ketusku sambil mengeluarkan selembar cek dari dompetku yang sudah kupersiapkan sebelumnya. "Gue gak tahu ditambah bunga minggu ini hutang Linda jadi berapa, gue tulis 6M disitu. Kalo kurang kabarin aja."

Valian tidak menyambut cek di tanganku sehingga aku memutuskan untuk menghampirinya dan menaruh cek itu di kantung jas nya.


[LINDA]

Di depanku Valian menatap nanar ke Oliver sebelum akhirnya mengambil cek itu, dan merobeknya jadi dua bahkan tanpa melihatnya lagi.

Aku terpekik kaget melihatnya. Apa – apaan, cek 6 Milyar dibuang gitu aja ya ampun.

Aku menoleh ke Oliver, takut kalau kedatangan kita ke sini sia – sia dan akhirnya aku malah tetap berhutang ke Valian.

Tapi untungnya Oliver tampak sudah mengantisipasi hal tersebut karena gak lama kemudian dia mengeluarkan selembar cek lain yang kurasa nilainya sama.

Dia kembali menghampiri Valian, menekan cek tersebut kuat – kuat di dada Valian sambil berkata tajam "Elo mau robek 1,000 kali pun, gue akan kasih ulang sebanyak 1,000 kali. Ini pertama dan terakhir kali gue ketemu elo lagi Val, jadi inget baik – baik nama bini gue: Linden Aparaditha. Hutang dia ke elo, lunas!" sebelum akhirnya Oliver menarik tanganku untuk keluar dari sana. 


---

Short chapter nih, di update mumpung sempet. Jumat ini i'll be away to KL for a week so.. gue bakal up whenever possible before leaving (tapiiii.... cuma kalo voment nya encouraging alias banyak) wkwkwk...


HeartbeatWhere stories live. Discover now