Prolog

10.4K 548 10
                                    



*****

Sudah 1 jam dari waktu yang telah dijanjikan. Seseorang yang kutunggu tidak jua menampakkan dirinya.

"Bagaimana bapak? Saya tidak bisa menunggu lagi. Karena saya ada janji juga dengan pengantin yang lain," kata penghulu melihat kami prihatin.

"Maafkan kami bapak, silahkan bapak kalau ada keperluan yang lain. Kami juga akan pulang," jawabku pelan

Lagi, penghulu menatapku.

"Kamu harus sabar,Khansa. Saya pergi dulu," lanjutnya meninggalkan ruangan.

Aku mengangguk lemah menatap kepergian beliau. Kutatap wajah ayah yang tertunduk lesu. Tidak ada pergerakan apapun hanya suara nafasnya yang kudengar.

Selain kami bertiga tadinya ada 3 orang tetanggaku yang ikut menjadi saksi pernikahanku yang seharusnya berlangsung 1 jam yang lalu. Karena tidak ada kabar dari mempelai pria, mereka pamit karena ada pekerjaan.

Kulirik jam dinding hampir 5 jam telah berlalu. Tak ada kabar apapun yang kuterima darinya.

Mataku perih,tapi aku tak mungkin memperlihatkan kepada ayah. Itu akan menambah bebannya. Dia sudah sangat tua untuk merasakan jalan hidupku ini.

"Ay.....yah" lirihku "Ayo ayah kita harus pulang. Ayah harus makan dan beristirahat."

Aku memapah ayah untuk berdiri dari duduknya. Aku merasakan getaran tubuh ayah menangis pelan.

Air mata yang tadinya aku tahan,akhirnya jatuh juga melihat kesedihan di mata satu satunya orang yang kusanyangi menangis melihat nasib anaknya.

"Ayo ayah," sahutku lagi.

Ayah memelukku erat, dan saat itu juga suara tangisku terdengar. Ayah dan aku berpelukkan dan menangis bersama.

"Kita harus pulang,Ayah," isakku.

Ayah membelai wajahku dengan kedua tangannya dan menghapus air mataku.

"Berjanjilah, Nak. Apapun yang terjadi nanti, kamu harus kuat."

Aku mengangguk menguatkannya.

"Maafkan aku, ayah."

******

Bagi yang ingin membaca sampai tamat. Silahkan beli ebook di ggogle playbook.

 Silahkan beli ebook di ggogle playbook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sorry....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang