Part five

3.9K 378 7
                                    

Selamat malam readers.....

Happy reading

Votes harus capai target lagi..kalau votes nya 100 langsung di post bagian 6...tapi kalau g tercapai author tidur tiduran dulu ye....

Nah Part Part selanjutkan kebanyakan flashback ke masa lalu babang Atha dan Anin

Abang Dani author masukin kantong dulu ya

Nah nanti reader boleh dipilid dipilih mbak anin ama si Atha atau Dani

Hadeuhhh capek panjang lebar

Votes 100 ya....

#########

Khansa POV

Aku menghirup udara di kota ini lagi. Banyak kenangan yang ada disini ketikaku masih kecil. Banyak juga kenangan dengan kedua orangtuaku yang memang sudah lama membantu keluarga Freya dan Kak Athaya.

Walau aku bukan saudara kandung mereka,namun papa dan mama Freya memperlakukanku seperti anak kandungnya. Jika mereka pergi ke luar negeri atau kemanapun mereka selalu membelikanku mainan dan oleh2 lainnya. Kami berduapun tidak saling iri satu sama lainnya.

Dulu...kamarku di sebelah rumah besar ini. Lebih tepatnya di pavilliun yang cukup besar untuk kami bertiga. Sekarang kak Athya memaksaku untuk tinggal di dalam rumah besar keluarganya.

Ya....Kak Athaya dan Freya memaksaku untuk pergi bersama mereka. Mereka berdua tidak mengizinkanku tinggal sendiri di kampung halamanku. Karena mereka pikir aku akan menangisi nasibku sepanjang malam.

Ternyata ketikaku tertidur kemarin pulang dari makam, Freya sudah mengotak atik lemari dan memasukkan semua bajuku kedalam koper. Jadi aku tak bisa membantah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam namun mataku tak bisa tertutup. Jadilah aku berdiri di balkon kamarku menatap bintang di atasku. Malam ini sangat terang karena banyak bintang di atasku.

Aku memejamkan mataku meresapi angin yang berhembus menerpa wajahku.

"Sudah kakak duga kamu masih belum tidur" katanya tiba tiba sudah berada di belakangku.

Aku menatapnya berjalan mendekatiku.

"Biasakan kunci kamar sebelum tidur"lanjutnya lagi.

Aku hanya tersenyum menyesal mendengar kecerobohanku.

"Ini" katanya menyodorkan secangkir minuman yang panas.

"Minumlah susu itu selagi panas"

Aku tersenyum mengambil secangkir susu panas dari tangannya. Pikiranku melayang lagi ketika kami masih sekolah. Kak Athaya selalu mengantarkan susu panas ke pavilun setiap malam,karena dia tahu setiap malam aku belajar.

Aku tersenyum menyesapi susu buatan kak Athaya.

Dia membelai lembut rambutku.

"Senyumanmu masih sama indahnya seperti yang dulu" bisiknya,pandangannya menatap ke depan kami.

"Terima kasih kak....aku tak bisa membalas semua kebaikan kakak dan Freya" sahutku.

Di memutar tubuhnya,menyandarkan punggungnya di batasan tembok.

Aku mentap kepemandangan di depanku,kak Athaya menatap ke dalam kamarku.

"Kakak sangat menyayangimu Anin,kamu tahu itu"

Hatiku menghangat dan mengangguk membenarkan perkataannya. Ya..dia menyayangiku seperti dia menyayangi Freya.

Kami berdua terdiam cukup lama. Menyesap minuman dan menikmati suasana malam yang sangat hening.

"Kakak kapan akan pergi lagi?" Tanyaku hati hati

Dia menolehkan kepalanya kearahku.

"Kamu mengusir kakak Anin?" Tanyanya geli

"Kakak tahu bukan itu maksudku, aku tahu kakak mencemaskanku. Aku tak ingin karena masalahku menganggu pendidikan dan pekerjaan kakak disana" bantahku

Dia menghembuskan nafas kecil

"Setelah dia datang ke kehidupanmu,secepat itu kamu melupakan kakak,hmm"

Dia tersenyum lembut " 1 tahun yang lalu kakak sudah menyelesaikan pendidikan kakak."

Aku membulatkan mataku mendengar berita itu. Aku benar benar tidak tahu kalau kak Athaya sudah menamatkan S2 nya.

"Minggu depan kakak akan berangkat dulu. Dan akan kembali kesini secepatnya karena papa meminta untuk mengurus bisnisnya disini. Jadi kamu tenang aja,kakak tidak akan pergi terlalu lama. Jadi kamu tidak perlu terlalu lama merindukan kaka" lanjutnya mengedipkan sebelah matanya menggodaku.

Dia dari dulu memang sangat jahil dibalik sifat lembut dan penyayangnya.

"Apa rencanamu setelah ini,Anin?"balasnya bertanya

Aku mengangkat kedua bahuku. Aku tidak punya rencana apapun untuk saat ini. Aku butuh menenagkan diri.

"Aku tidak tahu kak,belum tahu lebih tepatnya"

"Kamu harus melanjutkan hidupmu Anin. Bukan maksud kakak mengungkit masalahmu. Jangan biarkan dirimu terkukung sendiri dalam masalah ini. Kamu sudah tahu kemana masalah ini,kamu sudah mendengar kepastiannya. Apakah dengan bersedih dia akan kembali. Apakah dengan.meratapi nasibmu Tuhan mengembalikannya kehadapanmu sekarang"

Aku tidak membantah satupun perkataan kak Athaya.

"Aku hanya butuh waktu kak"

"Sampai kapan? Kamu menangis memikirkannya,apakah dia melakukan hal yang sama saat ini Anin? "

Lalu

Kak Athaya merangkulku menyandar di bahunya.

"Kakak tahu betapa sesak hatimu,kakak tahu betapa terlukanya hatimu dengan semua ini. Tapi kamu tidak harus menuruti kata hatimu dengan bersedih terus"

Aku memeluk pinggang kak Athaya.

"Berjanjilah ini terkahir kalinya kakak melihatmu menangisi dia. Nanti sepulangnya kakak. Kakak tak ingin melihat raut wajahmu seperti ini. Kalau dia memang yang terbaik untukmu Tuhan tidak akan memisahkanmu dengannya. Tapi kamu jangan pernah berpikir kalau kamu tidak baik untuknya karena dia meninggalkanmu"

Aku membenamkan wajahku di dadanya. Berusaha keras untuk tidak akan menangis lagi.

"Kamu wanita yang baik dan kuat. Kaka tahu kamu mampu melalui ini. Sekarang, jika beban ini begitu berat dan menyesakkan dadamu. Kakak akan selalu ada jika kamu butuhkan. Tapi berjanjilah kamu tidak akan larut dalam kesedihan ini,Anin"

Air mataku pun pada akhirnya jatuh juga. Semakin erat kak Athaya merangakulku maka semakin mudah air mataku jatuh.

"Kakak menyayangimu.

############

Votes harus 100 ya reader kalau g author bobok manjah dulu

Sorry....Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum