Part six

2.9K 298 45
                                    

Selamat malam readers teraksih...yuhu votes kemarin g sampai target tapi ya sudahlah ya....

Author kecewa...kalau kayak gini,ini cerita author masukin playstore aja lagi ya..heheheh....

Untuk sekedar informasi....cerita ini short story ya..... tapi ga tahu juga kalau idenya ngalir kayak air galon mungkin bakalan panjang juga.

Dan cerita ini  bakalan ada sequelnya yang judulnya "Sorry....I love you"

Asyekkkkkk.....mungkin yang sequelnya g ada di wattpad langsung nimbrung di playbook hahah...nah sequelnya itu tebtang siapa....kalau votesnya 100 author kasih sinopsisnya,tp kalau g capai target ya udah author simpan hehhehehe

Baca ceritanya sambil dengerin lagu di atas..menusuk kalbu

Happy reading

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Khansa

4 tahun sudah berlalu,sampai saat inipun aku masih tidak tahu bagaimana kabarnya. Entah dimana dia berada,bukan berarti aku mencari tahu tentangnya. Tidak sama sekali, terkahir kali aku datang ke rumahnya itu 6 bulan setelah kepergian ayah dan kepindahanku dari kampung halamanku.

Kak Athaya dan Freya pun tidak tahu menahu hal itu. Aku sengaja pergi diam-diam,aku memberi alasan untuk mengunjungi makam ayah dan ibu dan melihat perbaikan rumah yang renovasinya di biayai oleh kak Athaya. Kak Athaya mengatakan renovasi itu harus dilakukan karena rumahku memang banyak yang sudah reot dan demi kenyamananku kalau sewaktu waktu aku menginap disana.

Ketika aku mengunjungi rumah Dani aku hanya bisa mendengar kalau keluarganya sudah pindah ke luar daerah. Tapi penghuni rumah yang baru tidak tahu kemana mereka pindah dan alasannya apa.

Sampai saat ini alasannya meninggalkanku. Hanya sekali itu aku menanyakan keberadaanya. Setelahnya aku tidak pernah lagi mencari tahu apapun yang berhubungan dengannya. Aku juga sudah mengganti no handphoneku dan aku tidak tahu no nya lagi.

Selama ini aku hanya membantu Freya di toko kuenya. Aku bekerja sebagai admin keuangan terkadang kalau tidak ada pekerjaan di ruangan aku akan merangkap sebagai pelayan kalau tamunya sedang ramai ramainya.

Kak Athaya memintaku bekerja di kantor sebagai sekretarisnya. Tapi aku menolaknya aku tak ingin terlalu tergantung kepada keluarganya. Mereka sudah banyak membantu.

Saat ini waktu menunjukkan pukul 1 dinihari. Entah kenapa saat ini aku tak bisa tidur sama sekali. Aku hanya duduk di balkon sambil mendengarkan musik.

"Tuhan,aku merindukannya" batinku

Sudah berbagi macam cara aku lakukan untuk melupkannya,namun setiap malam aku selalu mengingatnya. Entah kesibukkan apalagi yang harus aku kerjakan agar aku bisa melupakannya. Tapi hati ini tidak bisa bekerja sama sekali.

"Tuhan, apa yang harus lakukan untuk membuatku lupa kepadanya" tak terasa air mataku menetes.

Aku sudah berusaha, aku sudah bekerja keras untuk ini semua. Tapi tidak bisa!

" aku merindukannya....aku merindukannya" tangisku di malam ini.

"Dia kemana...apakah dia memikirkanku? Apakah dia mencariku"lanjutku menahan isak tangisku.

Kutumpahkan beban selama 4 tahun ini. Aku redam suara tangisku agar tidak terdengar sampai ke telinga Kak Athaya karena kamarnya bersebelahan dengan kamarku.

"Tuhan bantu aku untuk melupakan semua ini"

Kutatap mengadah ke arah langit.

"Kamu dimana? Tahukah kamu aku merindukanmu. Apakah kamu baik-baik saja disana? Apakah kamu mencariku?"

Aku menggigit bibirku menahan suara sebisa mungkin.

Entah kenapa hatiku bergemuruh saat ini karena mengingatnya.

------------

Tanpa Khansa ketahui,sepasang mata menatapnya.

-------------
Athaya POV

Pekerjaan yang banyak membuatku harus duduk lama di kantor. Jam di arlojiku sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Aku masih duduk di dalam mobil di garasiku menghilangkan keletihan karena pekerjaan.

Setelah cuku beristirahat aku keluar dari mobil dan hendak menuju ke dalam rumah. Seperti biasa 4 tahun belakangan ini setiap aku pulang larut malam aku pasti melihat ke arah kamar Khansa.

Bukannya aku tak tahu dia selalu berdiri disana setiap malam mungkin.  4 tahun berlalu tapi dia masih seperti itu, senyum yang selama ini selalu dia paksakan ketika bertemu semua orang. Aku tahu betapa hatinya terluka, aku tahu betapa rindunya dia dengan Dani. Aku memang tidak pernah mengenal Dani secara langsung, tapi aku tahu wajahnya ketika Khansa menceritakan tentangnya.

Aku juga tidak pernah mendengar berita buruj tentang dia. Freya selalu berkata dia lelaki yang baik yang sangat mencintai Khansa. Tapi kami sama-sama tidak tahu alasan kepergiannya.

Saat ini aku melihat dia kembali menangis. Dia akan menangis di malam hari,dan akan tertawa di siang hari untuk menutupi perasaannya.

"Dengan cara apalagi aku harus menyembuhkan luka hatimu? Khansa aku lebih dulu mengenalmu daripada dia. Kenapa hatimu tidak melihat ke dalam hatiku bahwa aku menyimpan rasa ini ketika kita masih remaja" batinku,menghapus air mataku

--------------

Ayoooo siapa dipihak bang Athaya?

Siapa yang dipihak babang Daniiiii

Sorry....Where stories live. Discover now