Part three

5.8K 448 22
                                    

######

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

######

Khansa POV

"Dia sudah menikah dengan wanita lain"sahut ayah lemah

Sesakkan nafasnya semakin jelas,ayah terlihat memegang dada sebelah kirinya.

"Dia sudah menikah,nak" lanjut ayah semakin lemah

Aku melihat wajah pucat ayah, lalu makin lama ayah makin merosot ke lantai.

"Ayah" Panggilku dan Freya serentak

########

"Khansa"sentuhan lembut di bahuku

"Sudah sore, sebagian sudah pulang"lanjut Freya lembut.

Aku masih memegang erat tanah yang basah dihadapanku.

Freya memelukku mencoba menenangkan perasaanku yang ku tak tahu apa yang bisa aku rasakan. Pantaskah aku marah kepada Tuhan karena merasa tidak adil menetapkan nasibku.

Aku ingin berhenti menangis,aku bahkan berusaha mencoba melupakan bahwa calon suamiku meninggalkanku di saat hari pernikahan kami.

Aku ingin berhenti menangisi nasib burukku. Bahkan aku berusaha bangkit dari keterpurukkanku.

Nyatanya aku tak sekuat dan setegar itu. Dosa masa lalu apa yang pernah kuperbuat sampai aku harus menerima semua ini secara beruntun.

"Aku tak butuh Dani atau siapapun,Frey. Asalkan ayahku bersamaku saat ini" tangisku pecah memeluk sahabatku.

"Kita pulang"lanjut Freya lagi

Aku menggeleng keras, aku masih ingin di sini.

"Apakah ayah juga tidak sayang padaku?"

"Khansa" tegurnya

"Ka...kalau ayah sayang padaku,tidak mungkin ayah juga meninggalkanku seperti Dani meninggalkanku"sesakku

"Semua orang menyayangimu,Khansa"

Aku menggeleng keras.

"Kenapa mereka meninggalkanku?"

Penyakit jantung yang ayah derita bertahun tahun yang lalu. Kembali kambuh akibat mendengar kabar buruk yang didengar ayah dari rumah mantan calon suamiku.

Selama perjalanan ayah memang tak sadarkan diri. Ayah harus dirawat di HCU. Ayah hanya bertahan 2 hari untuk melawan semuanya. Tak ada pembicaraan apapun antara aku dan ayah,karena ayah tidak sadarkan diri selama 2 hari itu.

Yang aku lihat cuma air matanya yang terkadang sesekali jatuh. Aku tahu apa yang ayah rasakan. Pada akhirnya ayah mengalah.

Aku menangis memeluk makam ayah...

"Ayah....maafkan aku atas semuanya yang terjadi. Ayah...maafkan aku di hari hari terakhirmu hanya bisa membuat air matamu jatuh. Ayah...maafkan aku telah menyakiti hati dan perasaanmu. Ayah bangunlah...."

Freya berusaha membuatku berdiri.

"Ayah..bangunlah ayah....ayah jangan tinggalkan aku sendiri. Ayah...aku tinggal sendiri disini ayah....ayah aku tinggal sendiri "raungku

"Cukup Khansa!"bentak Freya

"Apakah dengan semua yang kamu lakukan ini ayah senang melihatnya. Ini akan menambah beban untuknya"

" aku tak punya siapapun lagi Frey"

"Ayo Khansa kita harus pulang,ini sudah sore"

"Aku tidak ingin pulang,aku ingin disini bersama ayah dan ibuku"

Makam ayah bersebelahan dengan makam ibuku yang meninggal 2 bulan yang lalu.

"Di rumah tidak ada ayah, di rumah tidak ada ibu. Di rumah aku akan sendiri"

"Aku akan menemanimu Khansa"sahut freya lembut

Kutatap mata Freya,

"Sampai kapan kamu akan menemaniku? Nanti ada saatnya kamu akan meninggalkanku juga. Tidak mungkin kamu menemaniku selamanya kan"

"Kita pulang dulu....nanti kita bicarakan"

Aku tersenyum genting

"Pergilah Frey.....pergilah seperti semuanya meninggalkanku. Mungkin ini semuanya sudah takdirku hidup sebatang kara di dunia ini. Orangtuaku meninggalkanku,calon suami yang juga meninggalkanku, cintaku yang juga meninggalkanku bahkan nanti sahabatku akan ada masanya juga ikut meninggalkanku"

Freya menggeleng keras...

"Aku tidak akan meningglkanmu. Aku sudah berjanji kepada ayah akan berada disisimu. Dan membawamu kemanapun aku pergi"

"Heh"aku tersenyum sedih "dia juga mengatakan hal yang sama seperti yang kamu ucapkan,sekarang kamu bisa lihat sendirikan apa yang telah terjadi. Aku pantas ditinggal ya,Frey. Apakah aku sejahat itu,ya.. sampai semuanya meninggalkanku setelah mereka berjanji."

"Khansa"sahut Freya lembut

"Dengar...kamu tidak boleh seperti ini. Kalau kamu seperti ini akan membuat orangtuamu tak tenang disini. Ada aku Khansa, kita akan melakukan apapun berdua"

Aku memeluk sahabatku erat sekali. Hanya dia yang bisa menjadi sandaranku saat ini. Aku membutuhkan seseorang yang bisa membuatku kuat.

"Jangan tinggalkan aku sendiri,Frey...jangan tinggalkan aku"

Freya mengangguk dan menangis sepertiku.

"Aku berjanji akan mengembalikan semuanya senyummu lagi Khansa. Aku akan ada disampingmu dalam keadaan apapun"

Kami melepaskan pelukkan kami.

Lalu.....

"Anin.....Freya"

Suara yang sangat kukenal memanggil kami berdua.

Kami menatap bersamaan kesumber suara tersebut.

Dia menatap kami....tidak lebih tepatnya menatapku. Dia semakin mendekat.

Lalu........dia memelukku.

Pada akhirnya...akupun membalas pelukkannya

########

Bagi yang ingin baca sampai full alias tamat silahkan mampir ke KBM author dengan nama pena nilaneiill

Sorry....Where stories live. Discover now