Part 10

25.4K 4.2K 880
                                    

TAEYONG mengerang kencang sebelum membuka mata dan tersentak begitu merasakan sakit pada seluruh tubuh, ia mendesis dalam penderitaan. Tak lama kemudian matanya berkaca-kaca, sungguh, tidak main-main, seluruh tulang di tubuhnya terasa begitu ngilu. Apalagi pantat serta lubang analnya yang terasa perih setengah mati akibat cambukan dan juga penis besar Jaehyun.

Ia mencoba untuk duduk dan melihat kesekeliling, kini ia tidak berada di kandang besar berwarna merah itu. Karena saat ini ia berada di kamar besar yang terlihat elegan, wangi maskulin menyeruak masuk ke dalam Indra penciumannya.

Mungkin ini kamar Jaehyun.

Jaehyun..

"Bajingan sialan!" maki Taeyong setelah mengingat nama itu di dalam kepala, jika ia tidak berada di dalam kandang, itu tandanya kini ia sudah bisa keluar dari sini dan mengungkapkan semua kejahatan Jaehyun di depan hakim serta jaksa kan?

Mengigit bibir bawah, Taeyong mencoba untuk turun dari kasurㅡmatanya menatap lurus ke arah pintu; berjaga-jaga jika nanti Jaehyun masuk dan memergoki dirinya yang berniat melarikan diri.

Namun saat Taeyong menapakkan kakinya keatas lantai dengan sekali hentak, ia langsung berteriak penuh kesakitan. Tanpa aba-aba Taeyong segera kembali ke atas kasur dan mengusap telapak kakinya yang berdarah.

Jaehyun gila! Biadab! Di seluruh pinggiran lantai kasur, terdapat paku payung berukuran kecil yang sialnya malah menancap satu pada kaki Taeyongㅡlumayan dalam.

"Ahh! Sialan!" ia mencabut paku itu dari telapak kaki lalu melempar benda tajam tersebut ke sembarang arah. Sudah ia duga jika Jaehyun tidak akan melepaskan nya dengan mudah, oh sial, jika saja pantatnya tidak terasa sakit, maka Taeyong akan melompat begitu jauh hingga mungkin bisa menghindari paku-paku yang sengaja di tebarkan pada lantai di bawahnya.

Tak lama pintu besar di ruangan itu terbuka; Jaehyun masuk dengan tampilan kasual, kaus hitam yang melekat pas di tubuh atletisnya serta celana denim panjang berwarna putih. Rambut hitamnya di sisir rapih ke belakang hingga menampakkan dahinya yang begitu menawan, saat ini Jaehyun terlihat berkali-kali lebih tampan.

"Oh kau sudah sadar." ujarnya datar sembari menatap Taeyong dengan tajam. Jaehyun berjalan menuju lemari dan mengeluarkan kotak kecil yang terbuat dari kayu dari dalam sana.

"Kau berjanji akan melepaskanku bajingan!" maki Taeyong, ia menggeram marah. Bukankah Jaehyun berjanji akan melepaskannya begitu ia setuju untuk bercinta dengan lelaki itu?

Tawa geli mengalun dari kedua belah bibir Jaehyun, ia menghampiri Taeyongㅡkakinya perlahan menyingkirkan paku di lantai itu hingga kini Jaehyun sudah terduduk di sisi kasur. "Kita belum bercinta dengan benar, kau pingsan, ingat?" cibirnya.

Kedua mata Taeyong membulat, tanpa aba-aba ia melayangkan tinju ke pipi Jaehyun; namun seperti hantu, Jaehyun langsung menghindari gerakan Taeyong dan menatap si mungil dengan sebelah alis yang terangkat. "Apakah kau tidak jera? Masih mau mendapatkan hukuman?" tanya nya datar.

Seketika tubuh Taeyong mematung, pupil matanya bergetar. Ia tidak bodoh untuk menyadari kemana arah pembicaraan Jaehyun, maksud dari hukuman pasti adalah seks yang sangat kasar! Lebih kasar dari kemarin mungkin, padahal kemarin saja ia sudah pingsan, bagaimana jika Jaehyun akan menyiksanya lebih dari kemarin?

Melihat respon Taeyong, Jaehyun tersenyum kecil lalu mulai membuka kotak itu; mengeluarkan sebuah kalung emas dengan bandul bulatㅡdi dalam bandul itu terdapat kedua foto. "Ini, lihat." ia memberikan kalung tersebut kepada Taeyong.

Dengan ragu Taeyong mengambil kalung itu, ia meraba bandul berbentuk bulat yang terliat Indah. Ini seperti kalung dari jaman dahulu, karena jujur, susah sekali mencari kalung seperti ini di masa sekarang. Belum lagi Taeyong yakin jika bandul bulat yang di gunakan seratus persen emas murni.

Man In Black《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang