Kriiinggg kringggg....
Bel pulang sekolah berbunyi, yang ditunggu tunggu semua murid Adylon High School telah tiba yaitu waktunya pulang sekolah melepaskan kepenatan karena belajar disekolah, ngitung rumus rumus ditambah lagi kalo gurunya killer. Benar-benar membuat kepala ingin pecah.
"Tar.. Lo nggak mau bareng gue aja pulangnya? Gue anterin deh". Tanya Vika karena kasihan melihat Taran yang nunggu jemputan sendirian di depan sekolah.
"Nggak deh Vik, gue nunggu dijemput aja. Palingan bentar lagi sopir gue jemput. Lo duluan aja". Tolak Taran yang kemudian diangguki oleh Vika.
"Yaudah kalo gitu, gue duluan ya Tar". Pamit Vika pada Taran.
Sudah hampir 2 jam Taran menunggu sendirian didepan sekolah tapi nggak ada tanda-tanda sopirnya menjemputnya. Sudah ditelfon berkali kali tapi tidak diangkat sopirnya.
"Kalo tau gini tadi gue ya in aja tawarannya Vika, nyesel gue." Ucap Taran pada dirinya sendiri.
Tiba tiba ada seseorang yang memakai motor dengan helm full face nya berhenti di depan Taran.
"Ojek nggak Neng? Udah mulai malam ini Neng, anak gadis bahaya disini sendirian". Ucap pria bermotor tadi kepada Taran.
Tanpa pikir panjang Taran iya in aja tawaran abang tukang ojek. Taran langsung duduk di jok belakang. Tanpa Taran sadari bahwa abang itu adalah Marchel yang menyamar jadi tukang ojek.
"Neng pegangan atuh, kalo jatuh gimana." Ucap abang tukang ojek yang tidak diketahui Taran itu adalah Marchel karena tertutup oleh helm full face nya.
"Buruan jalan bang keburu malem." Ucap Taran tanpa menghiraukan perintah dari Marchel yang menyamar jadi tukang ojek.
Tanpa persiapan Taran, Marchel mengegas motornya yang membuat Taran memeluk Marchel dari belakang. Marchel hanya tersenyum smirk karena perbuatannya.
"Ati-ati dong bang, nanti kalo gue jatuh gimana." Ucap Taran dengan nada kesalnya.
"Tadi kan saya sudah bilang untuk pegangan,Neng sih nggak nurut." Ucap Marchel dengan nada meledeknya.
"Modus. Buruan jalan!!! " Perintah Taran.
Sesampainya didepan rumahnya, Taran turun dan memberikan uang kepada tukang ojeknya.
"Nih Bang, makasih". Ucap Taran sambil menyodorkan uang kepada abang tukang ojek.
"Gausah Neng, buat Neng mah gratis. Itu uang disimpen aja buat besok nraktir saya dikantin". Ucap Marchel menolak uang yang diberikan Taran.
Taran menaikkan satu alisnya tanda tak mengerti, lalu baru disadari bahwa dia kenal dengan suara ini. Iya ini suara Marchel, orang yang paling ngeselin yang pernah ditemui di dunia ini.
"L-lo Marchel?" Tanya taran memastikan.
"Oh jadi ini rumah lo". Ucap Marchel disertai dengan senyum smirknya.
Ibunya Taran tiba tiba keluar dari rumah dan melihat Taran dan seorang pria yang sedang adu mulut yang ia yakini bahwa teman dari anaknya.
"Taran". Panggil Shilla ibu Taran kepada anaknya. " Taran kok temennya nggak diajak masuk sih sayang. " Kemudian Shilla manarik tangannya Marchel untuk masuk kerumahnya.
"Nama kamu siapa? Kok ganteng banget". Tanya Shilla mamanya Taran kepada Marchel.
'Muka pas pasan kayak krupuk rengginang gitu dibilang ganteng', batin Taran.
"Mamah inget umur dong." Protes Taran kepada mamahnya.
Marchel terkekeh melihat ekspresi Taran yang menurutnya menggemaskan.
YOU ARE READING
Damn! I Love You
RandomHIATUS! Masa lalunya membuat dia terjerat dalam rasa sakit yang membuat dirinya menutup hatinya hingga sekarang. Namun sebuah pertemuan sederhana dengan pria itu, membuat hatinya perlahan terbuka. Awal pertemuan yang nampak konyol, membuat keduan...
