4. Dengan dia

482 151 75
                                    

Kringggg... Kringggg....
Ada sepeda, sepedaku roda dua kudapat dari ayah karena rajin bekerja. Bacanya jangan sambil nyanyi gitu dong. Bukan, itu bukan suara lonceng sepeda kok itu suara bel sekolah, anggap aja gitu. ( suara bel tanda masuk ).

Bel telah bersuara tanda istirahat telah usai, murid-murid kembali pada aktivitasnya dikelas apalagi kalo bukan belajar, tapi ada juga sih yang tidur, ngelamun, main hp, baca buku, liatin foto-foto bias, gosip, ngitung cicak, ngitung lantai, ngitung jam berharap kapan bel pulang, pura-pura baca buku padahal lagi streamingan, pura-pura mendengarkan padahal dipikirannya lagi mikirin pacar, dan ada juga yang mojok nggak tau lagi liatin apa. Banyaklah, pokoknya semacam itu.

Dikelasnya Marchel...
( 12 IPA 4 )

"Anak-anak keluarin buku matematika kalian sekarang," ujar bu Jessi ketika masuk kelas.

"Yah kok nggak jamkos aja sih bu," Celetuk salah satu siswa yang bernama Rino.

"Udah jangan protes. Buka buku kalian halaman 128 kita akan membahas..." Omongan bu Jessi terpotong karena suara pintu kelas ada yang mengetuk.

Tok tok tok....

" ya keluar," ujar Bu jessi.

" Masuk bu masuk, bukan keluar," koreksi Jun.

" Ya maksut saya itu. Salah dikit juga". Ucap bu jessi mencoba membela dirinya.

"Serah deh bu." Jun memutar bolamatanya malas menanggapi gurunya.

Seorang gadis masuk lewat pintu, yeiyelah lewat pintu masak lewat atap. Berjalan melewati banyak pasang mata yang melihatnya demi sebuah tujuannya masuk ke kelas itu.

"Woyyy liat tuh vitamin elo dateng," ujar Alvin semangat kepada Marchel yang dari tadi sibuk memainkan ponselnya.

"Wah cantik bat dah, Siapa namanya neng?"

"Bidadari queee dateng,"

"Cewek kenalan dong,"

"Boleh minta nomer WA nya kagak?"

"Cantik, rumahnya dimana?nanti aku anterin mau?"

"Minta Id LINE nya dong,"

"Instagram nya namanya apa?"

"Jodoh gue dateng,"

"Ini mah buat gue aje."

Seperti itulah mulut-mulut para lelaki bersorak ketika melihat wanita cantik bak bidadari yang sedang mandi, bening seperti air dari pegunungan, harum seperti setumpuk bunga mawar yang sedang mekar ditaman, putih seputih salju dikutub utara.

Mata Marchel langsung tertuju pada sasaran yang membuat kelasnya gaduh. Ya seperti yang dibilang sama Alvin tadi itu adalah Taran.

Taran masuk di kelas itu hanya untuk menyampaikan pesan kepada bu Jessi.
" Bu maaf, ibu ditunggu kepala sekolah diruangannya sekarang," ujar Taran setelah bersalaman kepada bu Jessi.

"Baiklah."

"Yah bu kok kosong, kan sayang," ujar Rino dengan wajah kecewanya.

" Tadi katanya minta kosong, Gimana sih kamu?!" timpal Bu Jessi dengan nada jengkelnya.

"Ya maksutnya Rino, sayang.. Sayang kalo dilewatin. Ye nggak Rin? " Sahut Jun.

"Yoi." Seluruh kelas tertawa mendengar ocehan bodoh itu.

"Nikmat mana lagi yang engkau dustakan," ujar Adit setengah teriak kegirangan.

"Tuhan emang baik banget ya, udah disamperin cewek cantik gini terus jamkos deh." Celetuk salah seorang siswa yang bernama Ryan.

Damn! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang