Chapter 0.3 : Let's make a deal

622 109 55
                                    

Jeff menggigit perlahan potongan daging rusa lalu mengunyah dan menelannya. Gerakan lelaki itu sedikit brutal dan dia tidak memerdulikan soal etika di ruang makan. Toh, hanya ada dia, Hoodie dan perempuan itu. Perempuan itu duduk di seberang meja, berhadapan dengan Jeff dan memperhatikan nya. Sepasang bola mata Jeff bergerak, menatap wanita yang bernama [Y.N] tersebut. Wanita itu tidak sedang makan melainkan tengah menonton dirinya yang sedang makan. Jeff mendecih, dia tidak suka dengan tatapan intens yang wanita itu berikan. Seolah [Y.N] berharap dia akan membagi jatah makan malamnya. Enak saja.

"Bitch, stop staring at me. I wont share my dinner." Umpat Jeff begitu saja.

Hoodie yang tadinya sedang membersihkan senapan laras panjang kepunyaannya di ruang makan, melirik, kadang dia bersyukur karena dia memutuskan untuk memakai topeng. Sebab tidak ada yang tau apakah dia hanya sekedar menoleh atau sedang menampilkan ekspresi tertentu.

Jeff tidak pernah ramah pada orang. Lagipula, dia seorang pembunuh bukan? tepatnya, maniak dalam perbuatan gila tersebut. Jika dia tertawa karena sesuatu, alasannya tidak jelas, tidak seperti kebanyakan orang lain. Mendengar suara Jeff yang mengumpati seorang wanita di hadapannya, bukanlah hal baru. Akan tetapi, Hoodie jadi kasihan pada wanita tersebut. Semoga saja dia tidak sakit hati akibat ucapan lelaki itu.

Hoodie juga tidak menyalahkan si pembunuh riang, sebab bagaimanapun wanita itu telah masuk ke lingkungan para manusia abnormal berada. Abnormal dalam artian sifat dan tindak tanduk, yah walaupun ada yang secara fisik. Contoh kecil, Slenderman. Begitu dia masuk kedalam kawasan berbahaya ini, dia harus siap dengan kerusakan moral yang ada. Lamunan pria bertopeng tersebut buyar ketika suara tawa terdengar, suaranya lembut namun sedikit ada kesan tomboy.

"Aku penasaran, apakah rasanya enak atau tidak di lidahmu," ucap [Y.N]

Mendengar ucapan [Y.N], Hoodie memilih untuk keluar dari ruang makan. Sepertinya tidak ada yang sakit hati dengan perkataan Jeff, karena kelihatannya, orang baru itu juga tidak memiliki perasaan.

Jeff berhenti makan, ia mencium aroma saus-saus yang menempel di jemarinya lalu menjilat satu persatu jarinya seperti seekor kucing yang baru selesai makan. Kemudian menatap [Y.N], yang ditatapi olehnya tersenyum manis.

"Hambar," jawab pemuda itu. [Y.N] menautkan alisnya satu sama lain, ia bangun dari kursi dan mencondongkan badannya ke dekat Jeff kemudian mencongkel sedikit bagian makanan milik lelaki itu dan memakannya.

"Ini pas, aku menambahkan merica dan tidak asin!" wanita itu merengut, tidak terima dikritik karena ia yakin sekali masakannya enak. Buktinya, Nina, Clockwork, Masky dan Slenderman memuji cita rasa masakan buatan [Y.N].

Jeff memutar bola matanya tidak peduli, "Hambar."
Ucapnya sekali lagi.

[Y.N] memekik geram, ia mengepalkan tangannya. Jeff senang, karena dia berhasil membuat wanita ini terpancing. Jika memang [Y.N] terpancing dan MENCOBA memukulnya duluan, dia bisa membunuh wanita ini. Dia bisa memakai alibi kalau dia berusaha melakukan tindakan pembelaan diri nanti saat Slenderman bertanya mengapa ada pisaunya yang melukai area vital wanita itu.
Dia sudah muak sejak pertama kali mereka bertemu. Mencoba menyentuh bahunya, memanggil namanya dengan sok lembut dan sekarang enak saja mencongkel jatah makan malamnya.

"Baiklah, aku akan berusaha untuk memasak masakan yang lebih enak!" tangan [Y.N] yang terkepal meninju udara.

"Fighting! Fighting!" Jeff melongo, pemuda itu menutup wajahnya dengan tangan kanan dan baru ingat satu hal.

INVISIBLE [Jeff The Killer x Reader]Where stories live. Discover now