21.Pikun

415 36 8
                                    

"Dist".

"Adist"panggil Fero.

"Ck,Adist".

"Dist lo jangan diam aja dong,ngomong apa kek gitu biar gue nggak ngerasa sendirian" Fero menghela napasnya,pasalnya sejak dia menarik Adist sampai di dalam mobil pun Adist hanya bungkam.

Dia hanya melamun menatap keluar jendela. Tapi setidaknya,dia sudah tidak menangis lagi. Fero tidak sanggup melihat air mata keluar dari mata indah milik gadis itu.

"Dist,lo kesurupan ya?".

"Eh tapi kalau kesurupan biasanya teriak-teriak,kalau gini namanya apa?" Fero terus mengoceh berusaha membuat Adist membuka mulutnya.

"Atau lo lagi sakaratul maut?"tanya-nya asal.

"Lailahail--".

"Bacot"sela Adist yang masih melihat keluar jendela.

"Nah gitu dong. Ngomong,sejak tadi kek biar gue nggak ngerasa jomblo"ocehnya lagi.

Adist hanya mendengus mendengarnya.

                                ***

"Mau ngapain kesini?" Adist bingung saat Fero melajukan mobilnya ke sebuah rumah mewah.

"Turun". Dia tak menjawab pertanyaan Adist.

"Nggak mau".

"Turun Dist".

"Nggak".

"Tenang aja,ini rumah gue kok dan gue nggak bakal ngapa-ngapain lo. Lagian ada bibi juga kok di dalam"ucap Fero seakan tau pikiran Adist.

"Beneran?"tanya Adist tak yakin.

"Iya". Lalu Adist turun dengan ragu diikuti Fero di belakangnya.

Fero kemudian membuka pintu dan mempersilahkan Adist masuk.

"Bibi..".

"Bi". Panggil Fero.

"Iya den Fero"jawab seorang perempuan tua yang menghampiri mereka dengan berlari terpogoh-pogoh.

"Bi,anterin dia buat ganti baju ya"pintanya.

"Ini pacarnya ya den?cantik pisan"ucap bibi kagum.

"Ehh,bukan bi".
"Aku Adist,temennya Fero"ucap Adist ramah lalu menyalami ART Fero itu.

"Aduhh gak usah malu atuh neng"ucapnya mengulum senyum.

"Oh iya,panggil aja bibi Bi inah ya"tambahnya lagi.

"Iya bi".

"Ayo bibi antar ganti baju"ajak bi Inah.

Adist mengangguk lalu mengikuti bi Inah dari belakang.

Dia melirik Fero sekilas yang kini sedang duduk di sofa-nya dan menonton TV dengan tenang.

                                 ***

"Silahkan masuk non"ucap bi Inah mempersilahkan.

"Iya bi".

Setelah Adist masuk, bi Inah kemudian menutup pintu.

Dia berjalan menuju lemari kemudian mengambil sehelai handuk.

"Ini handuknya non. Kalau non mau ngambil baju,pilih disini aja ya non"ucap bi Inah.

"Iya bi,makasih"ucapnya.

"Sama-sama non,kalau gitu bibi keluar dulu ya non".

"Iya bi".

AdistcaWhere stories live. Discover now