kesepuluh

2.8K 511 14
                                    

Agam Yuda B
Botol nya kapan ngarah ke gue? Ini udah 10 putaran lebih, gue belum kebagian.
Durasi kan?

Alfa
Ceuk a Alfa hayang kasih naon ceunah
(Kata kak Alfa mau kasih apa)

Agam mendengus kesal waktu baca balasan dari Alfa atau lebih tepatnya Ady yang sedang memegang handphone ketuanya itu. Dia itu udah nyiapin sesuatu kalau botol untuk permainan tantangan itu jatuh ke dia. Tapi belum juga. Padahal Vindra udah dan dikasih tantangan nya gampang cuma buat menghabiskan beberapa potong sosis tapi tidak boleh menggunakan tangan.

Agam Yuda B
Burjo nya mang Iky + ayam golek teh eva

Alfa
Ok 2 porsi

Agam Yuda B
Dy, sesuai yang gue omongin tadi sore ke lu buat tantangan nya. Ntar gue tambahin mekdi

Alfa
Nyogok terus kerjaannya

Agam Yuda B
Demi masa depan urang

Alfa
Awas ya kalo boong
Gue umbar nanti ke Vindra

Agam Yuda B
Bcd Dy!

Alfa
Gue bakar lu habis ini!

Agam mendongak ke arah depan dan melihat handphone Alfa sudah ada di tangan pemiliknya.

Agam Yuda B
Hampura a! Da buru botol na ka urangkeun
(Maaf ka. Buruan botolnya ke gue in)

Rasanya bosan sekali Agam menunggu gilirannya. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan tengah malam. Padahal acara akan ditutup sekitar jam 1 atau lebih sedikit karena memang pagi nya masih ada acara penutupan yang isinya potong kue dan tumpeng.

"Agam!"

Agam mendongak ke arah Alfa saat namanya dipanggil. Ternyata sekarang gilirannya. Dia kasih cengirannya ke Alfa sebagai kode.

"Si tukang kardus internasional, silahkan tunjukkan kehebatan Anda di sini!"

Agam mendengus kesal. Dia memang meminta tantangan untuk merayu salah seorang yang ada tapi kan tidak usah pakai embel-embel seperti itu juga. Jika seperti itu bagaimana tanggapan Vindra nanti. Padahal dia cuma ngardusin Vindra aja.

"Cepet Gam durasi!"

Kalau ini bukan sedang acara pasti Agam akan mencekik ketuanya itu. Dia berdiri dan berjalan ke tengah. Perhatiannya langsung dia tujukan untuk Vindra.

"Gue ga bisa kalau sendiri jadi butuh sukarelawan."

"Gue dong gue!" Teriak Jihyo sambil mengangkat tangan.

"Urang mau pisan Gam!" Teriak Yerin sambil mengangkat tangan juga.

Agam menghela nafas. Mungkin tadi dia salah ucap. Seharusnya langsung saja menyebutkan nama Vindra. "Gue aja deh yang tunjuk. Langsung ke depan yang gue sebut. Kavindra!"

Vindra membulatkan matanya. Padahal sedari tadi dia itu sudah berusaha agar tidak menonjol di hadapan Agam. Tapi sepertinya percuma karena pasti Agam ujungnya akan menyebut namanya.

"Maju dong Vin!" Kata Alfa

"Bisi molor da waktu na Vin." Kata Ady.

Vindra menghela nafas. Akhirnya dia maju juga dan berdiri di depan Agam yang udah kasih senyum ke dia. "Awas aja kalo bikin malu gue lu Gam!"

Agam menggeleng. Dia maju beberapa langkah agar bisa lebih dekat dengan Vindra. "Gue kan cuma mau tanya aja ke lu."

"Tanya apaan?"

"Lu kenapa milih jadi jurnalis?"

"Ya karena itu cita-cita gue!"

"Gue kira cita-cita lu biar jadi jodoh gue."

"Mana ada!"

"Kalo gitu gue mau minta ke Tuhan deh."

"Minta biar kita jodoh?"

"Amiin."

"Bngsd Agam!"

Yang lain malah tertawa melihatnya. Bukan karena ucapan Agam tapi justru reaksi Vindra yang sampai nendang-nendang Agam. Untung aja tidak sampai melukai masa depan Agam. Ya, walaupun Agam sampai harus menginjak ranting panas yang ada di belakangnya.

"Eh tunggu!" Kata Agam sambil menahan lengan Vindra yang ingin kembali duduk. "Gue kan belum selesai."

"Cringe tau ga sih tadi tuh!"

Agam malah tertawa yang justru dapat lirikan tajam dari Vindra. "Lu punya pulpen? Punya kertas?"

"Kenapa?"

"Gue pinjem dong!"

"Lu kan wartawan juga, masa ga punya alat tulis sih! Malu-maluin aja!"

Selanjutnya Agam dapat sorakan dari yang lain. Padahal sih ya mana mungkin Agam tidak punya alat tulis. Dia saja biasa mengganti alat tulisnya setiap minggu karena keseringan hilang. Bukan karena diambil orang, tapi karena kelupaan naruh.

"Jadi lu tuh punya kertas sama pulpen engga Vin?"

"Ya punya lah!"

"Mana liat, siniin!"

Vindra mendengus kesal. Mau tak mau dia mengambil alat tulisnya biar cepat selesai juga. Sebenarnya dia malu kalau digoda sama Agam di depan umum seperti ini. Dia lebih suka Agam goda dia saat mereka sedang berdua saja. Soalnya terkesan tidak dibuat-buat.

Suasana hening sesaat ketika Agam menulis sesuatu di kertas yang tadi diberikan Vindra.

"Nih!" Kata Agam sambil menyerahkan kertas yang sudah dia tulis kepada Vindra.

Vindra langsung mengambil kertas itu. Dia tersenyum waktu baca tulisannya. Bukan karena isinya tapi tulisan Agam yang berantakan. Selanjutnya dia justru tertawa setelah membaca tulisan dibaliknya.

"Apasih Agam! Kaya anak kecil tau ga!"

Agam mengusap tengkuknya. Dia kasih cengiran ke Vindra. Padahal dia itu udah menyiapkan dari jauh hari tapi waktu liat Vindra jadi lupa semua. Akhirnya yang lewat aja di otak dia. Daripada tidak jadi dan malah malu-maluin diri sendiri.

"Ok stop! Kalian selesei. Kita lanjut puter botol nya lagi!" Kata Alfa yang diangguki oleh Agam dan Vindra.

Tidak lama Vindra duduk di tempatnya, handphonenya bergetar. Ternyata ada chat masuk.

a Agam
Ga berhasil ya sayang?

Kav Abinaya
Apasih sayang sayang!

a Agam
Kan lu pacar gue

Kav Abinaya
Bcd

Setelahnya Vindra membuka lagi kertas yang tadi Agam kasih. Dia senyum saat membacanya.

Agam Yuda 💜 Kavindra Abinaya

Dia membalikkan kertasnya dan senyum nya makin lebar.

Kalau lu baca tulisan ini berarti lu resmi jadi pacar gue.

AV SS || KookV ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt