《6》

34.5K 8.9K 3.6K
                                    

"Waktu habis, silahkan kumpul!"

Felix sama Hwall yang pertama kali sampai di lapangan kaget melihat Sanha yang tergeletak di tanah dengan darah dimana-mana.

"Woi! Kalian yang bikin Sanha mati?!" Teriak seseorang sambil menunjuk Felix dan Hwall bergantian.

Felix hanya diam pas orang itu ngedorongnya. Matanya terus menatap mayat Sanha yang udah terbujur kaku.

"Jawab gue!"

"LEE DONGHYUCK!"

Felix sama Haechan- orang yang ngedorong Felix- terlonjak kaget.

"Bisa tenang dikit gak sih lo! Jangan asal nuduh kalo gak ada bukti!" Bentak Hwall.

Hwall kalau udah marah pasti nyebut nama lengkap. Hwall kalau udah marah serem, mana matanya tajem, mulutnya pedes, beuh.

Bukannya takut, Haechan malah berkacak pinggang sambil berdecak. "Jelas-jelas kalian ada disini. Pasti yang bunuh Sanha kalian!"

Hwall yang udah emosi sampai ke ubun-ubun langsung maju dan nonjok Haechan sampai jatuh tersungkur ke tanah.

Haechan ngusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Tanpa aba-aba dia bangkit dan bales nonjok Hwall.

"Udah woi! Lo berantem Sanha gak bakal balik lagi!" Bentak Felix sambil berdiri di tengah-tengah Hwall sama Haechan.

"Lo gampang banget ngomongnya, ya. Mending lo ngaku aja!"

Felix lama-lama tersulut emosi karena sikap Haechan yang bener-bener diluar batas.

"Lo bertiga kenapa, hah?!"

Tiba-tiba Seungmin dateng sambil teriak kaget. Dia tambah kaget pas liat mayat Sanha yang kondisinya cukup menggenaskan.

"S-Sanha kenapa?" Tanya Jeongin gemetar.

"Dibunuh lah! Emangnya kenapa lagi!" Jawab Haechan yang bikin Felix sama Hwall naik pitam.

"Lo bener-bener minta dihajar ya!"

"Eh eh, Hwall sabar woi!"

Suasana langsung ricuh pas Hwall mau nonjok Haechan lagi. Dengan sigap Felix nahan Hwall.

Seungmin sama Jeongin nggak diam aja. Mereka langsung nahan Haechan yang udah kayak orang kesetanan.

"Lo berdua bisa selesaiin baik-baik gak, sih!" Omel Seungmin namun gak digubris sama yang lain.

Seungmin jadi emosi.

"Astaga, woi berhenti!"

Daehwi yang dateng bareng Samuel langsung kaget dan buru-buru bantu mencegah perkelahian.

"Kok bisa berantem, sih? What's wrong?" Tanya Samuel bingung.

"Kalian berdua liat." Jeongin nunjuk mayat Sanha.

Seketika Daehwi sama Samuel yang awalnya tenang langsung kaget. "Loh! Kok bisa!"

"Lepasin gue, mereka berdua gak bisa dimaafin!" Teriak Haechan yang nampaknya belum capek buat berhenti.

Hwall juga sama. Malahan Felix yang kewalahan nahannya. Pas ngeliat Daehwi sama Samuel diem aja, dia makin naik darah. "Lo berdua bantuin ngapa!"

Suara Felix yang berat, seberat cinta kita ke doi langsung bikin Daehwi sama Samuel terperanjat. Mereka langsung bantu Felix nahan Hwall yang udah emosi level dewa.

"Udah dong! Kalo diliat Jinyoung mampus lu berdua," kata Seungmin yang udah nyerah nahan Haechan.

"Dia bohong, Min! Dia yang-"



BUGH!



Haechan langsung jatuh tersungkur ke tanah.

Seketika suasana jadi hening. Pandangan mereka tertuju pada orang yang memukul Haechan.

"Otak lo dangkal atau gimana, sih? Gak usah asal nuduh dan mancing emosi."

"Ck, lagian kenapa, sih? Kalo temen lo mati jangan asal nuduh," sahut orang yang kebetulan sampainya bareng.

Mereka semua diam pas Hyunjin sama Guanlin melayangkan tatapan dinginnya ke Haechan sama Hwall.

Yang memukul Haechan itu Hyunjin. Hyunjin itu berandal sekolah, jadi pukulannya gak main-main.

"Siapa yang belom dateng?" Tanya Guanlin mengalihkan topik.

"Jeno, Jisung, Jaemin, Jinyoung, sama Renjun," jawab Felix sambil ngusap keringat di dahinya.

Pas banget Felix ngomong gitu, Jeno dateng bareng Jisung.

Mereka langsung terkejut, antara nggak percaya sama bingung.

"J-Jen, ba-baju lo kok ada darah?" Tanya Daehwi sambil nunjuk darah yang masih baru di baju Jeno.

"R-Renjun," Jeno menjeda ucapannya sebentar. "R-Renjun meninggal."

"Hah?!"

"D-dia ketahuan sama penjaganya. D-dia dibunuh," tambah Jisung dengan gemetar.

"Siapapun yang buat game ini gak bakal gua maafin!"

"Haechan, stop! Jangan mancing emosi!" Tegur Felix yang gak mau nahan dua temennya lagi.

Haechan langsung mendengus dan memilih menjauh.

"G-guys," panggil Jaemin dengan nafas terengah-engah karena lelah berlari.

"Barusan gue liat Jinyoung."

"Lah, terus gak lo ajak kesini?" Tanya Seungmin bingung.

Jaemin menggeleng. "M-masalahnya, tadi gue liat dia lagi lepas jubah item gitu."

Jeno terbelalak. Dia sempat mengintip lewat celah lemari, dia melihat penjaganya memakai jubah. Apa orang itu Jinyoung?

"S-serius lo?"

Jaemin ngangguk. "Kalo enggak udah gue ajak dia kesini kali."

"Itu Jinyoung."

Mereka langsung mengalihkan pandangan ke arah orang yang dimaksud.

Jinyoung yang ditatap serempak gitu langsung mengerutkan alis. "Kenapa?"

Haechan beringsut maju. "Kenapa? Lo tanya kenapa?! Lo penjaganya, kan?!"

Jinyoung tersentak, sedetik kemudian raut wajahnya berubah datar. "Maksud lo nuduh gue apa?"

"Udahlah, lo mending ngaku!"

Jinyoung malah tersenyum sinis. "Gue aja hampir dibunuh sama penjaganya, gimana gue yang jadi penjaga?"

Mereka semua jadi bingung. Yang benar Jaemin, Haechan, atau Jinyoung?

"Hadeh, pusing pala gue," gumam Felix sambil memijat pelipisnya.

"Udah-udah, ada yang nemu clue?" Tanya Jeno sambil menatap temannya satu-persatu.

Jeno refleks menangkap gumpalan kertas yang dilempar Hyunjin. Tak ingin membuang waktu, dia langsung membacanya.

"Orang yang tidak banyak bicara." Jeno langsung menatap trio dingin, yaitu Jinyoung, Hyunjin, dan Guanlin.

"Apa? Lo nuduh gue?" Sinis Hyunjin.

Jeno buru-buru menggeleng. "Bisa aja orang yang dimaksud itu orang yang tiba-tiba jadi pendiem semenjak game ini dimulai."

Sontak mereka semua menatap Daehwi. Yang ditatap nunjuk diri sendiri dengan wajah kaget.

"Haha! Kalian terlalu bodoh atau gimana, sih?" Tiba-tiba Jinyoung tertawa sarkas.

"Jelas-jelas dua clue yang udah ditemuin nunjuk seseorang," lanjut Jinyoung.

"Siapa? Gue mohon jangan asal nuduh lagi," pinta Felix.

"Jaemin, emangnya siapa lagi?"

[1.5] 18.00 | 00line ✓Where stories live. Discover now