《10》

32.1K 8.6K 4.9K
                                    

Hyunjin refleks menegakkan badan ketika mendengar suara jatuh yang cukup keras tak jauh darinya.

"Jeong, lo denger, kan?"

Dengan pelan Jeongin mengangguk. "I-itu suara apa, ya?"

"Kita gak bakal kemana-mana, tempat ini cukup aman buat sembunyi."

"T-tapi, Seungmin kemana, ya? Kok gak balik-balik."

Hyunjin juga sama dengan Jeongin, dia khawatir. Seungmin yang bilang mau ke kamar mandi nggak balik lagi sejak lima belas menit yang lalu.

Drap

Drap

Drap

Mereka berdua membeku di tempat ketika terdengar suara langkah kaki mendekat.

Mereka yang posisinya ada bawah meja guru langsung merapat satu sama lain.

"Menurut lo mereka ada disini?"

"Siapa tau aja."

Hyunjin dan Jeongin saling bertatapan. "Kok suaranya mirip-"

"Kalo mereka sembunyi disini, mereka mau sembunyi dimana? Kalo ngumpet disini terlalu gampang buat ditemuin."

"Ya udah, kita cari ke tempat lain."

Ketika terdengar langkah kaki menjauh, Hyunjin menghela nafas lega.

"Jeong, suaranya mirip Haechan gak, sih?"

"Iya, sama Jaemin."

"Tapi tenang aja, mereka gak bakal kesini lagi," ucap Hyunjin menenangkan.

Jeongin menggeleng. "Gak, kita pasti mati, Hyunjin! Mereka bakal terus nyari kita! Sementara waktu buat sembunyi masih lima belas menit lagi."

"Jeongin, lo harus yakin. Gue, lo, dan yang lain pasti bisa selamat. Kita harus bisa bertahan sampai pagi."

Jeongin diam, lalu mengangguk ragu. "T-tapi, k-kenapa mereka ngelakuin semua ini? Mereka punya dendam apa sama kita."

"Apa berkaitan sama yang namanya Sunwoo itu kali, ya?"

Jeongin mengedikkan bahu tanda tak tahu. Tapi nggak sengaja dia lihat sesuatu di bawah kursi guru.

Dengan gerakan cepat dia mengambil kertas tersebut dan menunjukkannya pada Hyunjin.

"Ini pasti clue," gumam Jeongin sambil membuka gulungan kertas tersebut.

Dia pinter banget akting

Hyunjin langsung terkejut. "Anak theater."

"Emangnya yang anak theater siapa?" Tanya Jeongin.

"Daehwi."

Jeongin mendelik. "Gak mungkin, ah. Kalo dia pelakunya, kenapa dia marah pas Haechan pengen banget bunuh Jinyoung?"

"Anak theater pasti bisa akting lah, Jeong. Apalagi dia ketua klub theater."

Jeongin menghela nafas gusar. "Terus sekarang kita harus gimana?"

"Kita harus nunggu."

"Ngapain nunggu, gue bisa bunuh kalian sekarang."

Tiba-tiba seseorang berjubah dan memakai masker hitam menendang meja guru dengan keras hingga bergeser dari posisinya.

Hyunjin dan Jeongin tersentak kaget, apalagi melihat orang itu membawa pisau.

[1.5] 18.00 | 00line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang