23-Sorry

2.4K 119 0
                                    

.
.
.
Tangan Shivi terulur membelai lembut rambut gadis di depannya yang ia sudah anggap adik sendiri.

CEKREKK

Suara pintu terbuka berhasil menghentikan semua aktivitas gadis itu. Kepalanya menoleh untuk melihat siapa yang datang.

"Juan" ucapnya terkejut setengah mati.

Ya Juan yang datang. Mata Shivi terbelalak melihat kedatangan laki-laki itu. Entah Shivi harus berekspresi bagaimana sekarang, ia memilih memasang tampang terkejutnya saja.

Shivi berdiri. Juan mendekat. Langkah panjang dan pelan Juan membuat Shivi tak dapat mengontrol detak jantungnya. Ketakutannya muncul.

Kini Juan berdiri tegak tepat didepan Shivi. Menatap gadis itu seolah mengintimidasi.

Disisi lain, Juan masih terdiam. Menusuk Shivi dengan tatapannya. Langkahnya berhenti kala ia sampai tepat didepan gadis itu.

Emosinya muncul dan perlahan menguap ketika melihat gadis itu dari dekat. Semua rasa emosi bercampur menjadi satu, bukan hanya amarah.

"Jelasin semuanya" kata Juan tanpa basa-basi.

Gadis itu nampak terkejut dan setelahnya menampilkan wajah yang berbanding terbalik dari sebelumnya.

"Kenapa baru minta penjelasan sekarang?" tanya Shivi dengan wajah tanpa takut apapun,

"Je--" kata Juan terpotong,

"Kenapa waktu itu malah dengerin penjelasan orang lain dan nggak mau dengerin penjelasan gue? Lo takut gue bohong dengan penjelasan gue waktu itu? Apa gue pernah bohong sama lo? Pernah?. Yang ada gue selalu bohong sama diri gue sendiri, bohong kalau gue baik-baik aja, padahal hati gue ancur gara-gara lo" kata Shivi panjang lebar.

Juan terdiam. Mendengarkan semua ucapan Shivi dan menyerapinya. Laki-laki itu membeku. Seolah merasa bodoh dengan ucapan Shivi yang menusuk.

"Kenapa diem? Baru mikir sekarang? Mau gue jelasin sekarang?" Shivi kembali menusuk Juan.

Ditariknya tangan Juan yang sedari tadi terdiam. Mereka kini duduk di sofa.

Shivi nampak diam. Bersiap untuk menceritakan semua. Sejujurnya.

"Ceritain" kata Juan.

Flashback on

Menyelesaikan masalah dengan Juan adalah sesuatu yang membahagiakan untuknya. Ini kali kedua masalah untuk mereka. Tapi tak masalah, kini semuanya selesai.

Setelah menghabiskan waktu berdua, mereka memilih pulang sendiri-sendiri. Juan dengan motornya dan Shivi berjalan dan menikmati udara sore.

"Kak Shivi...!!" teriakan dari belakangnya sangat terdengar familiar,

"Ziee.." kata Shivi dengan tangannya yang terbentang menyambut Ziee yang tiba-tiba memeluknya,

"Gimana masalah sama Juan gege dah selese?" tanya Ziee sambil melepas pelukan mereka dan berjalan bersama Shivi,

"Udah, tadi baru aja nyeleseinnya, terus jalan bareng",

"Waahh asikk nihh. Traktirannya dongg",

"Heh? Kan cuma baikkan, ngapain traktiran",

"Ya gapapa lah, kan ini suatu kebahagiaan yang harus dirayakan",

"Terserah" Shivi tersenyum hangat dan menjapit hidung mancung Ziee.

Langkah demi langkah.

Protective Devil || Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang