17:23 pm

4.8K 768 124
                                    

"we have to get out of here," ujar ashton sambil mengarahkan layar hp-nya yang terang ke tombol-tombol yang tersedia di lift. "these emergency buttons are not working. it's been, like, 20 minutes and the staffs haven't came to help yet."

andy duduk di pojok lift, dengan layar hpnya yang menyala juga untuk penerangan, memandang ashton dengan tatapan bingung.

"i think we just need to wait," kata andy kalem. "this lift has oxygen supplies for emergency, don't worry. it will automatically work when something like this occurs."

ashton menatap langit-langit lift yang ditempeli benda-benda berbentuk tabung seperti tabung oksigen kecil. ashton mendesah lega karena setidaknya dia tidak akan mati kehabisan nafas disini.

"do you have your friends number? please, call them. call anyone. ask for help," ujar ashton sambil terus menekan tombol emergency.

"no, i'm sorry. they are in my old phone," kata andy sambil meluruskan kakinya karena pegal. "just sit down please, would you? don't panic."

ashton akhirnya mengalah dengan menempatkan dirinya disamping andy, menjaga jarak diantara mereka berdua. lalu kecemasan ashton bertambah saat hp-nya yang tadi tersisa 1% baterai, mati. sekarang ashton mengerti kenapa michael tidak pernah berhenti menyuruhnya untuk meng-charge hp-nya sebelum berpergian.

"hey, why don't you call 911?" ashton melirik andy dengan cemas. "i think they are our only chance."

andy mengangguk lalu memanggil nomor darurat 911. meskipun suasana gelap, ashton masih bisa menatap gadis itu dengan tatapan berharap.

"god, i'm sorry. the line's busy," andy menggerutu. "just wait, okay? they could be fixing this damn lift right now."

ashton tidak menjawab, hanya memeluk tasnya sambil mengerang frustasi. andy kembali menerangi ruangan dengan layar hp-nya, membuat ashton bisa melihat wajah gadis itu keseluruhan.

"i really want to get a picture with you again but it's too dark," ujar andy. ashton bisa merasakan mata biru andy sedang menatapnya sekarang.

ashton tertawa, menganggap ucapan andy adalah lelucon. "who am i? an artist?"

"kind of," andy tersenyum. "probably this is my only chance to meet you, you know."

"you act like i'm a celebrity. chill, i'm only a boy who plays basketball."

"and happen to play at chicago's public school tournament. and your name is on the newspaper, said that you probably will go international someday. and you have your name as 'ashton irwin, the basketball athlete from blah blah'. you have tons of followers and fans on twitter and-"

"andy," ashton tertawa lalu menggeleng-geleng. "i get it. but still, i'm no justin timberlake or john mayer or alex from all time low."

"but still. i can't even believe i'm talking to you now."

ashton nyengir tipis atas lelucon andy. oh, mungkin bagi andy bukan lelucon, mungkin, karena wajahnya terlihat serius. ashton hanya menghela nafas sambil bersandar di tembok lift dan memutuskan untuk tidak melanjutkan perbincangan. sejujurnya dia ingin sekali menangis karena belum pernah sama sekali terbayangkan dia akan terjebak di lift seperti ini sebelumnya, tapi dia memiliki seorang gadis yang duduk disampingnya.

seorang ashton irwin tidak menangis di depan para gadis.

"hey, ashton," panggil andy ketika mereka telah terdiam selama beberapa saat.

"hm?"

"can i sit closer to you? i'm kinda afraid of the dark."


***

ada yang bisa menebak sesuatu? apa saja bisa jadi mungkin #lah #apasi

fan | a. irwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang