12 / anjing

10.8K 2.9K 636
                                    


jeno duduk di jok depan mobil milik jaemin, sang empunya duduk di kursi kemudi, sedangkan sanha di belakang. sebelumnya, jeno nggak pernah menyangka menggunakan charmspeak pada sobatnya sendiri ternyata seru. semua jadi lebih gampang, semuanya jadi berjalan sesuai yang jeno mau.

kenapa nggak dari dulu aja jeno begini?

kalau begini kan, jeno gak perlu repot. semua serba instan dan semua orang nurut sama jeno.

tapi, belum sampai 10 menit jaemin nyetir, sanha udah heboh.

"aduh aduh seret belum minum abis makan lontong sayur. berhenti dulu dong di minimarket!" rengek pemuda itu.

jeno udah gondok setengah mati denger sanha mulai rewel kayak bocah. tapi diinget-inget lagi, jeno juga belum minum!

"iya jaem. gue juga seret." ucap jeno.

"NGEREPOTIN ANJIR LO BEDUA." jaemin teriak, kesel.

yah tapi ujung-ujungnya, jaemin tetep nurutin keinginan dua sobatnya ini.

"udah sana cepet, gue tunggu di mobil."

"OKAY BOS! AYO NO!"

sanha dan jeno keluar dari mobil, mereka berdua pun memasuki mini market. jeno tanpa milih-milih langsung ngambil air mineral, sementara sanha seliweran dulu kemana-mana, mau beli chiki katanya.

"aduh! aduh!" pekikkan sanha dari bagian makanan terdengar sampai telinga jeno.

padahal, jeno udah di kasir mau bayar. refleks, pemuda itu nyamperin sanha yang tengah memegang kedua telinganya.

"aduh gimana ini gue pengen teriak no!!!!"

lagi-lagi, sanha memekik. jeno kaget tentu saja, akan tetapi jeno lebih kaget lagi saat melihat sosok yang ada di hadapan sanha.

lami.

gadis itu ada disini!

pikiran jeno terhenti sesaat, ia terus menatap lami yang juga kaget. sanha sendiri masih menutup kedua telinganya seraya merintih kesakitan.

jeno menatap dua orang itu bergantian. kalau sanha kumat, berarti ada sesuatu yang akan terjadi kan? sesuatu itu berhubungan sama lami?

"ANJ*NG NO BANTUIN GUA!" seru sanha.

ah jeno lupa! cowok itu dengan sigap menarik sanha untuk mendekat, lalu memberikan selembar uang kepada lami.

"tolong bayarin makanan ni bocah, aku tunggu di luar."

lami cuma ngangguk patuh, gak banyak bicara. dia juga terlihat bingung dengan keadaan saat ini, mungkin kaget tiba-tiba ada cowok yang teriak di depannya.

"san, san!" jeno menepuk-nepuk pipi sanha saat mereka sudah di luar.

sanha mengedip-ngedipkan matanya, tangan yang tadinya ia pakai untuk menutup telinga kini telah turun.

"g-gue udah mendingan." jawabnya. "makasih."

"lo kenapa tadi? ngerasain apa?" tanya jeno.

"gue denger suara kereta perang, ada kudanya empat. pekikkan kudanya kenceng banget, gue nggak kuat." sanha menjelaskan.

jeno di sampingnya menaikkan satu alis seraya memandang sanha.

"kereta perang?" tanya jeno curiga, ia teringat seseorang.

sanha mengangguk. ia lalu menunjuk ke arah belakang jeno.

"eh itu dia cewe yang tadi!"

jeno otomatis membalikkan badannya.

"itu lami, san." ia memberi tahu.

mata sanha terlihat berbinar. "WAH! BAGUS DONG! KITA GAK PERLU KE RUMAH RENJUN—"

"perlu." sela jeno. "ada satu hal lagi yang hilang."

sanha melongo, dia baru aja mau nanya lagi ke jeno. tapi jeno lebih dahulu menyapa lami.

"lami ayo ikut kita!"

tiga orang itu berjalan beriringan menuju mobil jaemin. di mobil, jaemin udah siap ngoceh dan interogasiin sanha serta jeno.

"GILE LU BAWA ANAK SIAPA?!"

"ini lami goblok, cepet jalan!" suruh jeno.

jaemin kicep, dia masih mandangin lami. dalam hatinya, dia berucap. "buset cakep amat sepupunya jeno."

"jaem, bisa cepetan nggak? gue pengen teriak lagi."

satu kalimat dari sanha langsung bikin yang lain jantungan.

"BUSET! TAHAN SAN JANGAN MALU MALUIN!"

:::


"HAH APA?! LO ANAK APHRODITE?!" suara renjun menjadi lebih tinggi saat ini, mata cowok itu bahkan membulat. "lo gak bercanda kan?"

jeno menggeleng.

"emang lo tau aphrodite siapa, jun?" jaemin bertanya.

"enggak sih, hehehehehe." renjun nyengir. "emang siapa?"

"gusti, untung temen gue." sanha mengelus dadanya.

"itu dewi cinta dan kecantikkan yunani kuno, jun. temen lo ini setengah dewa!"

renjun manggut-manggut. "ok ok paham. terus lo kesini mau ngapain?"

"minta bantuan lo." jawab jeno. "bisa tolong putar waktu?"

belum juga jeno menjawab, suara cempreng khas cewek-cewek tukang gosip memekakkan telinga mereka.

"KALO RENJUN NGGAK MAU, GUE BISA KOK, NO!"

itu hina.

baru saja datang bersama heejin dan saeron.

"udah ah diem lu, jeno nanya ke gue juga!" sungut renjun.

sementara sanha, "SIAPA YANG NYURUH DIA KESINI SIH?! MAU GUA MAKAN ORANGNYA!"

"gue san, kenapa?! mau gue isep darah lo?!" jaemin melotot.

sanha jadi ciut. "gapapa, jaem. becanda doang hehehehehe.'

yang lain terkekeh.

"eh, tadi gue liat ada anjing depan rumah lo. lo beli anjing apa gimana jun?" tanya heejin.

renjun menggeleng. "nggak kok. anjing tetangga kali."

lami tiba-tiba berdiri, ia melirik jeno. jeno sudah paham maksudnya.

"itu anjing neraka! tutup pintu sekarang!" suruhnya.

"hah? anjing neraka apaan? lucu gitu kok dibilang neraka." balas saeron terheran-heran.

"kalian manusia biasa, nggak bisa lihat. cuma gue dan lami yang bisa liat."

persis saat jeno mengatakan kalimat itu, sosok anjing berkepala tiga lewat di pandangannya.

:::



monmaap kalo banyak typo yaaa hehe

perchè : [6] charmspeakWhere stories live. Discover now