4

2.9K 453 13
                                    

T a l a k

Hari ini adalah hari dimana johnny-yana mengikat janji suci mereka. Beberapa hari yang lalu, sekitar 3 hari sebelum acara di mulai mereka membeli perhiasan.

Adam-hawa itu sama sama memberi kesan dan nuansa yang dingin. Jangan bertanya mereka secanggung apa.

Hanya menunjuk dan mengatakan 'iya, tidak' lalu masing masing adam dan hawa itu kembali ke zona nyaman mereka.

Yana di gandeng dengan yuta-abang kandung yana untuk menuju pendeta dan menyerahkan yana pada johnny.

Kenapa tidak ayahnya yang mendampingi nya? Entahlah lelaki paruh baya itu lebih memprioritaskan uang yang mudah usang dibanding sang anak.

Johnny mulai mengucapkan janjinya dan disusul oleh yana.

"Aku, Johnny, membawa Anda, Yana, untuk menjadi istri saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormati Anda sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita,"

Degup jantung keduanya berpacu sangat cepat.

Sedikit tercekat dengan janji suci itu, yana akhirnya berusaha sebisa mungkin untuk tidak melarikan diri dari altar.

"Saya, Yana, membawa Anda, Johnny, menjadi suami saya. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormati Anda sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita,"

Arah pandangan mereka bertemu, seakan akan mengatak 'baiklah'.

Semua insan yang menyaksikan janji suci mereka bertepuk tangan, raut wajah kedua orangtua mereka sangat bahagia, simpulnya melengkung.

Ada rasa terikat di hati keduanya yang tidak bisa terlepas. Pasangan kedua belah pihak, mereka belum memutuskan hubungan.

Bukan euforia, tetapi belum terbiasa.

_"_

Kalian tahu jika sudah menikah itu sudah berpisah halaman dengan orang tua, dan benar saja yana sudah memiliki rumah baru dengan johnny.

"gue enggak bisa apa apa" yana membuka mulut agar tidak terlihat dingin.

"gue juga enggak bisa manjain lo jadi istri. Gue juga terpaksa nikah sama lo, kalau bukan karena bokap lo nyuruh perjodohan sama gue-

Bokap lo gila duit ya, gimana anaknya"

Rasanya semua pasokan udara tercekat di tenggorokan yana. Kesal, geram menjadi satu, dia tidak mau terlihat lemah di depan si iblis ini.

We'll see how leter.

Setelah perdebatan antara kubu di ruang tamu itu, mereka langsung masuk ke dalam kamar masing masing.

Dan jangan berharap mereka akan satu ranjang.

Tetapi nyatanya yana sudah di banjiri air mata. Dia tidak sekuat ekspetasi nya, yang namanya lemah tidak bisa dibohongin oleh diri sendiri.

Yana mengambil benda pipih di saku celananya dan menekan kontak sahabatnya itu.

-📞

"halo"

"eh lo kenapa suaranya serak?"

"kangen jaehyun gue"

"..."

"hal-

"lo enggak habis berantem kan sama suami baru?"

"enggak lah ngaco, gue kecapean aja"

Sialnya yana memencet tombol mengakhiri panggilan, semakin kentara. Jika ketahuan habis dia di ceramahin sahabatnya itu.

Mendengar ketukan pintu, segera yana bangkit dari springbed nya itu.

"siapa?" tanya yana sambil berjalan mendekati ambang pintu.

"gue johnny" yana hanya merolingkan matanya.

Mau baku hantam ini orang.

Baru yana mau menjawab tetapi johnny sudah membuka mulut duluan.

"gue keluar, gausah nungguin gue pulang"

Johnny langsung meninggalkan kamar hawa itu.

Ternyata benar orang gengsi tidak pernah sendiri, pasti ada yang lebih gengsi.

TALAK Where stories live. Discover now