Whiskey - Pt.5 END

2.1K 185 55
                                    

Don't forget vote + comment !!!





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terpaan sinar mentari yang masuk melalui celah jendela terlihat terang benderang membuat ketenanganya terusik saat cahaya tersebut menerobos masuk kedalam ruangan tersebut.

Seulgi membuka kedua matanya perlahan menyesuaikan penglihatannya dengan terpaan sinar mentari dari luar.

Merasakan tubuhnya terkungkung oleh sebuah tangan kekar Seulgi menatap pemilik tangan tersebut yang masih terlelap damai dalam mimpinya.

Menggerakan tubuhnya ke samping dengan pelan-pelan agar lelaki tersebut tak terbangun dengan badan yang masih terasa nyeri dan sakit apalagi dibagian selangkangannya.

Seulgi menatap Jimin dengan tangan yang mulai bergerak bebas di permukaan wajah lelaki tersebut, mengamati tampang rupawan lelakinya itu dengan seulah senyum yang tak sadar terukir dalam sudut bibirnya.

Seulgi sadar atas apa yang dilakukannya semalam, bersama Jimin melewati malam panas yang begitu menggairahkan.

Setelah mendengar pernyataan Jimin akan perasaannya hati Seulgi meluluh akan kesungguhan lelaki tersebut padanya dan Seulgi pun tak menapik ketertarikan dan rasa sayangnya yang perlahan milai muncul mungkin sejak pertama mereka bertemu.

Mengelus pipi tirus nan tegas milik Jimin dengan lembut yang kemudian berpindah mengelus rahang lelaki tersebut, Seulgi masih menatap intens Jimin yang masih masih menutup mata dihadapannya.

" Sudah puas melihat wajah tampanku." Suara rendah nan serak khas orang bangun tidur terdengar nyaring dipendengaran Seulgi membuat pergerakan tangannya terhenti dan merasa kaget karna ketahuan memandangi wajah Jimin yang sebenarnya sudah bangun dari sepuluh menit yang lalu.

" Tidak." Ucap Seulgi malu dengan pipi merona menelusupkan wajahnya di dada bidang Jimin menyembunyikan wajahnya.

" Kau sudah ketahuan sayang, jangan mengelak." Jimin mengeratkan pelukannya pada pinggang Seulgi membuat kedua tubuh polos mereka kembali bersentuhan.

" Itu tidak benar."

" Kalau begitu kenapa pipimu merona, kau malu kan." Goda Jimin mengusap punggung polos wanitanya seraya mengusap surai rambut panjang Seulgi.

" Kau menyebalkan." Seulgi memukul pelan dada Jimin karna kesal akan godaan yang diberikan lelaki tersebut padanya.

" Aku juga menyayangimu." Jimin mengecup puncak kepala Seulgi penuh kasih.

" Apan sih." Ucap Seulgi geli karna Jimin mulai mengesekkan hidungnya di lehernya.

" Aku akan segera menemui orang tuamu." Jimin masih bermain di leher Seulgi yang sesekali ia cium pundak polos wanitanya itu.

ETHEREAL | PJM.KSGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang