Bittersweet

914 116 42
                                    

Don't forget Vote + Comment !!!



***

" Shit!" Umpat Seulgi seketika seraya melemparkan kasar benda pipih kecil yang berada di tangan kirinya.

" Kenapa bisa kecolongan seperti ini." Gumam Seulgi kembali dengan nada frustasi memijat pelan keningnya dengan mata tertutup.

" Apa yang harus kulakukan." Desah Seulgi pasrah membuang nafasnya kasar seraya keluar dari kamar mandi.

Pagi ini Seulgi merasakan pening kepala karna masalah hidupnya yang semakin bertambah, merasakan kejanggalan dalam tubuhnya selama beberapa terakhir ini.

Seulgi berinisiatif membeli alat tes kehamilan atau yang biasa disebut tespeck, sehabis ia pulang kerja. Dan tanpa disangka-sangka masalah baru datang, dengan ajaibnya ketika pagi ini Seulgi mencoba alat tersebut dua garis merah tertera jelas dilayar kecil benda pipih yang saat ini masih ia pegang.

Mengacak rambutnya kasar dengan desahan frustasi, Seulgi terlihat seperti kehilangan kewarasannya dalam sekejap dengan tiba-tiba terdiam tak bergeming sambil berfikir menerawang pada kejadian yang terjadi dua minggu yang lalu.

Dimana ia mabuk tak sadarkan diri di club malam langganannya bersama Wendy sahabat sehidup sematinya, yang sudah hampir setengah umurnya Seulgi kenal dengan Wendy.

Ditinggalkan sendiri oleh Wendy saat ia tengah asik menikmati minumannya dan berakhir tidur bersama lelaki asing di sebuah kamar hotel berbintang kalau Seulgi tak salah ingat. Dan disitulah masalah terbesarnya, betapa bodohnya ia melupakan bahkan tidak ingat siapa lelaki yang tidur bersamanya sekaligus ayah dari janin yang ada dirahimnya ini.

Seulgi benar-benar menggerutu dalam hatinya pada lelaki tersebut yang dengan teledornya tidak memakai pengaman saat berhubungan dengannya, walaupun itu bukan pengalaman pertamanya namun Seulgi dalam melakukan hubungan badan seperti itu selalu berhati-hati pada pasangannya agar ia tak kebobolan seperti sekarang ini. 

Masa bodo dengan keberadaan ayah janin ini yang Seulgi sendiri tidak ingat bagaimana rupa dan tampangnya, lebih baik ia memikirkan masalah lain yang sedang menantinya di depan.

Apalagi kalau bukan masalah pekerjaan yang saat ini bias dibilang menumpuk, mengingat dirinya selalu pulang larut malam akibat lembur dikantor.

Melangkah keluar menuju kamarnya Seulgi melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi.

" Bisa telat aku kalau terus berdiam diri seperti ini, lebih baik aku bersiap daripada memikirkan masalah ini." Ucap Seulgi berargumentasi pada dirinya sendiri.

Menata tempat tidurnya dengan cepat Seulgi langsung bergegas berganti pakaian tak lupa memoles wajahnya dengan make up tipis namun tidak mengurangi kecantikkan wajahnya.

Mengambil slim bag berukuran sedang berwarna cream, Seulgi keluar dari kamar menuju lantai bawah untuk bersiap pergi bekerja.

" Morning Seul." Sapa Wendy dari meja makan dengan tangan yang sibuk mengoles selai pada roti rawar ditangannya.

" Morning Wen." Jawab Seulgi tak bersemangat duduk bergabung bersama Wendy di meja makan.

" Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Wendy penasaran dengan tampang lesu di wajah sahabat catiknya itu.

" Sepertinya aku harus berhenti minum alkohol." Gumam Seulgi tidak jelas sambil memasukan potongan roti tawar tanpa selai kedalam mulutnya.

" Bagus kalau begitu, kau itu mudah mabuk dan suka membuat masalah ketika minum."

ETHEREAL | PJM.KSGWhere stories live. Discover now