16. Taktik

10.2K 2.2K 147
                                    

Tangan Yoga menggenggam tanganku.

"Yoga," panggilku.

Tapi karena suasana masih ramai, dia nggak dengar.

"Hei," kataku lagi menggoyangkan lengannya.

"Apa, Rin?" Dia menunduk.

Aku deg-degan jadinya.

"Anu..." kataku terbata.

Yoga menggelengkan kepalanya lalu menarikku menjauh dari pusat keramaian.

"Mau ngomong apa?" tanyanya.

"Yang waktu itu gue mau jawab," jawabku.

Yoga menatapku, "Jadi, jawabannya apa?"

Aku menunduk lalu mengangguk.

"Udah gue duga," jawab Yoga tersenyum lebar.

"Jadi kita pacaran?"

"Iya..." kataku menciut.

Cowok itu mengacak rambutku.

"Emang lo nggak takut kalau pacaran sama gue, Yog?"

Yoga menggeleng, "Nggak. Kenapa harus takut?"

"Mas..."

"Perkara kelima mas lo?"

Aku mengangguk.

"Gue tahu mereka begitu karena mereka sayang banget sama lo, Rin." kata Yoga, "Karena gue juga bakalan begitu ke Mbak Sharon."

"Jadi?" tanyaku.

"Lo tenang aja. Daripada bawain mereka terang bulan mulu, gue udah siapin beragam cara buat ngehadapin mereka."








•••









Yoga cerita kalau kelima masku itu harus dihadapi pakai lima cara yang berbeda.

"Kelima mas lo kalau gue lihat nggak semuanya galak," kata Yoga suatu hari.

Aku mengangguk, "Bener banget."

"Yang paling gampang itu Mas Wirya," kataku.

Suatu hari Yoga memberanikan diri untuk main ke rumah. Di rumah kebetulan cuma ada Mas Wirya. Keempat masku yang lain masih di luar. Oiya yang tanya tentang Ayah, beliau sudah balik bekerja ke luar kota. Rencananya, akan balik setelah dua bulan kemudian.

"Selamat pagi, Mas," kata Yoga ramah. Baru kali ini aku melihat Yoga seramah itu. Apalagi dengan senyum yang terus-terusan mengembang dari bibirnya.

"Loh? Kamu. Cari Arin?" kata Mas Wirya.

Aku yang lagi berdiri di depan tangga masih diam. Menunggu dipanggil.

"Arin! Ada temanmu."

Baru deh aku nongol.

"Mas..." kalimat Yoga terputus.

Aku Panggil Mereka : Mas! Where stories live. Discover now