Keputusan Konyol

4.8K 471 46
                                    

Konser Love Yourself di Eropa sudah berakhir. Kini BTS sudah kembali ke Korea dan memanfaatkan jadwal kosong untuk berisitirahat setelah berhari-hari meninggalkan negara kelahiran mereka, sekaligus mempersiapkan diri untuk melaksanakan konser selanjutnya.

Beberapa member memanfaatkan dan menikmati waktu sendiri dengan baik. Namun Jimin menjadi member yang paling tidak pernah terlihat berkeliaran di seluruh penjuru dorm. Jimin hanya akan terlihat di dapur sesekali, itu juga jika kau beruntung.

Insiden di Amsterdam membuat Jimin berubah seratus delapan puluh derajat. Ia tidak lagi nampak ceria baik di depan maupun di belakang kamera. Ia menjauh total dari semua member. Bahkan langsung meminta kamar sendiri di dormnya dan lebih banyak mengurung diri di kamar selama jadwal kosong.

Jimin mulai tidak disiplin, entah untuk maksud apa. Ia sengaja datang terlambat ketika latihan, bahkan pernah menghilang seharian penuh tanpa kabar sampai membuat rambut semua orang rontok saking cemasnya. Namun pemuda itu kembali ke dorm seperti tidak terjadi masalah. Tidak ada kata maaf sekalipun. Seokjin dan Namjoon pernah menegurnya dua kali, tetapi tidak mempan. Yoongi juga sudah mengeluarkan jurus sarkas paling ampuh, tetapi Jimin tetap teguh dalam sikap dinginnya.

Saat semua orang sibuk dengan aktivitas masing-masing di siang hari, maka makan malam menjadi saat paling tepat untuk bicara. Dari hati ke hati seperti dulu.

Nyatanya makan malam bersama yang dulu sangat menyenangkan, sekarang menjadi yang paling dihindari semua orang, terutama jika Jimin juga ikut, karena beberapa kali pemuda itu memilih membawa makanannya ke kamar.

Seokjin akan mulai mengomel dan berceramah tentang betapa kacaunya Jimin sekarang. Namjoon juga mendukung dengan menambahkan beberapa kalimat bijak, sementara Yoongi dan Hoseok yang termasuk dalam Hyung line menimpali sesekali jika dirasa perlu. Hanya Jungkook dan Taehyung yang selalu diam dan tidak merespon, karena mereka tahu Jimin memiliki terlalu banyak beban yang tidak bisa ia bagikan pada member lain.

Taehyung selalu ingin menjadi tempat Jimin bersandar. Sayangnya hubungan Jimin dan Taehyung tidak sedekat dulu, apalagi dengan bungsu Bangtan. Taehyung dan Jungkook selalu takut mengacaukan mood Jimin, meski moodnya tidak pernah baik. Taehyung beberapa kali mencari celah, saat Jimin sedang di dapur malam hari, atau sesaat sebelum Jimin masuk ke kamar setelah makan malam misalnya. Tetapi Jimin memasang wajah datar dan membalas semua pertanyaan Taehyung dengan jawaban abstrak dan singkat. Seperti pagi ini misalnya.

"Mau kemana?" Tanya Taehyung saat melihat Jimin sedang bersiap-siap di kamarnya.

"Mencari udara segar."

"Jim, kurasa kita perlu bicara."

Jimin mengenakan jaket denim miliknya, kemudian menyambar ponsel dan keluar tanpa memedulikan Taehyung.

"Park Jimin!" Panggil Taehyung kesal. Buru-buru ia menyejajarkan langkah kakinya dengan kaki mungil Jimin.

Taehyung berhasil mendahului Jimin dan mencegatnya di depan pintu keluar.

"Minggir!" ucap Jimin dingin.

"Kubilang kita harus bicara."

"Kuberi waktu dua menit." Jimin melihat jam tangannya. "Dari sekarang."

Awalnya Taehyung termangu karena kaget dengan sikap Jimin. Tetapi sesat kemudian ia sadar tidak memiliki banyak waktu.

"Aku— aku merasa kau berubah. Sikapmu— sejak di Amsterdam." Taehyung berhenti sebentar, berusaha menyelaraskan otak dan bibirnya. "Kalau kau terbebani karena insiden itu maka kau harus bicarakan denganku. Kau selalu bertanya ketika aku punya masalah. Tetapi saat kau memiliki masalah, kenapa selalu memendamnya sendirian?"

Last Show For Jimin [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now