Kembali Bersama

3.6K 386 28
                                    

Melakukan konser berhari-hari bukan hal yang baru bagi Taehyung, tetapi melakukan konser tanpa Jimin cukup lama belum pernah ia alami sebelumnya. Jujur saja, sejak hari pertama mereka menginjakkan kaki di Jepang, fokus Taehyung banyak terbagi dan membuatnya pusing sendiri.

Ia selalu tidur lebih larut dari member lain, bahkan tidak bisa tidur sama sekali sebelum kepulangan mereka ke Seoul. Entah bagaimana, otaknya seakan terus bekerja memikirkan segala hal, tentang Jimin kebanyakan. Dan semakin banyak hal yang ia pikirkan pada dua malam terakhir di Jepang.

Hasilnya, ketika mobil yang membawa mereka ke bandara melaju, Taehyung hanya bisa diam dan memejamkan mata. Kepalanya berdenyut hebat, dan suhu tubuhnya lumayan tinggi. Seokjin sudah memberikan obat pereda demam, tetapi masih belum turun juga. Ia harus tahan dengan sensasi berdenyut yang sesekali ia rasakan ketika melakukan gerakan tiba-tiba. Hoseok yang duduk di sebelah Taehyung selama di pesawatpun tidak henti mengecek kondisi adiknya itu.

Untungnya, kondisi bandara yang tidak terlalu ramai sangat membantu member dan staff untuk bergegas menuju van.

"Hyung, apa kita jadi ke Busan besok?" Tanya Taehyung dengan suara lirih.

Ia sudah menanyakan itu sejak tadi pagi, ketika mereka sarapan di hotel. Sejin juga sudah menjawab dengan tegas bahwa ia tidak mau mengambil resiko. Demam Taehyung cukup tinggi, dan mereka tidak mungkin langsung pergi ke Busan besok.

Tetapi Taehyung tidak mau jawaban yang itu. Jadi ia bertanya pada Seokjin yang duduk di sampingnya saat di van. Berharap ada sedikit saja kebaikan dalam diri kakaknya itu, karena Taehyung benar-benar merindukan Jimin dan ingin menemuinya.

"Demammu masih tinggi, Tae. Kita tunda dulu sampai kau sembuh." Seokjin membalas tegas, membuat Taehyung menutup mulutnya sepanjang perjalanan ke dorm.

"Istirahatlah setelah sampai di atas," ujar Hoseok sambil membantu Taehyung turun dari van.

Taehyung tidak menjawab. Hoseok tahu Taehyung tidak suka dengan ide menunda kepergian ke Busan hanya karena ia demam.

Begitu sampai di dorm, Taehyung masuk duluan dengan langkah gontai dan mata yang tertutup setengah, bermaksud langsung ke kamarnya. Tetapi ia dikejutkan oleh suara terompet kecil dan confetti yang diledakkan.

"Jim..." Mata Taehyung langsung terbuka lebar menyadari siapa yang membuat keributan ketika kepalanya sedang nyut-nyutan. "Jimin?"

Semua member yang baru masuk ke dorm tersenyum lebar ketika mendapati Jimin berdiri di ruang tengah dorm mereka dengan sebuah cake kecil di tanganya.

Senyum Jimin luntur ketika menyadari lilin yang menyala di atas kuenya mulai mencair. "Aduh, sedang apa kalian? Cepat tiup dulu sebelum kuenya terkena lelehan lilin!" Jimin panik. Semua member kecuali Taehyung langsung menghambur, buru-buru meniup lilin.

"Selamat datang kembali, teman-teman!" Mata Jimin menangkap Taehyung masih berdiri di tempatnya. "Tae! Sedang apa di sana? Tidak rindu padaku?" Tanya Jimin seraya menyerahkan kue ke teman-temannya dan menghampiri Taehyung.

"Ini benar kau?"

"Lalu siapa lagi?"

Taehyung langsung memeluk Jimin erat. "Aku sedih sepanjang hari karena Sejin Hyung menunda pergi ke Busan. Kepalaku jadi tambah sakit jika memikirkannya. Tapi syukurlah kau ada di sini, Jiminie... Syukurlah... Aku merindukanmu."

"Kau dem—loh, Tae! Aduduh!" Jimin mengaduh ketika Taehyung tiba-tiba saja pingsan.

*****

"Hanya kelelahan," kata Dokter Seo. "Omong-omong kenapa memanggilku alih-alih membawanya ke rumah sakit?"

Last Show For Jimin [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now