[5] Save the Star

42K 6.2K 1.5K
                                    

I'm only one call away

I'll be there to save the day

Superman got nothing on me

I'm only one call away

(One Call Away – Charlie Puth)

oOo


Bel istirahat baru berbunyi. Guru kelas XI IPA 3 keluar kelas dan murid-muridnya langsung heboh mengerumuni Kejora.

"Kantin yuk, Jora!"

"Iya nih, udah lama nggak makan-makan bareng artis paling hits kesayangan kita." Pujian basi dari cewek bertubuh gempal yang jelas minta ditraktir.

"Gue belum belajar buat kuis Biologi." Kejora membuka-buka buku diktat Biologi.

"Kita juga belum kok. Belajar sambil makan di kantin aja, yuk!" sahut yang lain.

"Gue pinjemi catatan deh!"

"Kita belajar bareng biar lebih cepet ngerti."

"Setuju, setuju!"

Tanpa menunggu jawaban, serombongan cewek itu menarik Kejora bangkit dari bangku dan menggiringnya keluar kelas. Cewek-cewek itu sibuk dengan pilihan menu, pembagian job desk siapa yang bertugas memesan atau mencari bangku, sedangkan Kejora cuma menimpalinya dengan senyum. Memandangi buku Biologi di tangannya dengan sendu. Remidi menari-nari di depan mata. Ngejeknya nggak kira-kira.

"Boleh pinjam Kejora sebentar?"

Langkah segerombolan cewek itu terhenti dan mulut mereka bungkam seketika. Rigel berdiri tidak jauh dari pintu kelas. Lengan jaketnya digulung sebatas siku. Kedua tangannya berkacak pinggang dengan jemari tersimpan di saku. Matanya menguliti satu persatu cewek di hadapannya. Bibir cewek-cewek itu cuma bisa bergerak tanpa suara. Alasan pertama, terpesona. Kedua, Rigel galaknya luar bi-na-sa. Iya, bi-na-sa.

Tidak ada yang salah dari pertanyaan Rigel. Pilihan katanya cukup sopan. Tapi, cara dia bertanya seperti memberi pilihan hidup atau mati. Kalau bukan karena galak, cewek-cewek itu pasti sudah menjadikannya gebetan.

"Bisa minggir?" Rigel berdecak, memutuskan keterpanaan cewek-cewek itu pada dirinya. Tangannya ganti menyilang di dada defensif. Sorot matanya mengajak berperang. "Gue mau wawancara sama lo," kata Rigel begitu bisa berdiri tepat di hadapan Kejora.

Kejora masih ternganga. Ternyata cowok ini memang mengerikan. Singa berwajah tampan, eh, macan. Sama-sama seramnya.

"Hei, gue ngomong sama lo!" tegur Rigel tak sabar.

"Astaga ... astaga ... yang seleb siapa yang tengil siapa." Celetuk cewek bertubuh gempal yang tahan pada pesona semua cowok, kecuali pesona abang-abang tukang mie ayam.

"Tapi gue mau ke kantin—"

"Gue udah bikin janji dari hari Jumat, nungguin lo berjam-jam hari Sabtu, dan masih nyamperin lo hari Minggu." Rigel sengaja menyebut kedatangannya di hari Minggu meski dia memang tidak datang untuk wawancara. Begitu Kejora ditarik Mamanya, Rigel ikut kabur juga. Takut Caleya mencarinya. "Lambat! Keburu bel!" Rigel langsung menarik Kejora keluar dari kerumunan.

Berpasang-pasang mata yang menatap tak percaya. Seorang selebriti tak berdaya di bawah tekanan reporter majalah sekolah. Gila, naas benar nasib Kejora.

oOo

Kejora diseret-seret Rigel tak tentu arah. Mereka berdua sudah berjalan menjauh dari kelas, menyusuri deretan laboratorium, perpustakaan, dan Rigel belum berhenti juga. Dia mau mewawancarai apa menculik anak orang?

Starstruck Syndrome (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now