NOSTALGIA

8 3 3
                                    

Pertemuan singkat menjadikan kita pembuat kenangan yang panjang di masa yang datang.
____________________

CUACA mendung seperti sedang bersedih adalah penyambutan hari untuk perempuan yang sedang resah, memandangi handphonenya menunggu notifikasi seseorang yang mungkin bisa memecahkan keresahannya.

Ia tersenyum hangat kepada langit yang masih saja mengeluarkan gemuruh amarahnya, langit itu sepertinya sama dengan dirinya, ingin mengeluarkan air yang mungkin saja akan menjadi bencana atau menjadi manfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Tes tes tes

Rintikan hujan jatuh bersamaan dengan air mata nya. Lihat bagaimana hujan dan dia mempunyai banyak kesamaan, pikirnya.

Ia mengingat kembali, Tiga tahun yang lalu, dimana ia memulai berbagai cerita, berbagai ekspresi, berbagai suasana. Tersenyum kembali ditengah isakan kecilnya. Ia membenci dirinya, menyalahkan dirinya yang membuat harapan, harapan yang bisa menghancurkan dirinya,begitupun jiwanya.

Nostalgia, hanya itu yang bisa ia bayangkan sekarang, ditengah pelik nya suasana, ditengah hancurnya perasaan, ia mencari obat penenang, yaitu dengan bernostalgia.

☻☻☻

26 Juli 2016, Yogyakarta

Pagi itu adalah hari ke lima nya bersekolah di salah satu SMA terfavorit yang ada di kotanya, Yogyakarta. Empat hari sebelumnya, seperti biasa mengadakan berbagai kegiatan, seperti pengenalan lingkungan sekolah serta pengenalan diri.

Dengan tergesa-gesa menurungi tangga rumahnya yang minimalis tapi terkesan elegant. Ia memandangi jam yang ada dilengannya, dengan muka yang sudah terlewat khawatir.

"Bun, Zii langsung berangkat saja," ucapnya dengan terburu-buru sambil mengikat tali sepatunya asal.

Ziella Nafsasista, nama seorang wanita yang akan menjadi peran utama dalam cerita ini, ia biasa dipanggil Zii, ia ceria dan begitu bersemangat, ia mudah bergaul dan sangat suka semua yang mencakup tentang kesenian, ia bercita-cita menjadi Designer, seperti ibunya.

Sesudah berpamitan kepada ibu dan ayahnya, ia langsung berangkat kesekolahnya, SMA KASUARI HIGH SCHOOL, biasa disingkat dengan KAINSH. Zii menyapa temannya dulu, langit. Ia tersenyum cerah kepada langit, yang setidaknya menyadarkan bahwa hari ini langit masih bersamanya besedia menemani dirinya membuat berbagai cerita.

☻☻☻

tringgg tringgg tringgg

Bunyi yang sangat didambakan oleh siswa-siswi yang tengah merasa butuh asupan energi, saatnya jam istirahat.

"Zii buruan dong nanti kantinnya ramai," tuturnya perempuan itu dengan kesal sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan, Tigris Defortuna, nama perempuan itu ia salah satu sahabat Zii, Tigris berkulit kuning langsat bewajah tirus dan cantik, ia memiliki rambut cokelat yang bergelombang tak lupa dengan badannya yang biasa di sebut dengan Bodygoals.

Zii yang mendengar ocehan sahabat ini bedecak kecil "ck iya tunggu," balasnya yang masih saja fokus menari-narikan jari lentiknya diatas kertas A3, dengan tidak sabaran Tigris mulai jengah, memutar bola matanya malas, "Tinggalin aja dulu, toh nanti bisa dilanjutin," oceh Tigris lagi.

Berbeda dengan sahabat yang satunya, yang mempunyai kepribadian yang bertolak-belakang dengan kedua wanita tadi,
Kina Indarasia yang biasa dipanggil Kina, selain Zii dan Tigris, Kina ini salah satu dari Primadona angkatannya, Kina memiliki wajah yang manis tak lupa dengan matanya yang indah, ia berkulit putih susu bak keturunun Korea, dia biasanya dijuluku Angel, terlalu berlebihan bukan?, bagaimana tidak Kina berkepribadian lemah lembut dan ayu, ia sangat calm tetapi semua itu lenyap seketika jika bertemu dengan kedua sahabatnya, dan tidak banyak dari mereka kaum Adam sangat mengindamankannya.

"Zii yuk, nanti kita lanjut yah," ajak Kina disertai dengan suara rendah dan lembutnya. Kini ia ikut serta berbicara, karena Zii sangat keras kepala jika dibiarkan.

Yang diajak menghebuskan nafasnya kasar, mulai menunjukkan ekspresi pasrah nya sembari berkata "Bacot yah, sini ayo buruan!"

Setiba di kantin, ketiga wanita ini melongo melihat keadaan yang dimana kantin itu sudah tidak berhak dinamakan kantin, tetapi lebih tepatnya pasar malam.

Kina dan Tigris langsung saja dengan mata tajam yang dibuat-buat memandangi Zii yang juga sedang memandangnya dengan cengiran tak bersalahnya. Sembari mencari-cari tempat yang mungkin masih bisa untuk ditempati, Tigris dengan mulut komat-kamitnya masih bertahan saking kesalnya.

Zii dan Kina tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya ini.
"Lo selapar itu yah? seperti mau makan orang saja," tanya Zii sambil mengejek. Tigris tersenyum jahil, sudah siap melemparkan cubitan mautnya, yang terasa sangat menyakitkan.

"sudah-sudah kita fokus cari tempat dibagian sana," ucap Kina menengahi, setidaknya ia tidak bisa mempermalukan diri ditengah-tengah ramainya perkumpulan manusia. Tigris dan Zii akhirnya berhenti dan kembali fokus mencari-cari bangku yang kosong.

Ditengah-tengah sibuk mencari tempat, mereka mendengar teriakan yang menggelegar yang ditujukan untuk Kina "Hei Kina ayo kesini!!!" dan suara teriakan itu bisa dipastikan itu suara lelaki. Kina yang merasa terpanggil mencari-cari pusat suara tersebut.

"Ah rupanya Bani," ucap Kina sambil tersenyum, dan menarik kedua sahabatnya.

"Lo kok cepat banget kekantin, kenapa tidak sekalian datangnya pas pulang," katanya sambil mengejek. Arbani, nama lelaki itu, Arbani biasanya di panggil dengan sebutan Bani, ia satu SMP dengan Kina jadi tidak heran ia dan Kina berteman.

Kina menanggapi dengan kekehan kecilnya, tetapi kedua sahabatnya memandang aneh kearah dua orang lelaki dihadapannya. Bani yang melihat tatapan itu, langsung terkekeh dan berkata "Oh iya kalian duduk disini, masih muat kok," ajaknya. Tigris dan Zii langsung saja mengubah mimik mukanya, menjadi ceria.

"Hai Ghibran," sapa Kina untuk lelaki yang sedari tadi terdiam yang juga adalah teman SMP nya. Lelaki itu membalas dengan senyuman serta sapaan yang juga diucapkan oleh Kina.

Zii dan Tigris terduduk sambil menatap lekat lelaki yang ada dihadapan mereka, sambil memuji didalam hati dengan kealayannya.

wah cowok ini rapi sekali, sehelai kain pun tidak ada yang kusut, beda banget sama gue dalam hati Zii yang sudah ter-kagum sambil menatap lelaki yang bernama Ghibran tadi tanpa berkedip. Berbeda dengan yang Tigris sudah mulai berbincang dengan ria dengan Bani, tetapi Zii masih saja betah pada objek tatapannya.

Kina dan Tigris menertawai Zii diam-diam, seperti bertelepati mereka mempunyai ide untuk mengkageti Zii dengan menepuk pundaknya keras. Dengan jari terlunjuk yang mulai menghitung aba-aba, satu...dua..tiga...

"Hoii bengong aja," Teriak Tigris dengan Kina disertai ketawa lucunya. Beberapa orang yang ada dikantin ikut kaget mendengar teriakan cempreng Tigris ini.

"Oh my! santai dong hahahaha," balas Zii yang tak kalah kerasnya sambil tertawa terbahak-bahak dengan kedua temannya tanpa melihat sekitarnya yang sedang menatapnya bingung.

Ghibran dan Bani saling melemparkan tatapan yang berbeda dan menatap ketiga cewek yang dihadapannya.

-Hopefully I like my story-



OUTROWhere stories live. Discover now