KESALAHPAHAMAN

4 1 0
                                    

Berawalan dari kesalahpahaman
Yang nantinya akan membuat kita paham.
___________________________

Ziella POV

Aku mempercepat langkah ku menuju toilet karena sekarang aku sudah sangat kebelet. Gara gara pelajaran sejarah itu aku harus menahannya setengah mati. Sangat menyebalkan. Sepanjang aku menyusuri koridor, tiba-tiba saja ada yang ingin mencari masalah dengan ku.

bruukkk

'aww' ringisku pelan. Aku memegang lututku, aku langsung saja melemparkan tatapan tajam, melihat orang berani yang sudah menabrakku. Aku begitu kesal karena ekspresi lelaki itu sedikit khawatir ditambah ekspresi bingungnya.

"kalau jalan yang benar dongg," ucapku dengan muka kesal. Aku berlari tanpa mendengar apa yang di ucapkan orang yang tadi menabrakku. Aku tak ingin membuang waktu disana, karena aku sudah tidak tahan lagi. Selepasku berlari aku mendengar sedikit suara yang juga mengeluh, tetapi aku tidak peduli.

☻☻☻

"kok jadi marah-marah sih, dia yang nabrak," heran lelaki itu.

Bani berlari kecil menghampiri Ghibran yang terlihat terdiam disana, Bani meneriakinya. "Lo kenapa di situ?!!!" akan tetapi Ghibran tidak menggubris teriakan Bani, ia masih fokus menatap perempuan aneh itu lari dengan kecepatan lite.

"katanya mau ke ruang guru?" Bani seperti sudah mulai kesal karena tak digubris dan terlalu lama menunggu.
Ghibran mengangguk, akhirnya ia dan Bani segera menuju ke ruang guru karena dipanggil oleh salahsatu guru Fisika di sekolahnya. Sepanjang perjalanan dikoridor, semua tatapan menuju Ghibran dan Bani, banyak yang berbising tak jelas.

Banyak dari mereka terutama wanita, begosip ria, mengangumi secara diam, Bani dan Ghibran tak heran jadi pemburuan bagi wanita-wanita pecinta cogan, sangat lebay.
"wah itu adik kelas yah? sumpah ganteng parah dan rapi banget masak," cicit cewek-cewek itu dan dipastikan adalah kakak kelasnya. Ghibran yang mendengarnya sudah merasa tidak nyaman dan sangat membuatnya risih.

"buruan...," tarik Ghibran sambil mempercepat langkahnya, Bani yang ditarik hanya bisa pasrah. Dan satu hal yang kalian harus tau Ghibran tidak suka jadi pusat perhatian. Sangat membuatnya risih menurutnya.

Setibanya di ruang guru, Ghibran dan Bani langsung diberi tawaran,
"Gimana mau ikutan?" tanya bu Murni selaku guru Fisika.

"iya mau bu," balas Ghibran cepat dan diangguki langsung oleh Bani.

Ghibran dan Bani, selain mempunyai fisik yang lumayan, otak yang lumayan juga ikut serta dalam diri mereka, Bani dan Ghibran anak Olimpiade sains nasional .

"besok siap-siap karena pertandingan Olimpiade Fisika ini sedikit lebih rumit, Pelajari saja yang sudah ibu berikan, yang memungkinkan itu sudah ibu garis bawahi," tegas ibu Murni. Ghibran dan Bani mengangguk mantap.

"kalau begitu kami pamit," ucap Bani sopan.

Sekitar satu meter dari tempat perbincangan Ghibran dan Bani, wanita itu menatap memperhatikan tidal tahu apa yang ada dipikirannya, tetapi sepertinya mereka berdua pernah bertemu.

oohh jadi itu yang namanya Ghibran batin wanita itu.

"Ziella mengertikan?" tanya bu Ardilla selaku wali kelas di X Ipa 5. Zii yang sedang didapati memerhatikan yang lain salah tingkah, memperlihatkan lagi deretan gigi rapinya.

"ini kertas nya bagikan ke teman kelas mu, dan jangan lupa selebihnya bagikan ke kelas X Ipa 1 ya," perintah bu Ardilla. Zii mengangguk mengerti dan pamit.

OUTROWhere stories live. Discover now