Satu

1.8K 91 12
                                    

Namaku Hamzah Fansuri. Nenek dan tetanggaku memanggil aku Hamzah. Tapi teman-teman di sekolah dan juga para guru memanggilku Suri. Lalu, ketika kelas Sebelas SMA aku mulai dikenal dengan panggilan Fans. Agak sulit ya diucapkan? Memang itu yang dicari, nama yang sulit diucapkan itu terdengar keren di telingaku.

Panggilan Fans itu bermula ketika aku dan teman-temanku mendirikan sebuah grup band di sekolah. Sebagai seorang vokalis, teman-temanku menginginkan diriku punya penampilan yang keren, termasuk juga nama yang keren! Akhirnya aku memproklamirkan diri sebagai Fans, diambil dari nama Fansuri. Fans sendiri dalam benakku adalah seorang cowok yang banyak penggemarnya! Nama itu mulai tersebar luas di sekolahku karena band kami pernah diulas di majalah sekolah. Waktu itu majalah sekolahku cukup digemari, dan memang setiap siswa harus beli, jadi ya rugi kalau tidak dibaca. Minimal dilihat gambarnyalah! Wqwq. Banyak yang bilang aku ini tampan, tapi menurutku sendiri aku ini biasa-biasa saja. Banyak cewek yang pernah bilang suka padaku. Tapi aku sering kali menolaknya. Entah bagaimana aku ini, hatiku sulit sekali untuk jatuh cinta. Dan malangnya lagi, ketika hatiku merasa jatuh cinta pada seseorang aku justru takut untuk  mengungkapkannya. Bagiku, menantang berkelahi seorang preman pasar lebih mudah daripada menembak seorang cewek! Mungkin karena selain hobi nyanyi aku juga rajin latihan pencak silat di padepokan Mbah Astro, seorang guru silat di desaku. Jadi, mentalku dididik sebagai petarung, bukan penakluk wanita! Biasanya aku latihan silat di malam hari, dan paginya pasti bangun kesiangan saat mau berangkat ke sekolah! Tak jarang nenekku yang baik itu menyiramku dengan segayung air yang dingin. Dan kalau sudah begitu aku pasti buru-buru bangun. Ah, masa-masa putih abu-abu itu telah lama berlalu. Nenekku itu pun telah lama pergi. Ya, kini aku hanyalah sebatang kara di dunia ini.

Setelah lulus sekolah SMA aku bekerja di sebuah bengkel yang berdekatan dengan lokasi sekolahku. Aku mulai belajar tentang dunia bengkel di sini. Aku mempelajari semuanya mulai dari nol. Dan di sini aku tidak hanya mempelajari masalah mesin saja. Teman-temanku bekerja adalah para penakluk wanita. Dengan hanya berbekal wajah pas-pasan dan baju dekil mereka telah banyak merenggut hati wanita. Dari mereka aku belajar untuk berani. Keberanianku menggoda wanita pun mulai tumbuh. Gadis-gadis SMA yang tiap hari lalu lalang di depan bengkel tempatku bekerja adalah sasaranku. Tidak hanya tentang mesin dan wanita, di sini aku juga belajar tentang bagaimana menikmati hidup serta bagaimana caranya menjalani hidup dengan bebas. Bebas berbuat apapun yang membuatku senang!

Setelah agak lama merasakan diri bebas dari belenggu kehidupan, yakni peraturan dan  norma-norma kehidupan, aku akhirnya terjerumus pada sebuah perasaan cinta. Di suatu siang yang terik seorang gadis SMA datang ke bengkel tempatku bekerja. Dia adalah cewek yang dulu pernah kusukai secara diam-diam. Saat nama band-ku aktif banyak sekali cewek yang ngefans padaku. Sialnya dia tidak! Bahkan dia tidak tahu namaku! Benar-benar malapetaka, karena aku tak berani mendekatinya lebih jauh. Dia terkenal karena pandai dan cantik. Banyak yang naksir dia. Dan aku merasa tinggi hati karena banyak yang ngefans. Akhirnya aku follow IG-nya, ku DM dia, dan sial sekali, tak pernah dijawabnya pesan-pesanku itu. Aku semakin minder pada perempuan. Memang banyak yang menganggapku keren, tapi aku lebih tahu siapa aku yang sebenarnya. Aku hanyalah cucu dari seorang nenek tua yang untuk biaya sekolah pun harus rela jualan gorengan ke beberapa sekolah dan bahkan aku adalah penyuplai gorengan di sekolahku! Aku harus bangun dan berangkat pagi-pagi untuk mengantarkan dagangan itu! Kecuali kalau aku lagi kesiangan!

Baiklah, akan kuteruskan ceritaku tentang gadis yang kucintai itu.

Gadis itu tiba-tiba datang ke bengkelku beserta seluruh kecantikan dan pesonanya. Dan siang itu Tuhan memberiku kejutan. Gadis itu memintaku untuk mengantarnya pulang! Sungguh ajaib kan hidup ini? Gadis yang sejak lama kusukai tiba-tiba memintaku mengantarnya pulang. Mungkin memang benar, bahwa cinta punya jalan pintas untuk datang secara tiba-tiba dan dari jalan yang tak disangka-sangka. Sebenarnya dia tetap tidak mengenaliku, apalah lagi mencintaiku. Dia minta diantar semata-mata karena untuk menghindari guru yang tidak disukainya. Tapi, bagiku ini adalah sebuah pintu pembuka asa. Sama sekali tidak boleh disia-siakan!

Ruang SunyiOnde histórias criam vida. Descubra agora