Chapter 36 : Ini..... Pacarku......

5.1K 453 99
                                    

Uuuuujjjjjaaaaannnnnn........
Daerah siapa yang ujan dari pagi???
Update..... Lanjut tarik selimut & tidur lagi deh.......

🐺
🐰
🐺
🐰
🐺
🐰
🐺
🐰

"Memangnya, dulu Techno seperti apa, Phi?," tanya Tin di sertai dengan seringai dan lirikan ke arah Kengkla......

"P'Chao itu pahlawan dan role modelnya Ai No. Dia juga lah alasan Ai No memaksa aku dan Ai Champ masuk ke kampus ini dan bergabung dengan tim sepakbolanya," jelas Type yang tak mengetahui bahwa tadi hampir terjadi perang di restoran itu.

"Ah iya iya, aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu. Ai No tak berhenti menatapku dan menjabat tanganku dengan erat. Wajahnya sangat imut saat itu hahahahha....." sambung Chao.

"Apa kau tahu, Phi? Setelah bersalaman denganmu, dia tak mau mencuci tangannya. Bahkan saat mandi, dia membungkus tangannya dengan plastik. Dia baru mau mencucinya dua hari kemudian. Dia bahkan tak mau bersentuhan dengan siapapun. Iya kan Ai Champ??? Hahahahaha......"

Ai Champ yang mengetahui situasi dari awal hanya tertawa garing sambil memberi kode pada Type untuk diam. Dan seperti biasa, Type langsung paham bahwa ada yang tak beres. Segera dia melihat ke arah Techno..... dan bocah yang duduk di sebelahnya. Wajah tampannya hampir tak terlihat karena dia menunduk dengan telinga yang memerah. Type melirik ke bawah meja dan melihat bocah itu mengepalkan tangannya. Tapi itu tak berlangsung lama, karena dia melihat Techno menggengam salah satu tangan si bocah. Perlahan, si bocah mengangkat wajahnya yang terkejut, tapi jelas bahwa dia tak lagi marah. Type hanya bisa tersenyum melihat kejadian itu dan segera mengalihkan pembicaraan pada hal lain.



KENGKLA POV

Sepertinya P'Tin sengaja membalas dendam padaku. Dan dia berhasil!!!

Ucapan – ucapan P'Chao dan P'Type berhasil membuat darahku mendidih. Ai Nic sialan!!!! Kenapa dia tak pernah memberitahuku tentang P'Chao???? Dan bagaimana aku bisa melewatkannya?? Aku sudah mengikuti P'No selama tiga tahun, tapi kenapa aku tak menyadari kedekatan mereka sebelumnya? Aku bahkan tak tahu keberadaan P'Chao sebelumnya.

Andai aku tak ingat ucapanku pada P'Tin agar tak mencari masalah di sini, aku pasti sudah berteriak agar mereka berhenti bicara tentang P'Chai dan P'No-ku. Atau mungkin lebih baik jika aku keluar sementara waktu?

Tiba – tiba, P'No menggengam tangan kananku yang mengepal tanpa ku sadari. Saat ku angkat kepalaku, hanya terlihat wajah indah P'No yang tersenyum, seakan mengatakan bahwa tidak ada yang perlu di khawatirkan. Seketika itu pula, kemarahanku menguap. Aku tak peduli lagi tentang semua cerita tadi. Tentu saja, tak akan ku lepaskan kesempatan ini. Ku buka kepalan tanganku dan menggenggam tangan kirinya. Awalnya P'No sedikit terkejut, tapi akhirnya dia membiarkanku menggenggam tangannya.

Tapi aku tak bisa berlama – lama menggengamnya karena semua sudah mulai memakan hidangan yang sudah tersaji. Tak mungkin aku makan dengan tangan kiri dan membuat nilaiku berkurang di mata P'No.

Techno POV

Aku yang mendengar saja merasa tidak nyaman, apalagi Nong Kengkla? Walau aku belum menjawab ungkapan perasaannya, tetap saja aku merasa tak enak. Bisa di bilang, dia adalah satu – satunya orang luar di sini. Hal itu saja sudah cukup menjadi alasan ketidak nyamanannya, di tambah dengan ucapan – ucapan P'Chao dan Ai Type.

Aku sedikit terkejut saat melihat Ai Kengkla yang biasanya sangat percaya diri, menunduk. Dan saat ku lihat ke bawah, ku lihat tangannya mengepal sampai pembuluh darahnya terlihat jelas. Tanpa berpikir, aku menggenggam tangannya, berharap dapat membuat kemarahannya berkurang. Tapi saat melihatnya terkejut dan menengadah menatapku, tanpa sadar aku tersenyum. Dan dia bersikap seperti biasa setelahnya. Apakah sebegitu besar efek keberadaanku bagi Nong Kla?

"Setelah anak – anak pulang, ada yang ingin ku bicarakan pada kalian."

Aku mengirim pesan Line di grup yang hanya berisi aku, Type dan Champ.

"Apakah sesuatu yang penting, Ai No," tanya Ai Type.

"Iya. Setidaknya, penting buatku."

"Oke," jawab Ai Champ singkat.

"Oke," balas Ai Type.

Setelah itu, semua berjalan seperti biasa. Kami mengobrol, bercanda bahkan saling menghina. Sampai akhirnya makanan sudah habis dan satu persatu pergi meninggalkan meja, hingga tinggal kami berempat.

"Phi, boleh minta tagihannya?," pinta Ai Type pada seorang pelayan yang berada di dekat kami.

"Maaf kak, tapi tagihannya sudah di bayar oleh lelaki tampan berbaju biru tadi," jawabnya.

"Tin????," ucap kami berbarengan.

"Oke, baguslah kalau begitu, kami tak perlu keluar uang hehehehe," ucap Ai Champ.

"Kurasa Ai Tin terlalu bahagia dengan pengakuan si monyet albino tadi."

"Pasti itu alasannya, Ai Type. Tak ada yang lebih masuk akal dari itu. Oke Ai No, apa yang ingin kau bicarakan," tanya Ai Champ.

Ku lihat lelaki di sampingku, yang memandangku dengan bingung. Ku tarik napas panjang sebelum mulai bicara.

"Aku belum pernah memperkenalkan dia secara resmi pada kalian."

Wajah Nong Kengkla terlihat semakin kebingungan dan wajah kedua sahabatku terlihat.....sumringah, seakan mereka sudah bisa menebak arah pembicaraanku. Tapi persetan, aku tetap harus mengatakannya langsung dari mulutku. Aku segera bangun dan berdiri di belakang Kengkla.

"Ai Type, Ai Champ, perkenalkan, ini Nong Kengkla..... pacarku."

Nong Kengkla langsung berpaling dan memandangku tak percaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nong Kengkla langsung berpaling dan memandangku tak percaya. Aku dengar teriakan dan tawa dari Ai Type dan Ai Champ, tapi aku tak peduli. Saat ini yang terpenting adalah Nong Kengkla.

"Oke, karena aku sudah mengatakannya, sekarang sebaiknya aku pergi. Bye..."

Aku langsung menarik Nong Kengkla dan tak mempedulikan teriakan – teriakan kedua bocah gila itu. Jantungku berdegup tak karuan dan wajahku terasa terbakar. Tapi ada kelegaan luar biasa dalam hatiku, yang mungkin seharusnya sudah ku lepaskan dari dulu.

"P'No, tunggu dulu!!!!," ucap Nong Kengkla saat kami sudah sampai di mobilnya.

Dia memutar dan mendorong tubuhku hingga punggungku menyentuh pintu mobilnya.

"Kau..... yang tadi..... kau..... ucapanmu tadi...."








Di larang marah2 ya..... Kalo marah2, gak gw apdet terusannya neh #evillaugh..

Published : 05.03.19 ; 06.45am

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Where stories live. Discover now