Chapter 38 : Kau Milikku, Phi (1)

5.5K 451 116
                                    

"Kak, minta bill untuk meja itu," pinta Tin pada kasir restoran.

"Eh, kau mau membayar untuk semua, Tin?," tanya Can.

"Iya," jawabnya pendek.

"Kenapa? Tak biasanya kau sedermawan ini?," tanya Can curiga.

"Jangan berpikir macam-macam, Cannie. Aku mentraktir karena aku sedang bahagia," jawab Tin sambil mencubit kedua bakpao Can.

"Bahagia kenapa?," tanya Can dengan polos.

"Karena kau tadi memperkenalku sebagai pacarmu di depan teman-temanmu," ucap Tin seraya mencium pucuk kepala kekasihnya.

Si kasir terlihat sedikit terkejut, menyayangkan kenapa lelaki setampan ini sudah memiliki pacar, di tambah pacarnya adalah seorang lelaki yang sangat imut.

"Kau mau langsung pulang atau ingin mampir ke mana dulu, Cannie?."

"Nonton yuk. Aku ingin nonton film horror."

"Oke. Ayo."

Tin menggandeng tangan Can dengan santai, tak peduli dengan pandangan orang – orang di sekitarnya. Can juga tak mempedulikannya. Karena dia sudah mengakui Tin sebagai pacarnya, jadi dia berpikir bahwa menggandeng kekasih bukanlah hal yang aneh.

Mereka langsung menuju bioskop yang berada di lantai 4 mall tersebut. Tangan kiri Can berada di genggaman Tin dan tangan kanannya sibuk memegang handphone untuk menonton pertandingan sepakbola yang tak sempat di tontonnya. Kali ini Tin membiarkannya, karena Can sudah memberikannya kebahagiaan hari ini.

Saat sudah di dalam bioskop, Tin sama sekali tak tertarik dengan film yang sedang di putar. Dia duduk dengan posisi miring ke arah Can dan menyentuh Can di sana sini. Matanya juga tak pernah lepas dari wajah bakpao di depannya. Can yang sedang seru menonton, tak mau ambil peduli dengan kelakuan Tin.

Setelah selesai menonton, mereka langsung menuju parkiran untuk pulang, tanpa sadar bahwa ada mata yang mengawasi sejak kedatangan mereka di mall siang tadi.

🐺

🐰

"Phi, bolehkah Kla mencium Phi?," tanyaku sambil menatap matanya.

"Hhmm.....," jawabnya sambil memejamkan mata.

Kla mencium lembut bibir ranum Techno. Ciuman yang awalnya hangat dan tanpa napsu, lama kelamaan berubah panas. Kengkla menggigit kemudian mengisap bibir bawah Techno yang tebal. Napas keduanya semakin memburu. Techno juga sudah mulai panas dan terangsang untuk membalas ciuman kekasih kecilnya. Kengkla bangun dan duduk di pangkuan Techno tanpa melepas pagutan bibirnya. Kengkla mulai memainkan lidahnya di bibir Techno, seakan meminta iin untuk memasuki mulut Techno. Techno yang juga sudah terpancing, membuka mulutnya dengan pasrah. Seumur hidup, Kengkla adalah satu-satunya orang yang pernah menciumnya. Itulah sebabnya ciumannya terkesan sangat polos dan ceroboh. Menyadari bahwa Techno tak berpengalaman dalam berciuman, justru membuat Kengkla semakin menggila.

Lidah mereka bergulat di dalam mulut keduanya yang semakin terasa panas. Mereka tak lagi mempedulikan air liur yang menetes di dagu. Tangan Kengkla menarik leher Techno dan memiringkannya agar mendapat akses yang lebih baik dalam melancarkan ciumannya. Tangan Techo yang berada di pinggang Kengkla mulai bergerilya ke dalam kaos Kengkla, mengusap bagian punggung KEngkla. Pikiran Kengkla semakin kacau saat merasakan sentuhan jemari kekasihnya. Ini adalah pertama kalinya kekasihnya menyentuhnya secara sadar.

Kengkla menarik wajahnya, memberi waktu unutk keduanya bernapas dan memandang wajah di depannya dengan penuh takjub.

"Phi No, sadarkah kau betapa indahnya dirimu?."

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang