BAB 04

4.5K 153 3
                                    

“Sesuatu yang indah bisa saja hilang dan musnah. Tapi dengan menyatukan keindahan itu pada sebuah benda, niscaya kebahagiaannya akan terus ada.”

---------------------------------







Suasana di kantin cukup bising, apalagi setelah adanya berita kalau anak-anak basis mendapat ancaman dari sekolah lain. Ya, sebenarnya ini bukan kejadian sekali dua kali, sudah sering, mengingat sikap anarkis para anak-anak basis yang tak ada segannya terhadap siswa dari sekolah lain. Tapi meski begitu, murid dari sekolah ini yakin kalau anak basis melakukan itu atas dasar balas dendam. Bukan si pencari onar.

Isi ancamannya datang dari mulut ke mulut. Dikatakan bahwa murid sekolah ini harus mulai berhati-hati. Kelompok tak disebutkan itu mengaku akan membasmi siapa-siapa saja yang mendatangi daerah kekuasaan mereka. Huft, saat mendengarnya pun Alea jijik sendiri. Lebay, kayak sinetron GGS aja pake acara daerah-daerahan. Begitu gumam Alea.

Mila berhenti bercicit mengenai hal tersebut, sejak dua menit lalu perempuan itu mengurut ponselnya untuk mencari info terbaru. Maklum, Mila memiliki teman sejawat di kelompok basis. Teman kecilnya.

"Hai!"

Alea mendongak, kemudian tersenyum tipis menyambut kedatangan Farhan. "Mau makan apa?"

Farhan terlihat sangat bersinar. "Harusnya gue dong yang nanya. Kalian mau makan apa? Biar gue pesenin."

Alea kikuk, ia menyudahi kontak mata itu. Sorotnya mengabsen semua jenis makanan yang ada. Untuk bakso, nasi goreng, soto ayam dan dadar gulung dicoret saja karena ramainya bukan main.

"Gimana kalo gue pesenin cireng isi? Masih anget biasanya."

"Emang ada?" Mila menyambar.

"Ada, oh ya, nanti Riki ke sini, gapapa, kan?"

"Loh kok pas banget? Aku lagi chatan sama dia." Mila menampakkan roomchat yang masih direspons lawan bicara.

Farhan menarik ponsel itu untuk membacanya. Pasti dia juga penasaran dengan isinya karena mereka semua tau kalau Riki terkenal paling tengil di kelompok basis.

Sementara di sudut kiri, Alea diam menyimak keduanya. Senyumnya raib karena ia merasa perhatian Farhan mulai teralihkan. Ini kan janji yang aku buat, kenapa sibuknya sama Mila?

Tak lama Alea mengusap wajahnya gusar. Aduh, apaan sih, Mila kan sahabat kamu sendiri. Jangan terlalu nethink dong, Alea!

"Loh, Farhan mana?" Alea kaget ketika sosok itu hilang dari hadapannya.

Mila tertawa. "Tuh, lagi ngantre. Mikirin apa sih, Al? Hm?"

"Nggak ada."

"Aku mau nunjukkin sesuatu, deh." Mila senyum-senyum. Matanya nampak menggoda Alea.

"Apa?" Dengan sedikit nada tinggi, Alea manyun karena rasa curiganya tiba-tiba menggebu.

"Ih kok sensi? Nih lihat, deh." Mila memberikan ponselnya.

" Mila memberikan ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
YAHBIMLAGO : AleaWhere stories live. Discover now