BAB 07

3.6K 146 0
                                    

Sebuah mobil menetap di pinggir jalan. Orang di dalamnya sedang menyesap sebatang rokok sambil menatap ramainya keadaan jalan di sore hari.

Yang dia lakukan adalah menunggu seseorang untuk diantarkan ke suatu tempat. Seseorang itu bukan bosnya, tapi pembeli. Jadi cowok itu harus menunggu dengan terpaksa mengingat slogan 'pembeli adalah raja.'

Bicara Adriel, dia adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Namun sang kakak harus merenggut nyawa karena sakit yang diderita saat berusia sepuluh tahun. Sejak saat itu, Adriel hidup menjadi anak tunggal.

"Calvin Jarris?"

Adriel mengiyakan tanpa melihat mata si pembeli. Mobil mulai memasuki jalur, ban berputar mematuhi perintah kecepatan yang dipinta.

"Siapa nama lo?" tanya Adriel.

"Harus dijawab?"

"Begitu aturannya."

Pria di sampingnya berdeham. "Glen"

"Oke."

Glen nampak menertawai Adriel. "Gue tau lo masih sekolah." Karena dicium tak ada bau-bau tanggapan, Glen meneruskan ucapannya, "Gimana kalo lo ikut gue aja? Kebetulan gue punya bisnis vape."

"Gak tertarik."

"Serius? Job kayak lo gini bahaya kali."

"Oh, gitu."

Glen menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ia memang tak tau dari mana asal Adriel Nolana, tetapi yang namanya prostitusi adalah kejahatan. Kendati demikian, Adriel tak menggubris Glen.

Adriel berhenti di sebuah ruko yang cukup besar. Terdapat papan nama bertuliskan Gudang Perca. Terlihat raut bingung di wajah Glen. "Ini tempatnya?"

"Ini yang terdekat. Kalo lo mau lihat yang lain, gue bisa anter."

"Oh, gak perlu, gue butuh sekarang juga."

Adriel berdeham, keluar dari mobil, berjalan sampai ke ambang pintu kemudian membukakan pintu tersebut untuk Glen. "Setelah lo masuk, lo ngerti harus ke mana."

"Oke, thanks."

Adriel berdecih. Baginya pekerjaan seperti ini sudah tak memerlukan kata-kata seperti itu. Kata terima kasih sudah tak berharga jika disandingkan dengan gepokan uang.

Meski begitu Adriel tak langsung pergi, ia masuk ke dalam untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Lagipula, Adriel tak punya tempat untuk pulang.

"Udah lama gak kelihatan." Seorang perempuan yang sepantaran datang menghampiri. Dengan seenak jidat perempuan itu melingkari pinggang Adriel.

"Hm, lebih sering ke satunya." Adriel meneguk air putih.

Klara makin nempel, ia menenggelamkan wajahnya pada dada Adriel. "Mau nemenin aku, nggak?"

Adriel melirik penampilan Klara yang sebenarnya modelnya selalu sama, terbuka dan terlihat. "Gak dulu."

"Kamu tau sendiri, cuma kamu orang yang ngelakuin dengan ...."

YAHBIMLAGO : AleaWhere stories live. Discover now