Tak terduga

113 15 1
                                    

Belakangan ini Kampus sedang gencar – gencarnya mengadakan event. Wajar saja, sebentar lagi akan memasuki masa liburan dan semester baru. Setelah kemarin sukses menggelar pertandingan bola basket, event kali ini cukup berbeda. Bazar buku murah. Coba bayangkan, mahasiswa mana yang tak tergoda dengan event ini. Acaranya diadakan di aula kampus. Penuh dan sesak. Bisa kau bayangkan betapa kita bisa mendapatkan buku yang kita inginkan dengan harga yang jauh lebih murah dari seharusnya. Kalau kemarin Jani tak bersemangat soal pertandingan bola basket. Kali ini Justru Jani yang sangat bersemangat.

"Duh Jani udah belum? cape nih" rengek Putri masih dengan suara cemprengnya.

"Sabar, belum ketemu nih. Satu buku lagi"

"Ya ampun Jani, kamu udah ambil lima buku dan masih kurang?" tanya Nana.

"Jajanan gue kan kaya gini, wajar"

"Heuh...iya deh. Jangan lama. Cape tau muter – muter terus"

"Iya bawel!."

Jani terus mencari buku yang ia incar. Seperti mencari harta karun. Jani membaca satu persatu judul buku yang tergeletak dimeja. Jani terlalu fokus sampai tidak memperhatikan lingkungan sekitar. Bahkan Jani tidak sadar bahwa ketiga temannya telah pergi ke kantin. Saking fokusnya, Jani beberapa kali hampir menabrak mahasiswa lain. Huft...betapa mencari buku yang satu ini merepotkan, gumam Jani dalam hati.

Dirinya masih saja fokus membaca satu persatu judul buku tanpa memperhatikan sekitar. Sampai akhirnya tanpa sengaja Jani menabrak seseorang yang sedang berdiri tepat dihadapannya. Jani kaget, tanpa pikir panjang ia langsung mengambil buku yang sedang orang itu baca. Namun yang melakukan hal itu bukan hanya Jani, orang itupun melakukan hal yang sama. Sampai akhirnya kepala mereka berbenturan.

"Aduh" ucap Jani.

"Aw...sakit ta.." belum sempat menyelesaikan ucapannya Jani lebih dahulu memotong ucapan orang ini.

"Kamu" ucap Jani

"Oh jadi kamu, kalau jalan pakai mata dong!"

"Ih kamunya aja berdiri disitu"

"Pake alesan lagi"

"Lagian ngapain orang kaya kamu ke bazar buku!"

"Ya ampun, anak sd juga tahu kalau ke bazar buku ya nyari buku!"

"Ya untuk apa!"

"Untuk kubacalah!"

Kemudian senior aneh itu mengambil bukunya yang jatuh dan meninggalkan Jani dengan perasaan kesal dan dengan bukunya yang masih berserakan dilantai.

"Dasar senior aneh!" ucap Jani kesal.

Tiba – tiba Nana, Depi, dan Putri yang sebelumnya pergi ke kantin untuk membeli minum datang dan kaget melihat Jani sudah dilantai dengan bukunya yang berserakan.

"Loh Jani, kenapa?"

"Senior aneh itu lagi!"

"Kak Alfin?" tanya Putri.

"Siapa lagi!"

"Sudah – sudah jangan marah – marah Jani, sini kita bantu beresin. Kamu minum dulu nih, biar enggak emosi" Depi mencoba mendinginkan hati Jani yang sedang kebakaran karena senior aneh itu.

"Lagipula ngapain sih senior aneh itu terus – terusan muncul. Padahal aku udah minta sama semesta untuk hapusin dia dari muka bumi ini. Biar batang hidungnya enggak kelihatan lagi!"

"Hust...jangan gitu Jani. Seseorang yang sangat kamu benci bisa jadi seseorang yang nantinya sangat kamu cintai loh" ucap Depi menasehati,

"Sama dia? Ih ogah!"

"Sudah – sudah."

Semesta tolong lenyapkan dia dari muka bumi ini. Lenyapkan ia dari pandanganku, agar tidak ada yang menggangu hidupku lagi. Semesta, aku mohon.

HILANGWhere stories live. Discover now