[✔] The Lost : Habitual Strange (00ㅡ01L)

17 : rumah sakit

"NINU NINU NINU SUSTER KITA BUTUH KASUR YANG BISA JALAN!!" seru Sunwoo.

Selagi Sunwoo, Jeno, dan Hwall sibuk mengurus Felix bersama para suster, Guanlin berlari mencari Dokter Yanan di ruangannya. Felix akan dibawa ke IGD, dan mereka masih butuh Dokter Yanan sebelum Felix sadar dan membuat keributan.

"Anjir si om ruangannya mana sih??" gumam Guanlin frustasi. Ia terus berlari melintasi lorong berisi kantor dokter, hingga ia menemukan ruangan Dokter Yanan.

"OOOOOOMMMM!!!" seru Guanlin.

"Apa?" tanya Dokter Yanan.

"Felix di IGD, cepetan keburu bangun Felixnya!" jawab Guanlin.

"Ngapain di IGD sih? Keracunan dosis bius?"

"Gak jadi dibius, Felix kita temuin keadaannya udah gak jelas, lebam-lebam kayak abis dikeroyok," jawab Guanlin. "Ayo ommm, keburu Felix bangun!"

"Iya iya, ayo,"

Dokter Yanan akhirnya ikut berlari bersama Guanlin menuju IGD. Untungnya, jadwal Dokter Yanan benar-benar kosong, sehingga mereka dapat memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya.

"Dokter Yanan, pasien sudah ditangani oleh dokter--"

Dokter Yanan tidak menghiraukan ucapan suster yang berjaga di depan pintu IGD dan bergegas masuk ke dalam, sedangkan Guanlin duduk di kursi depan bersama teman-temannya.

"Itu suster ngeliatinnya serem amat sih, iya tau gue ganteng," ucap Guanlin.

Jeno menggelengkan kepalanya. "Barusan Sunwoo bacot, makanya diawasin," kata Jeno.

"Goblok," umpat Guanlin.

Tiba-tiba terdengar ribut-ribut dari dalam IGD. Keempat remaja itu menajamkan pendengaran mereka, sepertinya Dokter Yanan dan dokter yang menangani Felix terlibat adu mulut.

Dokter Yanan keluar dari IGD dengan kondisi berkeringat, dengan jar berisi darah di tangannya. Itu pasti darah Felix.

"Gimana om?" tanya Guanlin.

"Saya udah dapet sampel darahnya Felix, yuk ikut ke laboratorium,"

Dokter Yanan bersama timnya sibuk mencampurkan cairan kimia beraneka warna pada sampel darah Felix yang telah dipisahkan menjadi beberapa tempat. Keempat remaja tersebut diperbolehkan masuk dan melihat proses di dalam laboratorium setelah melakukan berbagai prosedur kesehatan yang merepotkan itu.

"Njir, enak ya jadi dokter, di belai belai manja," ucap Guanlin karena melihat suster yang sibuk mengelap keringat Dokter Yanan.

"Sana murtad sbm ipa, gue juga mau murtad ke jurusan ips," kata Hwall.

"Nah, sialan kau, harusnya anak ipa gak boleh masuk ips, dan sebaliknya!" kata Guanlin.

"Makanya, kemaren pas UN harusnya kamu belajar yang bener, gak bisa masuk ipa kan kamu," celetuk Dokter Yanan.

"Apa sih om, nyaut aja. Lanjutin aja mainan masak-masakannya," kata Guanlin.

"Sialan Guanlin," umpat Sunwoo.

Dokter Yanan menggelengkan kepala. "Jadi dokter perjuangannya berat, silahkan kalo kalian mau berusaha. Kalo dapet pacar anak kedokteran, yaudah kalian yang sabar aja nunggunya, hehe," kata Dokter Yanan sambil menggoyangkan tabung kecil berisi cairan warna kuning.

"Dokter pasti jomblo, atau korban prenjon," celetuk Sunwoo.

"Tau aja sih lo, pengen jadi calonnya Om Yanan? Sini gue bantu caloin," canda Guanlin.

"HIDIIHHHHHHH,"

"Calo, lo kata tiket," kata Jeno.

"Diem kamu Guanlin, ngomong mulu. Om bius nanti," kata Dokter Yanan.

"Hmm, untung di sini gak ada Haechan. Coba kalo ada, bacotnya Haechan ditambah bacotnya Sunwoo, bah pusing duluan pala gue mikirinnya," kata Jeno.

"Iya anjir, malu gue bawa-bawa Sunwoo. Besok gue kalo berobat gak ke RS ini lah," kata Hwall.

"IDIHH APA HUBUNGANNYA, KUTIL??"

"Geser lo bangsat, jangan deket-deket gue. Fyuuuh pergi sana jauh-jauh," canda Hwall.

"Dok, punya saya negatif,"

bayangin ada sunwoo di sekitar kalian, ada haechan juga deh. rRRASAKAN BACOTNYA