21 : chaos

7.7K 1.6K 175
                                    

"YAKALI?!?!" pekik Jeno tertahan.

Guanlin tertawa, "Ya enggak lah, bego. Santai lah, sama gue ini, kita bisa pindah-pindah tidur di mana aja."

"Gimana kalo kita pindah ke hotel aja, pak?" tanya Guanlin pada Doyoung.

Doyoung menggeleng tegas. "Kalau ada apa-apa, susah ngabarinnya. Jadi kalian stay di rumah sakit aja ya, nanti kami carikan kamar yang enak. Gak di ruang mayat kok, tenang,"

Mulut Jeno menganga. Ini pak pulisi abis ngatain gue? pikirnya.

"Beli makan aja dulu kuy, ntar ngemper di ruangannya Om Yanan," ajak Guanlin.

"Hoaaam, yuk,"

Nyatanya, mereka berdua memang tidak melakukan apa-apa di ruangan Dokter Yanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nyatanya, mereka berdua memang tidak melakukan apa-apa di ruangan Dokter Yanan. Setelah selesai dengan makan malam mereka, Jeno dan Guanlin hanya duduk di sofa sembari pandangan mereka tidak lepas dari ponsel mereka, atau sesekali menyelinap ke kamar khusus di belakang meja kerja.

"Lin, om mau ke lab dulu. Kalian jangan pergi-pergi," ucap Dokter Yanan.

"Ke kamar Felix, gimana?" tanya Guanlin.

Dokter Yanan menggeleng tegas. "Jangan gangguin kepolisian, mereka lagi kerja," jawab Dokter Yanan.

"Sebenernya Felix itu kenapa sih, om?" tanya Jeno--yang akhirnya ikut memanggil Dokter Yanan dengan sebutan 'om' alih-alih 'dokter'.

"Kata dokter Mina, Felix kayak kehipnotis, makanya dioper ke kepolisian karena Dokter Mina bukan master Limbad," jawab Dokter Yanan.

"WKWKWK, yakali cakep-cakep disamain sama Limbad!" seru Jeno.

"Haha, yaudah terserah kalian aja. Silahkan kalo mau nengok Felix, tapi jangan nyusahin polisi," pesan Dokter Yanan, kemudian pergi meninggalkan ruangannya.

Kini hanya tersisa Guanlin dan Jeno di dalam ruangan. Tidak bisa dipungkiri, hanya berdua di dalam ruangan Dokter Yanan yang terbilang cukup besar ini membuat bulu kuduk mereka meremang.

"Ke Felix yuk, serem di sini sendirian," ajak Jeno.

"Yuk,"

Dua remaja itu akhirnya bangkit dan berjalan bersama menuju ruangan Felix. Namun, kurang satu belokan menuju bangsal, Pak Seonghwa dan beberapa anggota kepolisian berjalan kalang kabut dan salah satu diantaranya menggendong Felix yang terlihat bingung. Ada apa ini?

"Loh loh, temen saya mau dibawa kemana, pak??" tanya Jeno panik.

Dari sekian banyaknya polisi di sana, tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan Jeno, membuat keduanya ikut berlari mengikuti rombongan polisi.

"Aduh anjir ribet gimana ini??" tanya Guanlin panik.

"Jeno!!"

Sebuah suara yang terdengar familiar masuk mengetuk gendang telinga Jeno. Itu Moonbin!

"Bang Moonbin!" seru Guanlin dan Jeno bersamaan.

Moonbin berlari mendekati mereka dan menarik keduanya menjauh dari keramaian. Tak ayal, kehebohan mereka turut mengundang perhatian seisi rumah sakit yang tampak heran dengan kelompok polisi barusan.

"Si Felix mau dibawa kemana bang??" tanya Jeno.

"Ssst!!"

Moonbin menarik mereka ke pojok ruangan, di dekat kamar mandi. Moonbin bahkan bersiap dengan pistolnya sambil meyakinkan bahwa tidak ada orang lain selain mereka di sana.

"Gila, kalo ada Sunwoo apa Haechan pasti rame banget," gumam Guanlin.

"Oke, gue jelasin sedikit, karena kepolisian juga belom dapet info lengkapnya," kata Moonbin sambil menyimpan kembali pistolnya.

Jeno dan Guanlin memperhatikan dengan seksama.

"Jadi--"

DOR DOR!!

"PERIKSA LANTAI ATAS!!"

"BANGSAL ORION!!"

kangen haechan deh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

kangen haechan deh

btw, penyegaran mata

:"))) gemes pengen culik :")))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

:"))) gemes pengen culik :")))

[✔] The Lost : Habitual Strange  (00ㅡ01L)Where stories live. Discover now