3. Crazy Girl

3.9K 365 84
                                    

Romance. Comedy
Ficlet.

***

Sehun sering merasa mau mati berdiri kalau Jisoo tiba-tiba kambuh. Seperti sekarang ini, Sehun menggaruk kasar rambut belakangnya. Dia berdiri di samping Jisoo yang duduk menekuk wajahnya di taman.

"Bipolar ya, lo!"

Sehun tidak bisa menahan kekesalannya.

"Kamu kenapa kasar gini, sih? Ada cewek lain, ya?" Tuduh Jisoo tidak mendasar.

"Bodoamat, Ji. Lo kalau mau gila ya udah gila aja."

"Apa sih malah nyuruh aku gila!"

"Ya kamu tuh bikin emosi terus!" Sehun geram sampai menekankan setiap kata.

"Aku kan cuma mau kamu nurut sama aku," balas Jisoo mengerucutkan bibirnya.

"Ya tapi mintanya jangan aneh-aneh," kata Sehun memelankan suaranya.

"Iya deh, aku nggak bakal minta ditemanin main jungkat-jungkit di TK sana, nggak bakal minta beliin coklat yang berhadiah tiket konser Exo di dalamnya juga." Jisoo mendongak memandang Sehun. "Makanya duduk sini deh, Sayang." Jisoo menarik tangan Sehun.

Demi mencegah kegilaan yang lain. Sehun menurut. Dia duduk di samping Jisoo.

"Kamu kalau marah-marah terus, aku takut, tau," bisik Jisoo ke Sehun.

"Ya makanya kamunya jangan bikin aku marah," balas Sehun tersenyum setelah menghela napas panjang.

"Nggak bakal lagi, aku janji." Jisoo menaikkan dua jarinya ke depan wajah Sehun sambil mengedipkan matanya beberapa kali.

"Janji buat diapain?"

"Ditepatin," jawab Jisoo mendekatkan wajahnya.

"Kalau ngelanggar?"

"Nggak bakal."

"Ya maksud aku kalau kamu ngelanggar, dapat apa?"

"Kamu mau hukum aku?" Jisoo menyipitkan matanya. Perlahan wajahnya bertambah dekat dengan wajah Sehun. "Kamu tega, Hun?" Dia meninggikan suaranya.

Sial.

Sehun menyesal setengah mati.

"Kamu emang jahat sih dari awal pacaran sama aku, dikit-dikit marah. Aku nggak ngapa-ngapain, pakai mau dihukum segala. Jangan jadi kayak pacar psikopat deh kamu," katanya panjang lebar dan mendrama.

Sehun menekan dadanya berkali-kali.

"Ada pisau nggak? Aku mau bunuh d...."

"Mau bunuh aku?" Jisoo berteriak. "Aku aduin ke pengadilan kamu ya! Kok tega banget sih mau bunuh-bunuh segala."

Sehun menghela napas berkali-kali. Dia mengacak rambutnya sendiri.

"Kenapa!" Jisoo berteriak lagi.

Sehun mengernyitkan dahinya. "Apanya yang kenapa?"

"Cih! Sok nggak peka! Ngacak-ngacak rambut biar keliatan ganteng, kan? Mentang-mentang ada tante-tante di sana." Jisoo menunjuk ke arah depan.

Sehun mengikuti arah telunjuk Jisoo sebelum menyandarkan punggungnya lemas.

"You just promised me, Ji."

"Kamu juga baru aja mau bunuh aku, Sehun."

"Ngg---"

"Jangan nyangkal!" Jisoo menghentakkan kakinya. "Minta maaf atau kita putus?"

Sehun berdecak singkat. "Putus aja," gumamnya.

"Sehun!" Jisoo mengacak pinggangnya di depan Sehun. Tatapannya mengintimidasi dengan bibirnya yang mengerucut.

"Apa?" Sehun mendongak.

Jisoo masih menatapnya.

"Apa?" Sehun bertanya lagi.

Mata Jisoo berkaca-kaca. "Kamu mau putus?" Air mata meluncur membasahi pipinya.

Sehun langsung menepuk pelan jidatnya.

"Nggak gi---"

"Kamu yang bilang!"

"Ok, aku nggak mau putus, Jisoo."

"Berarti tadi mau?"

"Nggak."

"Kenapa sih jawabnya singkat!"

Sehun menghela napas panjang. "Jisoo sayang, aku nggak mau putus. Kamu tadi udah janji nggak bakal bikin aku marah, kan? Aku juga nggak mau bunuh kamu. Jadi berhenti dramanya, ya? Katanya ke taman mau main, kan?"

Sehun menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan napasnya.

"Ngomongnya panjang banget. Aku nggak ngerti, Sayang. Tapi aku maafin."

Harusnya lo yang minta maaf, gila!

"Jadi nggak marah lagi, kan?" Sehun memegang pergelangan tangan Jisoo.

"Masih marah."

Kebun binatang di mulut Sehun, ok. Maka dia menghela napas lagi lalu memaksa wajahnya tersenyum lebar sampai gigi kecilnya yang rapi kelihatan.

"Jadi aku harus gimana biar kamu nggak marah?" tanyanya pelan sambil menekankan.

"Aku suka coklat," jawabnya.

"Jadi, mau beli coklat?"

Jisoo menggeleng. "Beli es krim lima rasa ditumpuk roti sama kerupuk pakai susu coklat, ya?"

Mana ada yang kayak gitu sih!

Menghindari perdebatan yang bikin otaknya nyut-nyutan. Sehun menaikkan jempolnya. "Ayo beli," ajaknya lalu menarik tangan Jisoo.

Jisoo tersenyum senang lalu berjinjit mendekati telinga Sehun. Dia berbisik, "sama burger yang seladanya diganti pakai kol, ya?"

***

Should I continue? Atau berhenti segini aja?

Stories ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora