5.The Devil

3.3K 353 39
                                    

Oh Sehun x Kim Jisoo
One shot
Psychology, dark romance.

🎵Billie Eilish - I love you

***

Semakin dewasa seorang Kim Jisoo, semakin dia tahu bahwa iblis, tidak selamanya berwujud menyeramkan dengan taring dan tanduk juga wajah buruk. Dia melihatnya sendiri, iblis itu--dengan kemeja putih yang rapi juga celana hitam panjang dan sepatu Adidas, juga tidak lupa dengan jam tangan Vacheron yang tidak absen dia pakai.

"Kim Jisoo sudah bisa dipulangkan. Kondisinya sudah jauh membaik."

"Ah iya, terima kasih banyak, Dokter Kim."

Oh Sehun. Pria itu tersenyum ramah setelah menanyakan kabar Kim Jisoo dengan raut sedih sekali. Raut sedih yang dibuat-buat tentunya. Seminggu Kim Jisoo dirawat intensif di rumah sakit akibat reaksi dari zat-zat yang ada di dalam cairan pembersih toilet.

"Kau sudah bisa pulang," ucap Sehun sambil menarik satu kursi ke samping ranjang rawat Jisoo.

"Kenapa tidak membunuhku?" Jisoo memalingkan wajahnya. Dia kelewat jijik pada pria yang ketampanannya sangat tidak wajar di mata kebanyakan perempuan.

Sehun terkekeh kecil. Dia tersinggung, sebenarnya. "You should learn how to watch your mouth, Baby," bisiknya lalu duduk kembali. Dia mendengus. "Lagi pula memang Tuhan yang terlalu sayang padamu, padahal aku tadi benar-benar berniat membunuhmu."

"Jika kau tidak repot membawaku ke rumah sakit, aku akan mati dengan sendirinya."

Sehun mendengus. Dia berdiri lalu mengambil koper yang berisi barang-barang kebutuhan Jisoo saat dirawat. "Lebih baik kau bersiap untuk pulang. Kita bisa bersenang-senang setelah ini," balasnya sambil tersenyum.

***

Oh Sehun.

Pria dengan wajah tampan itu bukan suami Kim Jisoo pun bukan kekasihnya. Tentu. Jika mereka memiliki hubungan khusus atas dasar cinta, pasti Jisoo bahagia. Bukannya malah merasa tersiksa tiap kali berhadapan. Bahkan dengan membayangkan keberadaan Sehun saja, Jisoo sudah muak sekali.

"Bebaskan aku, Sehun."

Sehun bukan tidak mendengar. Pada jarak sedekat ini, tentu dia tahu kalau Kim Jisoo berbicara padanya. Sehun fokus dengan jalanan serta tangannya yang sibuk pada setir mobil.

"Kau baru saja keluar dari rumah sakit. Jadi perbaiki bicaramu," balasnya datar.

"Bebaskan aku, " lirih Jisoo lagi.

"I love you. How can I let you go?"

"You don't! You hurt me all the time, Sehun!" bentaknya mengingatkan.

Sehun tidak memberikan ekspresi yang berarti. "Aku menyayangimu."

Bohong.

Jisoo merasa dibohongi.

Kalau Sehun menyayanginya, Sehun tidak mungkin menyakitinya.

Kalau Sehun menyayanginya, Sehun tidak mungkin memukulnya.

Kalau Sehun menyayanginya, Sehun tidak mungkin meminumkannya cairan pembersih toilet dengan paksa.

Stories ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang