7. The Goddess

2.4K 277 30
                                    

Oh Sehun x Kim Jisoo
One shot
Psychology, dark romance.
PG-17 for implisit content.

***

Siapa yang tidak mengenal Kang Jisoo? Seorang psikiater muda berprestasi dan merupakan lulusan terbaik dari universitas terbaik. Wajah cantik dan raut wajahnya yang selalu tenang, juga senyum tipisnya yang manis sekali membuat tidak sedikit lelaki bertekuk lutut. Banyak sekali wanita yang iri, tentu saja.

Kang Jisoo bagaikan benda angkasa, indah namun terlalu tinggi untuk diraih. Mencapainya memerlukan perjuangan besar yang belum tentu juga bisa berbuah hasil. Bukan hanya satu atau dua orang yang sudah Jisoo tolak dengan cara halus dan berpendidikan, sudah sangat banyak.

Karena kebanyakan yang Jisoo tolak adalah orang terpandang, banyak orang yang mempertanyakan seleranya. Tapi jika orang-orang tahu, mungkin agak sedikit lucu dan patut ditertawakan.

"Jadi bagaimana keadaan adikku?"

Kang Jisoo tersenyum tipis. Wajah tampan di hadapannya benar-benar membuatnya gerah seketika. Meskipun seorang psikiater, bukan berarti Kang Jisoo tidak bisa gila, kan? Sebagaimana dokter yang masih bisa sakit, Jisoo juga begitu. Terlebih dia hanya manusia biasa yang bisa merasakan cinta meskipun kebanyakan orang memandangnya sebagai seorang dewi yang terlalu keras hatinya.

"Dia sudah lumayan baik, aku sudah mengobrol banyak dan dia sudah mau bercerita lumayan banyak juga," jawab Kang Jisoo.

Pria di hadapannya ini adalah kakak dari anak berumur sepuluh tahun yang mengalami post traumatic stress disorder akibat kematian orang tua mereka juga karena pelecehan seksual oleh pelaku pembunuhan.

"Ah, syukurlah. Sekali lagi terima kasih, Kang Jisoo." Pria itu memundurkan kursinya untuk berdiri. Melihat itu, Kang Jisoo juga melakukan hal yang sama. Sekon kemudian, tangan pria itu terulur untuk memberi jabatan tangannya. Bukannya menjabat tangan pria itu, Kang Jisoo melepas snellinya lalu berjalan mendekat ke arah pria itu.

Kang Jisoo tersenyum manis meskipun pria di hadapannya mengernyitkan dahinya. "I don't need your hand," ucap Kang Jisoo. Detik selanjutnya, dia tersenyum miring sambil menarik tangan pria itu membuat jarak mereka sangat dekat. "But your lips."

***

Kang Jisoo tersenyum sepanjang lorong rumah sakit. Bukan hanya karena membalas senyuman dari beberapa perawat yang lewat, tapi juga karena merasa menang atas pria tadi. Ya, she got his lips. And for Kang Jisoo, it was a nice kiss.

Dia benar-benar merasa gila karena kejadian itu terus berputar di kepalanya. Semakin lama, dia semakin tidak tahan tidak melihat wajah pria itu. Dan sekarang, waktunya Kang Jisoo untuk menemuinya.

Tentu Kang Jisoo mengenalnya dan mengetahui informasi tentangnya.

Sekali lagi, Kang Jisoo hanya manusia biasa yang juga bisa sakit baik fisik maupun mentalnya. Dan menjadi psikiater adalah hal yang bagus agar dia bisa menangani dirinya sendiri. Setidaknya, Kang Jisoo tahu bahwa dia sedang sakit. Ya, dia sadar sepenuhnya bahwa ini adalah termasuk bentuk obsesi.

"Oh Sehun." Adalah nama pria itu. Jisoo menggumamkannya dengan suara serak sekali. "You really are more addictive than any drug can react," ucapnya sambil menjalankan mobilnya. Dia berusaha menormalkan detak jantungnya saat adegan di ruang kerjanya terus berputar di kepalanya. Makin lama, Kang Jisoo semakin menambah laju kendaraannya.

Sesampainya di halaman rumah minimalis milik Oh Sehun, Kang Jisoo langsung meraih tasnya dan buru-buru menutup pintu mobilnya. Dia berlari kecil dan menekan bel pintu berkali-kali.

Stories ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя