Dylan
Demi makan gratis dan publikasi, gue datang ke acara ini, plus juga karena nyokap nyuruh gue datang, biar dia bisa ikut. Modus. Gue daftar diri di buku tamu, senyumin si penerima tamu yang gue tahu fans gue karena dia keliatan banget fans, jangan pingsan, gumam gue dalam hati, terkabul. Gue nengok ke samping gue, tempat nyokap gue tadi berdiri, kosong, dia sudah pergi entah kemana, yah yasudah gue memanfaatkan keadaan, melaksanakan tujuan utama gue, makanan gratis. Gue sudah dalam tujuan ambil piring pas gue ngeliat ada orang, cewe tentunya, ngebelakangin gue, pakai A-line long dress putih, rambutnya hitam bergelombang dan rasanya gue ngenalin siapa dia, tapi gue gak bisa menemukan wajahnya sampai dia menoleh dan gue bisa liat wajahnya, gue balikin tuh piring dan berjalan kearahnya
"Tinggal tambah sayap, lo bisa jadi bidadari" ucap gue dari belakangnya
"Ngapain lo disini?"
"Tamu undanganlah, apa lagi. Lo sendiri?"
"Sama"
"Lo keliatan beda" lo keliatan lebih cantik dari pas di sekolah, adalah yang sebenernya mau gue bilang ke dia, tapi entah kenapa, gue menahan diri. Sebelumnya, gue gak pernah malu memuji orang, buat gue bilang seorang cewe itu cantik adalah hal yang normal
"Tapi tetep ketahuan kan" dan gue ketawa pelan, gak ada yang lucu sebenernya
"Dylan, boleh minta foto?" Seorang photographer datang merusak momen, sebelum gue sadar gue sudah narik tangan Becca
"Eh, mau kemana, sini foto bareng gue" ucap gue menutupi refleks gue yang terlalu refleks, untung aja dia nurut, jadi gue gak begitu memalukan
"Thanks"
Kita ngobrol, gue sadar kalau gue masih megang tangannya, tapi kayanya dia engga, soalnya dia gak narik tangannya sama sekali. Ternyata cuma tadi aja disekolah dia juteknya, dia beda banget sama cewe yang tadi gue liat disekolah, bisa dibilang dia cantik. Tunggu, tadi gue juga udah bilang itu juga bukan?
"Eh, Becs, liat ada yang menarik gak?" Seorang cowo ngedeketin Becca, dia langsung narik tangannya dari tangan gue, dia sadar. Gue diam mematung, inikan kakak kelas, kok dia ngobrol sama Becca? Jangan bilang dia...
"Belom nih, kakak?"
"Banyak, enak-enak loh, cobain gih!"
"Ya, nanti dulu, liat-liat dulu, sana hunting lagi" mereka keliatannya dekat banget, siapa sih dia?
"Dia kelas XII kan?" tanya gue bingung nunjuk ke arah cowo tadi
"Ya"
"Kok kenal lo?" Becca ketawa "eh, bukannya jawab, malah ketawa"
"Cari tahu sendiri, gue mau makan" dia jalan pergi, dan gue tak bisa tahan untuk gak mengagumi tangan yang baru aja Becca pegang, rasanya ada sesuatu yang menarik gitu
Hampir aja, gue melupakan tujuan utama kedatangan gue gara-gara Becca versi luar sekolah. Gue kembali ketujuan awal gue, ambil piring lalu gue isiin nasi dan lauk yang ada diseblah-belahnya, gue keliling ruangan, mencicipi makanan yang keliatannya menarik, tapi gue tidak menemukan Becca dimana-mana, jangan-jangan dia sudah pulang, kita belum mengucapkan perpisahan, tadi dia main pergi aja, gue kembali berkeliling dan menemukan apa yang gue cari, lebih tepatnya seseorang yang gue cari, tapi pemandangan yang gue lihat sangat mengecewakan, dia lagi duduk dikursi, sebelahnya cowo yang tadi, mereka makan dari piring yang sama, mereka kayanya deket banget, apa jangan-jangan cowo itu pacarnya? Makanya Becca jutek sama gue? Oh, pasti itu pacarnya, dia gak mau dikirain selingkuh
"Dylan, boleh minta foto?" Photographer lainnya, gue senyum kekamera dan berjalan pergi, gue sudah ngeliat nyokap gue, tapi gue gak berjalan kesana, gue malah sapa-menyapa dengan orang yang gue kenal, ternyata lebih banyak dari yang gue kira, beberapa foto wartawan dan fans, gue akhirnya menemukan kursi dimana gue bisa duduk, thank god, capek juga jalan terus, gimana cewe-cewe yang pake heels dan berdiri? Gak keram apa ya tuh kaki? Gue nunduk aja, cukup banyak foto sudah diambil, keram mulut gue senyum mulu
YOU ARE READING
Finding Us (Finding Us Series #1)
Teen FictionBe careful with what you wish for. Bagi Dylan, hidup itu hanya berisi kesenangan. Hidupnya kurang lebih sesuai dengan keinginannya, tantangan berat tak sekalipun berani menyentuhnya. Hidupnya adalah contoh kehidupan yang sempurna. Tapi sayangnya, di...
