Becca
Well, lumayan pestanya, tidak terlalu buruk buat pesta yang sebenernya gak mau gue datengin, ditambah sedikit kejutan yang bener-bener tidak diharapkan, kemunculan Dylan yang tiba-tiba, yang pas banget saat gue terlihat seperti bener-bener cewe dengan gaun, heels, clutch dan segala aksesorisnya, seperti yang gue bilang, bukan gue banget, tapi malam ini gue merasa ada yang berbeda dengan acara lain yang harus gue datangi dengan gaun, seperti pas farewell SMP gue, sesuatu yang berbeda, tapi gue tidak bisa menemukan apa hal itu, tapi buat apa hal sepele gitu dimasalahin, cuma karena gue merasa berbeda pakai gaun hari ini, tidak berarti gue jadi pencinta gaun dan akan pakai gaun sering-seringkan? Ya gitulah intinya.
Dalam perjalanan gue sudah merencanakan apa yang akan gue lakukan begitu sampai dirumah, yaitu, mandi dan langsung ganti baju, tapi kenyataannya berlawanan dengan keinginan, begitu sampai di kamar, kaca belakang pintu membuat gue ingin mengabadikan diri gue dalam balutan gaun ini, jadi gue ambil kamera dan mulai mengambil gambar, sesuatu yang jarang banget gue lakuin, tapi belakangan ini ada banyak hal yang gak pernah mau gue lakuin, gue lakuin, kaya salah satunya, pacaran. Jujur aja, gue gak mau pacaran, cuma rasanya umur-umur gue itu biasanya mulai pacaran, makanya gue lakuin. Terus tampil berbeda, kaya gue tadi, pake make up, gue lebih suka sama tampilan natural, gak tahu kenapa, satu-satunya yang gue suka ganti-ganti cuma model rambut gue, okay mungkin kadang-kadang juga baju gue, tapi selain itu, gue gak begitu mencolok.
Setelah puas dengan gambar-gambar yang gue ambil, gue berangkat mandi dan tidur, sudah malam, dan besok masih hari sekolah, yang buat acara juga agak aneh, kok buat acara hari kerja, emang besoknya mereka gak kerja apa? But, they are the boss, mereka pasti punya alasan sendiri, mungkin tanggalnya atau harinya, bisa aja.
"Darling.." Sebuah ketukan diikuti suara nyokap terdengar dari balik pintu kamar gue
"ya" gue jawab tapi gak gue buka pintunya
"mama masuk ya.." Ijin-ijin tapi belom di ijinin sudah masuk "eh, kok kamu belom ganti baju?" Nyokap ngeliat kearah gue lalu ke kamera yang tergeletak di kasur gue "ohh, anak mama narsis dulu ya ceritanya?"
"ya, mengabadikan kalo gak pernah bisa pake gaun lagi" gue senyum
"eh, hush, kamu tuh ya, bicaranya" nyokap ngelus punggung gue, tapi kita berdua tahu kalo hal itu akan terjadi suatu saat "ayo kamu tidur, besok masih sekolah"
"iya, ini tadi baru mau mandi pas mama masuk"
"yasudah, sampai besok pagi, tidur nyenyak, mimpi indah" nyokap gue narik kepala gue turun, karena gue lebih tinggi dari dia, jelas, terus nyium puncak kepala gue sebelum akhirnya keluar kamar gue, dan gue pun berangkat mandi.
Pagi hari gue bangun setelah alarm berdering yang ke 3 kalinya, kayanya gue capek banget rasanya, kaya gak kuat untuk bangun, apalagi hari ini ada jadwal olahraga, kuat gak ya gue, gimana nanti kalo gue pingsan? Manja amat sih! Gue bentak diri gue sendiri dan gue pun bangun, lalu berjalan ke kamar mandi, mandi dan siap-siap berangkat sekolah. Setelah gue merasa siap, gue pun turun kebawah, tahu kalau gue sudah telat karena meja makan sudah kosong, gue ambil roti dan mengambil pilihan yang malas gue lakukan, nyetir sendiri kesekolah, tapi gimana, salah sendiri gue bangun telat, bokap sudah berangkat, berikut kakak gue.
"kamu telat, Rachel.." teriak nyokap gue mendengar keributan gue
"iya, gak denger alarm. Bye, mom!" gue sudah lari-lari aja ambil kunci yang keliatan
"hati-hati loh kamu nyetirnya!"
"iyaa" dan gue membanting pintu tanpa sengaja menuju garasi, baru sadar kalo gue ambil kunci mobil nyokap gue pas lampu signnya menyala, gue ngeraih hp gue dikantung sambil majuin mobil
YOU ARE READING
Finding Us (Finding Us Series #1)
Teen FictionBe careful with what you wish for. Bagi Dylan, hidup itu hanya berisi kesenangan. Hidupnya kurang lebih sesuai dengan keinginannya, tantangan berat tak sekalipun berani menyentuhnya. Hidupnya adalah contoh kehidupan yang sempurna. Tapi sayangnya, di...
