Kala #2

7 0 0
                                    


Pesan di tengah malam kembali di terima Kala.

"gue tadi nangis di sekolah."

Helaan nafas dikeluarkannya.

Gadisnya kembali menangis. Manjanya ini makin sering menangis akhir-akhir ini. Kala tidak bisa tidak khwawatir. Rana yang dia tahu di awal adalah manusia penuh bahagia dan cahaya. Rana adalah gadis kekanak-kanakan yang memiliki aura merah muda mencolok. Namun, semakin lama Kala mengenal, semakin tajam Kala mengupas, semakin dalam Kala diizinkan masuk, semakin terlihat goresan dalam hati gadisnya. Semua tawa, semua rengekan, semua ejekan, hanyalah cara Rana menutupi gelapnya.

Dari awal Kala melihatnya, Kala sudah tau gadis itu menyimpan sesuatu. Teorinya, tidak ada manusia yang benar-benar sebahagia itu di dunia sialan ini. Tidak ada remaja 17 tahun yang memiliki binar kekanakan tanpa trauma di baliknya. Tidal ada perempuan seacuh itu kecuali pernah menghabiskan perasaannya di satu titik yang sama. Namun Kala tidak pernah menyangka bahwa rahasia-rahasia Rana sekelam ini, seberat ini, setajam ini. Dia tidak pernah mengerti bagaimana perempuan manjanya bisa seperti ini. Bagaimana dia masih memiliki energi untuk berpura-pura saat seharusnya semua energinya telah habis untuk bertahan.

Namun, Rana mulai melemah. Topengnya mulai pecah. Energinya mulai habis. Perannya mulai terbongkar. Sudah sering Kala menerima pesan ini. Awalnya hanya di ujung malam, sekarang pagi pun ia datang. Dulu hanya sebulan sekali, sekarang sehari bisa muncul tiga kali. Sesering itulah gadisnya terjatuh. Sebanyak itulah gadisnya pecah. Kala ingin membantu. Kala ingin memeluk. Sayangnya, di saat yang bersamaan, hatinya mulai mati dan tidak merasa. Bagaimana ia mau menghibur gadisnya saat ia tidak tahu bahagia itu apa.

Closed DoorWhere stories live. Discover now