Rana '2

7 0 0
                                    

Topengnya pecah. Peran yang selama ini ia mainkan dengan baik mulai luntur. Pegangannya goyah. Semua rahasia yang ia genggam kuat-kuat perlahan terlepas. She's leaking and she hates it.

Rana tidak tahu apakah ini karena rahasia yang ia simpan sudah terlalu berat atau mentalnya yang melemah karena terlalu sering dipaksa bekerja keras atau dia yang lalai dan membuka diri terlalu lebar.

Satu yang Rana tahu, Kala memiliki peranan besar di balik kebocorannya ini. Semakin ia dekat dengan pria itu, semakin terbuka ia, semakin lemah ia, semakin sering mengeluh ia. Kala selalu meyakinkannya bahwa tidak apa-apa untuk lelah, tidak apa-apa menurunkan perisai sebentar, tidak apa-apa mengakui bahwa Rana kenapa-napa.

Ia yang bodoh memercayai Kala. Ia yang salah menganggap teori Kala berlaku juga pada hidupnya. Mereka memiliki kehidupan yang berbeda. Masalah yang berbeda. Pantangan yang berbeda. Cara bertahan yang berbeda.

Kala mungkin berpendapat bahwa tidak apa-apa terlihat lemah sebentar lalu kembali bangkit, tapi Rana tidak. Ia tidak bisa lemah sebentar. Lemah, baginya, adalah semua candu. Sekali ia menurunkan perisainya, sekali ia melepaskan topengnya, sekali ia mengeluarkan tangisnya, maka ia ingin lagi. Tidak mau menutupi, tidak mau berjuang lagi, tidak mau kuat lagi.

Kala berhasil menjadi pegangannya dalam waktu yang sangat singkat dan itu salahnya karena membuka pintu terlalu lebar untuk lelaki itu. Hanya ada satu orang yang boleh menjadi pegangannya dan itu bukan Kala, bukan keluarganya, bukan orang lain. Hanya Rana.

Sekarang, hanya ada satu solusi untuk kembali bertahan. Dia harus menjauhi kelemahannya, godaanya, bahagianya, Kala

Closed Doorحيث تعيش القصص. اكتشف الآن