8. 심장 마비 - Heart Attack

142K 17.7K 12K
                                    

Hai sobat maljumku!

Ayo baris dulu sini, absen vote berapa para pecinta angry bird ini?

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.




Ayo baris dulu sini, absen vote berapa para pecinta angry bird ini?

Maap ya kalo banyak typo. Aku lagi kecapean banget ini abis dari luar tp aku inget, aku punya janji sama kalian jd aku tetep harus nulis! Jadi, semoga suka dengan bab ini ya!

Happy reading!


*

*





"Selamat pagi, ahjussi..."

Aily menyapa dengan suara parau khas orang yang baru bangun tidur, Aily bangun ke posisi duduk, lalu menyipitkan matanya ke arah Vee yang sedang sibuk memasukkan beberapa lembar ke dalam koper kecil yang diletakkan di sudut kasur kosong sebelah Aily. Vee pagi ini begitu rapi dengan kaos yang dilapisi jaket parasut hitamnya. Dandan Vee tentu bukan orang yang hendak berangkat ke kantor.

"Selamat pagi, bagaimana tidurmu?" Vee tidak menatap Aily, sibuk menatap isi kopernya.

"Hmm, nyenyak sekali."

Vee tersenyum tipis, masih tak menatap Aily. "Baguslah."

"Eumhh, ahjussi ingin ke mana?"

"Ulsan."

"Untuk apa?"

Vee menatap Aily setelah selesai menutup resleting kopernya. "Mencari Valery."

Mata Aily sekatika melebar. "Kakakku di sana?"

"Belum pasti, tapi ada petunjuk. Kau jangan beritahu orangtuamu dulu, aku khawatir akan membuat kecewa jika ternyata dimaksud bukan kakakmu. Biarkan aku mengurusnya sendiri dulu. Mengerti?" Vee sedikit membungkukkan badannya.

Aily lantas mengangguk dua kali. "Aku mengerti, ahjussi."

"Nanti kau pulang ke rumahmu dulu saja, aku sudah menelfon ibumu. Pulang sekolah, langsung di antar supir ke rumah orangtuamu. Aku bilang bahwa aku ada urusan pekerjaan ke luar kota, ingat jangan bilang kalau aku pergi untuk mencari Valery."

Aily sebenarnya sedikit ragu, karena dia sangat tidak akrab dengan kebohongannya. Jadi, Aily sendiri takut nanti dia kelepasan jujur saat ditanya lagi oleh orangtuanya tentang Vee, tapi karena Vee yang meminta, dia akan berusaha. Entahlah, belakangan Aily makin kagum saja dengan sosok Vee. Selain karena kekaguman karena status, strata, dan sifat ramah Vee, Aily juga sangat kagum pada pengorbanan yang Vee lakukan untuk Kakakknya. Intinya, Valery itu sangat beruntung dicintai oleh pria seperti Vee.

"Aku mengerti, ahjussi." Aily akhirnya mengangguk lalu perlahan turun dari ranjang, ia berjalan menuju ke kamarnya kembali karena harus bersiap-siap untuk mandi dan bersekolah. Hari ini cukup banyak les yang menantinya.

HOW COULD?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant