41. Ex-boyfriend.

798 86 17
                                    

"DIEM AJA, LO LAWAN DONG! "

Febi membulatkan matanya begitu juga Ayu, atensi semua siswa yang sedang menikmati makan siangnya tertuju pada cowok yang tiba-tiba datang dan menggebrak meja ditengah cek-cok antara Febi dan Ella.

"Jen-jeno?" ucap Febi gugup.

"wa-wah?? bisa dibelain sama mantan?"

Ella berucap dengan mulut bergetar, dia tidak menyangka cowok bermata sipit tersebut menghampirinya setelah setahun lebih tak tau menahu kabarnya sejak putus hubungan dengan Febi.

"Lo kenapa sih?? Lo lawan dong!"

Jeno menatap Febi tajam yang sedari tadi mematung. Siswa lain yang berada didalam kantin hanya dapat mematung memperhatikan Jeno yang nampak ikut emosi.

Jeno menatapnya sedih.

Tanpa gadis itu sadari air matanya meleleh setelah Jeno membentaknya demikian, dia tak pernah sekali pun mendengar nada tinggi dari cowok ini setelah setahun yang lalu mereka dekat, memorinya kembali terulang bagaimana cowok tersebut pernah menemaninya pernah mau berbagi kisah dengannya.

Bagaimana dulu ia selalu merasa aman, nyaman dan bahagia karena dicintai oleh orang yang ia cintai pula.

"sekali -kali lo yang jahat kek, dari dulu sejak lo pergi ada aja yang jahatin lo"

Febi merasakan batinnya seperti terhunus benda tajam mendengar ucapan Jeno barusan,cowok tersebut benar. Selama dia meninggalkan Jeno dia merasa kehidupannya ada yang berubah.Tak mau semakin banyak air matanya jatuh karena terus mengingat memorinya dahulu gadis itu pergi meninggalkan kerumunan kantin dan berlari.

Disaat itu Ayu yang berusaha mengejar namun tangannya cepat ditahan oleh Jeno.

"biar gue aja"

Ayu menatap Jeno dan mengangguk paham, tangan cowok tersebut terlepas.Mata sipitnya melirik sinis satu cewek lagi disampingnya.

"Dan lo? Urusan lo belum selesai.."

"-sama gue"

Punggung cowok tampan jurusan IPS tersebut melesat jauh mengejar Febi yang lebih dulu meninggalkannya,dia tak pernah mau berniat untuk kembali kepada kehidupan cewek yang sudah satu tahun lebih dia temani semenjak Febi meninggalkannya.

Ia bahkan telah melupakan semua memori bersama gadis tersebut,namun Jeno tetap secara diam-diam untuk selalu mengetahui kabar tentang Febi.. Dia juga tahu semuanya.

Ia hanya muak karena makin kesini gadis tersebut terus saja dijadikan bahan ejekan orang-orang,cowok tersebut sempat berfikir bahwa gadis itu berubah semenjak satu tahun lalu. Ia mengira Febi menjadi gadis yang tidak benar semenjak itu.

✔✔✔

Febi memang payah dalam urusan percintaan, entah apa yang membuatnya selalu ada diposisi yang membuat dirinya selalu tertekan hanya soal urusan hati.
Dia terlalu panik menghadapi masalahnya sendiri,hingga pada ujungnya ia sendiri bakal kalap.

Entah dimana letak salahnya, cowok sebaik Jeno pun malah ia tinggalkan.
Hatinya terasa semakin sakit saat Jeno kembali memperhatikannya,pada dasarnya dia tak perlu merasa sakit apa-apa karena sebaliknya dialah yang dulu menyakiti perasaan Jeno.

Matanya dikejutkan oleh pemandangan dihadapannya dengan sebuah tangan terulur yang memegang sapu tangan.
Untuknya?
Dia berbalik kesamping menoleh kearah sosok cowok itu yang kini sedang tidak menatap kearahnya.

"gak mau? Aku elapin ya"

Cowok tersebut bergerak kehadapannya berusaha meraih wajahnya yang dipenuhi oleh air matanya yang sejak tadi mengalir. Febi bergerak panik saat cowok tersebut berjongkok didepannya yang tengah duduk diatas balok kayu besar diatas rooftop sekolahnya.

SUGAR DADDY (My Perfect CEO) ;JunhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang