BAB 6

251K 8.4K 142
                                    

Saat ini jam istirahat sedang berlangsung. Seperti biasa kantinlah yang akan menjadi sasaran para siswa disekolah. Seperti yang dilakukan Raka dan Akbar ini. Keduanya sudah duduk santai dimeja kantin dengan di depannya sudah ada siomay dan es jeruk sebagai menu mereka hari ini.

Mereka makan sangat lambat padahal banyak sekali yang ingin menggunakan meja itu. Sebenarnya mejanya bisa muat 2orang lagi tapi entah kenapa tak ada yang ingin duduk dihadapan mereka. Karena semua tau betapa jahilnya mereka.
Keduanya makan lambat karena sambil bermain ponsel.

Sampai akhirnya Kayla dan Lena datang dengan nampan ditangan masing-masing. Keduanya memutuskan untuk duduk didekat manusia paling jahil disekolah ini dari pada harus makan dikelas.

Lena yang sangat gugup sedangkan Kayla yang biasa saja. Meski didepannya ada manusia yang selalu menyita perhatiannya sejak kelas 11 lalu.

"lo berdua gak takut duduk disini hah?" ucap Akbar tanpa menoleh sedikitpun dari ponselnya.

"tau!gue jahilin paling nangis" sekarang Raka.

Lena langsung pucat dan mengajak Kayla pergi dari sana. Tapi Kayla tetaplah Kayla. Keras kepala.

"ck... Lo berdua kalo mau main game dikelas aja! Lo pada gak lihat banyak yang gak dapet meja!" ucap Kayla sambil memakan bakso yang tadi ia beli.

Akbar dan Raka yang mengenali suara itu pun langsung mendongkak.

"lo ngusir kita?" tanya Raka sinis.

"hm" jawab Kayla.

"Kay mending kita cabut yuk dari pada kena masalah sama mereka berdua" bisik Lena pelan.

"kalo mereka berdua nyakitin kita berarti mereka BANCI" teriak Kayla.

Sebenarnya Kayla gak mau mengatakan itu apalagi didepan Akbar yang notabene nya 'Gebetan' dirinya sejak kelas 11. Namun tak ada pilihan lain ia sudah terlalu muak dengan tingkah Raka yang sok berkuasa.

Siapa sih yang tak kenal Raka. Sosok ketua geng LION disekolahnya dengan kelihaian dalam berkelahi dan tingkat kejahilan yang sudah akut. Raka sering disebut JENDRAL bila mereka sedang tawuran. Karena Raka lah yang ada dibarisan paling depan. Meski kelakuannya busuk kaya gitu saja masih banyak yang mengidolakannya termasuk Lena.

"Kay" ucap Lena lirih.

Baru Kayla akan berucap tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Raka untuk berdiri.

"maksud lo ngomong gitu apa?? Hah?" tanya Raka kencang. Membuat seisi kantin kepo.

"lo semua lihat kan kalo cowok yang lo pada puji-puji ini cuma banci yang beraninya sama cewek" ucap Kayla mencoba tenang. Sebenarnya dirinya juga takut. Ini bukan dirinya. Kayla tak pernah melakukan hal ini selama sekolah. Apalagi ribut dengan laki-laki.
Kayla selalu ramah dengan siapapun. Makanya ia terkenal karena menjadi murid berprestasi dan selalu bertingkah sopan sama siapapun.

"lo ikut gue sekarang!!!" ucap Raka sambil menarik tangan Kayla.

Kayla melawan namun sayang tenaga Raka lebih besar jadilah ia pasrah saja akan dibawa kemana oleh Raka.

Dan disinilah Raka memberhentikan langkahnya. Di taman belakang sekolah. Kayla diam sambil melipat tangannya didada. Takut? Tentu. Tetapi ia mencoba menutupi itu.

"duduk lo" perintah Raka.

"kalo gue gak mau gimana??" tanya Kayla balik.

"lo gak tau siapa gue?"

"tentu tau dong! Ketua geng LION  yang ditakuti oleh semua orang disini tapi gak bagi gue karena menurut gue lo itu cuma banci"

Penjelasan Kayla itu mampu menaikkan emosi Raka kembali. Tetapi mengapa Raka tak membalas atau memberi pelajaran pada Kayla? Padahal semua orang tau Raka tak pernah memandang bulu entah itu cewek atau cowok pasti ia akan melakukan tindakan apapun yang membuat dirinya senang. Astaga Raka kenapa??

Raka hanya mengacak rambutnya frustrasi. Emosi nya sudah diujung kepala tetapi kenapa ia tak bisa lampiaskan.

"kenapa sih lo jadi cewek rese banget!!" ucap Raka.

"kenapa sih lo jadi cowok sok jago banget!" ucap Kayla.

"Kaylaaaaa!!" teriak Raka.

"udah ah gue muak lihat muka lo!" ucap Kayla sambil meninggalkan Raka disana.

Kayla berjalan santai menuju kelasnya. Tetapi sepanjang perjalanan seperti banyak yang melirik ke arahnya dengan tatapan sinis atau apalah Kayla tak mengerti. Kayla hanya cuek tak menanggapi.

Sesampainya dikelas dirinya tak melihat Lena. Kayla berjalan kearah tempat duduknya. Setelah duduk Kayla menaruh kepalanya diatas tangan yang ia lipat diatas meja. Kenapa rasanya sangat bersalah setelah melakukan itu pada Raka. Eh salah pada Akbar. Ia tak mau Akbar menganggap dirinya seperti wanita kasar.

"astaga gue nyesel banget" ucap Kayla dalam hati.

Saat Kayla mendongkak,ia melihat Lena bersama Akbar didepan kelas sedang tertawa-tawa. Sakit? Tentu. Sampai sekarang dirinya tak bisa sedekat ini dengan Akbar meski sering chatting.

"apaansi si Kay, Lena gak mungkin makan temen kali" batin Kayla.

Kayla hanya diam sambil memainkan ponselnya sampai suara bel masuk berbunyi. Lena dan Akbar masuk kedalam kelas bersamaan. Lena berjalan kearah tempat duduknya begitu juga Akbar. Tak lama Raka masuk dengan tatapan tajam bagi manusia seisi kelas.

"lo ngapain si Kayla ka?" tanya Akbar.

"gak gue apa-apain" ucap Raka.

"gak mungkin! Gue tau lo,lo gak pernah peduli entah itu cewek atau cowok kalo mereka berani usik lo pasti lo bakal buat perhitungan ke mereka"

"lo kira matematika buat perhitungan"

"Ka gue serius! Lo apain si Kayla"

"gak gue apa-apain Akbar!"

"kayanya gue-" ucapan Raka terpotong karena ada guru mata pelajaran masuk.

"siang semua. Sekarang ambil kertas kosong satu lembar kita ulangan hari ini" ucap Bu Siti selaku guru Ekonomi.

Terdengar helaan nafas kecewa dari manusia yang berada didalam kelas IPS ini.

Bersambung....

PremanSekolah [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang