Titik Balik

53 0 0
                                    

Rani, sedang duduk bersantai di sebuah gazebo. Lokasinya tepat di sebelah danau berhiaskan pepohonan dan bunga-bunga di sekitarnya. Udara yang sejuk serta suasana yang tenang membuat pikirannya hanyut dalam ingatan kejadian satu bulan yang lalu. kejadian yang masih segar di ingatannya, ketika Rani menggantung seragam sekolahnya untuk selama-lamanya.

"Alhamdulillah Bu, Rani sudah lulus SMA."

"Iya nak, semoga berkah ya Ilmunya," kata Ibunya.

Rani bergegas masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya setelah acara pelepasan kelulusan SMAnya tadi pagi. Ia mengambil air wudhu lalu sholat duhur di kamarnya. Setelah itu ia sejenak berbaring di kasur ternyamannya.

Sejak kecil, Rani memang seorang anak yang jarang keluar rumah. Jika tidak ada hal yang terlalu penting, seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah ia lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Ayahnya sering membelikan boneka dan barang-barang kesukaannya ketika ia masih kecil. Kasih sayang ayah dan ibunya sejak kecil membuatnya betah berlama-lama di rumah. Namun ayahnya telah meninggalkan dirinya, saat Rani masuk sekolah menengah pertama. Ketika itu ayahnya sakit jantung. Setelah beberapa hari di Rumah sakit, nyawanya tidak tertolong lagi. Rani sangat terpukul, air matanya mengucur deras. Salah satu orang yang paling di cintainya harus pergi meninggalkannya. Sejak saat itu Rani hidup berdua dengan Ibunya di kota Gresik. Ia berjanji untuk selalu menjaga perempuan yang telah melahirkannya.

Semasa sekolah Rani jarang berkomunikasi dengan banyak orang. bahkan, di kelas ia hanya berbicara dengan beberapa orang saja. Rani sangat takut di kira orang yang sombong. Namun hanya kepada beberapa temannya saja ia berani berbicara. Ia mudah canggung, namun ketika dia telah percaya kepada orang, ia sangat mudah bercerita tentang banyak hal.

"ting, tung," suara bel rumah di bunyikan.

"Siapa?" Tanya Ibu Rani.

"Kami Tante, Rika dan Fajar." Seru suara dari balik pagar.

"oh ternyata kalian, sebentar ya tante panggilkan Rani."

Mendengar suara itu, Rani bergegas keluar. Sejak bel itu di bunyikan Rani sudah tahu bahwa kedua orang itu yang datang. Ia menyambut mereka dengan hangat.

"masuk aja Rik, Jar," suruh Rani.

"Biasanya juga kalian anggap rumah ini seperti rumah kalian sendiri."

"hehe. itu kan dulu Ran. Sekarang kita kan udah dewasa. Udah lulus SMA. Harus lebih bersopan santun."

"iya, betul tuh Ran," sambung Rika.

"ah kenapa jadi kalian janjian sok dewasa gitu. Nggak asik."

"haha. Kita bercanda Rani."

"udah ayok masuk." Kata Rani.

Rika dan Fajar adalah sahabat Rani dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama. Mereka adalah orang-orang yang beruntung telah mendapat kepercayaan Rani, sehingga Rani dapat bercerita banyak hal dengan mereka. Sebaliknya Rani pun beruntung memiliki mereka berdua, karena memiliki sahabat yang rela susah senang bersamanya sedari kecil. Tiap minggu, ketiga sahabat ini selalu bergantian mengunjungi rumah satu sama lain. terkadang mereka kerumah Fajar, lalu kerumah Rika. Tetapi rumah Rani lah yang paling sering di kunjungi. karena mereka mafhum akan kepribadian Rani yang jarang keluar rumah.

"Ran sekarang kita kan udah lulus, kamu mau kemana setelah ini?" Tanya Fajar sembari mengunyah kripik pisang yang dari tadi sudah tersaji di depannya.

"aku mau ambil kuliah Kedokteran di kampus favoritku Jar, biar bisa merawat ibuku nanti kalo beliau sakit," jawab Rani dengan yakin.

"kalo kalian mau kemana setelah ini?'

"kalo aku mau ambil jurusan Pendidikan guru Ran, kamu kan tahu sendiri aku paling suka lihat anak kecil." Sahut Rika.

MomentumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang