Pertemuan Singkat

31 0 0
                                    


Sebulan telah berlalu sejak seorang laki-laki bernama Reyhan datang di hadapan Shinta. Reyhan merupakan mahasiswa pertukaran pelajar dari Jakarta. Ia kini menetap beberapa bulan di Jogja untuk menyelesaikan program pertukaran pelajar. Ia merupakan murid berprestasi. Beberapa waktu lalu dirinya mengikuti seleksi pertukaran pelajar di kampusnya. dan akhirnya ia menjadi satu-satunya orang yang berhasil lolos dan mewakili universitasnya untuk berangkat ke Jogja. Reyhan adalah seorang laki-laki yang mempunyai kepribadian dewasa dan juga berwibawa dalam sikap maupun berbicara. Secara fisik dia termasuk kriteria sebagian besar wanita. Memiliki tubuh tinggi, badan yang atletis serta kumis dan brewok yang tipis menjadi daya tarik sendiri bagi kaum hawa yang melihatnya.

Pada saat Reyhan pertama kali datang ke Jogja, ia disambut hangat oleh para mahasiswa di kampus, yang sementara akan menjadi tempatnya menimba ilmu. Banyak yang ingin berkenalan dengannya. Tak jarang banyak yang mengajaknya berjalan-jalan keliling Jogja. Hingga salah satu pria menyodorkan tangan kepadanya.

"kenalno jenengku Aris."

Reyhan menatap penampilan lelaki itu dengan sangat teliti, dari bawah hingga ke atas. Sepatu converse warna biru navy, celana jeans biru yang sobek dibagian dengkul, kaos oblong bergambar darth vader warna hitam. Dan rambut gondrong belah tengah. Dalam hatinya, santai betul ini orang. belum pernah ia bergaul dengan orang yang sebegitu santainya berpenampilan. Reyhan pun lalu menyodorkan tangannya menggenggam tangan Aris yang ia sodorkan sejak tadi.

"iya salam kenal juga, namaku Reyhan."

Tak berselang lama. Mereka menjadi teman yang akrab. Dari Aris lah Reyhan banyak belajar sesuatu tentang bahasa dan budaya. Ia tidak segan-segan membagi informasi itu kepada Reyhan. Ada salah satu kata yang menarik untuknya. Di Jogja, orang-orang menyebut air minum dengan sebutan "Wedang". Awalnya ia tidak tahu apa itu Wedang. hingga ketika mereka sedang makan siang, Aris meminta diambilkan Air minum yang ia sebut "Wedang".

"aku jaluk tulung ambilno wedang Han," sembari tangannya meminta pada Reyhan.

"Wedang itu apaan Ris?"

"Air Minum Han, orang sini itu nyebutnya wedang." Dengan nada medok khas orang Jawa.

"oh air minum," sembari memberikannya kepada Aris.

"sorry kan aku nggak tau. Haha." Tawanya.

Hari itu mereka sudah tidak ada mata Kuliah lagi. Setelah makan siang, dengan mengendarai Vespa tipe Sprinter punya Aris. mereka sejenak berkeliling jogja mengitari Malioboro. Hingga sore hari.

"disini tenang ya Ris. Beda dengan di Jakarta. penduduknya juga ramah-ramah. Bikin betah tinggal disini."

"Yawes kalo betah ya tinggal aja disini Han, gitu aja repot. Haha"

"pengennya sih. Nanti ya kalo aku dapet cewek sini." Celetuknya.

"wah, ngomong-ngomong soal cewek. disini ada cewek penjual Ronde, muaanis banget Han. Kamu mau mampir kesana dulu nggak?" Tanya Aris dengan logat medoknya lagi.

"boleh boleh Ris. Gas kan."

Vespa diparkir di depan kedai ronde yang berada di pinggiran trotoar malioboro. "Wedang Angsle dan Ronde Bu Sum" begitu tulisan yang berada di depan kedai. Banyak meja-meja di sematkan disana. kebanyakan meja sudah terisi oleh orang-orang yang sudah tak sabar menikmati Ronde dari kedai tersebut.

Reyhan mengamati tiap pengunjung yang datang. hingga matanya tertuju pada satu wanita yang sedang sibuk menyajikan ronde untuk para pelanggan. Rok panjang sampai ke mata kaki, dengan kaos pink, rambut panjang yang di biarkan terkurai ke kiri, kulit putih, serta wajah yang manis tanpa make up. Menarik perhatian Reyhan.

MomentumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang