8. DIE FOR YOU

164K 13K 1.7K
                                    

🔞 Part ini agak mengarah ke 17+bagi yang masih smp mohon baca di bawah pengawasan orang tua 🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞 Part ini agak mengarah ke 17+
bagi yang masih smp mohon baca di bawah pengawasan orang tua 🔞

🎼 OST: Die For You — The Weeknd

***

Menangkap jaket yang dilempar Devan ke mukanya, Meisya langsung memakainya walau hatinya kesal.

Mana mungkin dia adu bacot sama Devan sedangkan barusan cowok itu mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkannya?

Biar bagaimanapun Meisya masih tahu diri.

Melihat wajah Meisya yang lemas, Gio langsung menarik Meisya dan menjauhkannya dari Devan. "KDRT lu Boss, buset dah."

"Sabar ya, Mei. Boss Devan emang kasar, garang di luar. Tapi aslinya lembek— eh lembut kok kayak Gio. Apalagi kalo udah suka sama cewe, dia langsung nangis-nangis sambil ngerengek. Percaya dah sama gua," kata Raffa menenangkan Meisya sekaligus menistakan Gio dan Devan. Mungkin dia bosen hidup.

"Sorry nih, Van. Gue gak bermaksud ngatur lo tapi jangan terlalu kasar gitu lah, Van. Meisya lagi trauma, malah lo bentak-bentak. Biar gimana pun Meisya juga cewe, Van." Rey ikut membela Meisya.

Devan mendecih, mata elangnya melirik Meisya sinis. "Gue juga gaakan kasar kalo dia ga nyusahin! Lagian gue juga gak pernah anggap dia cewek!"

Shit! Lagi-lagi Meisya terpaksa harus menahan diri.

"Lagian Mei-chan juga kagak minta diselametin sama kita, lo aja yang ngebet nyelametin dia. Kenapa sekarang malah ngamok? Gengsi tros digedein!" sambar Yutha.

"Gue selamatin dia karena dia bagian dari sekolah kita. Kalo bukan juga ogah gue!" balas Devan.

"Udah, lo ikut gue sekarang!" Tiba-tiba Devan mencengkeram tangan Meisya kasar, menarikc cewek itu ke arah motor besarnya.

"Hah? K—Ke mana?!!"

"Gausah banyak tanya!!" bentak Devan. Masih melirik Meisya dengan tatapan penuh ancaman. "Awas sekali lagi lo jadi beban."

***

"Aakhh! S—Sakit, Devan!!"

"Tahan dikit lagi."

"Sshh.. s-sakit banget Dev, pelan-pelan!!"

"Ini gue udah pelan-pelan, sialan!! Tahan bentar lagi ga sakit."

"Sshh.. Udahh ahh anjir gue gak tahan.." desis Meisya kesakitan. Kedua matanya berkaca-kaca menahan perih. Devan menghela napas. Kemudian menaruh handuk basah yang dipakainya tadi untuk mengompres sebagian wajah Meisya yang lebam-lebam.

LEANDER [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang