XV : Phobia

52 3 3
                                    

Phobia.

Semua pasti tau apa itu phobia bukan?

Ya, phobia adalah hasil jepretan kamera.

Reader : Itu photo plis-

Ya udah sama aja. Setiap anak PMS punya phobia nya masing-masing. Kali ini mari kita bahas phobia mereka.

"Eh, kalian phobia sama apa?" Tanya Shovi.

-Hening-

"Kok diem? Biasanya ribut." Kata Shovi.

"Ya elu nanyanya ke siapa Shop?" Tanya Eky.

"Ya ke kalian lah_- Coba dari Eky." Kata Shovi.

"Bala-bala." Kata Eky.

"Lu takut ama bakwan ky? Astagfirullah, udah mah badan kecil, ini mentalnya kecil uga-" Kata Algi.

"Bala bala ama bakwan beda loh Gi." Kata Ronald.

"Apa bedanya?" Tanya Algi.

"Ya beda hurup lah. Gitu doang gak tau." Kata Luthfya yang kemudian mendapatkan sebuah sledingan penuh kasih sayang.

"Bukan, katanya kalo bala bala lebih tipis. Kalo bakwan lebih tebel gitu." Kata Ronald.

"Katanya bukan faktanya Ron." Kata Callista.

"Itu quotes aku Cal-" Kata Naufal.

"Pinjem elah Nop." Balas Callista.

"Gak bisa, kan ada copyright nya."

"Ini jaman apa sih, quote ada copyright nya segala?" Gumam Callista.

"Lu kata siapa Ron?" Tanya Luthfya.

"Kata Bima anak kelas sebelah."

"APA?! BIMA?! BIMA SAKTI?! CHOTTA BEEM?! ITU FILM LAMA YA AMPUN, UDAH GAK TAYANG LAGI DI ANTEPE, SEKARANG MALAH DIGANTI SHIPA ELAAAH-" Kata Luthfya.

"Chotta beem apa coba?" Kata Ronald. Ya Ronald mah nontonnya channel luar negeri sih, makanya gak tau ada kartun apa aja yang tayang di tv channel indo.

"KAMU SUKA NONTON LUTH?!" Kata Algi.

"IYA!"

"IH SAMA! YEEEEY--"

Setelah ber-yey-ria, Algi pun nanya, "TOKOH FAVORITMU SIAPA?!"

"YA BIMA LAH! DIA TUH YANG PALING KUAT!"

"ISH, KALIA LAH YANG LEBIH KUAT!"

Akhirnya mereka berdua ribut. Inilah yang disebut sama tapi berbeda-

"Btw di ntu pilem ada kamu ama Alga ya Gi?" Kata Shovi.

"Hah? Kagak. Gua gak pernah inget maen pilem bareng Alga."

"Lah itu si Dolu ama Bolu yang meraninnya kamu ama Alga kan?" Tanya Shovi.

"Anjir, kok gua ama Alga bisa nyusut gitu :v Dikira abis pake deterjen terus nyusut." Kata Algi.

"Sa ae lu Jang." Kata Luthfya sambil ngedorong Algi.

"Btw bala bala yang tadi kalian ributin itu maksudku laba laba loh." Kata Eky.

"Lagian elu bilangnya bala bala, pe'a." Kata Callista gregetan sambil ngejambak Eky. Eky nya cuma aduh-aduhan aja. Ngindar mah enggak.

Betapa pintarnya-

"Kalo kamu phobia nya apa cal?" Tanya Shovi.

"Hm? Ita phobia ketinggian." Kata Callista.

"Fya?"

"Aku.. gak punya phobia. Tapi kalo takut doang sih ada. Cicek ama kodok sih."

"Ronald?"

"Phobiaku ada tiga. Coba tebak apa aja."

"Emak." -Callista

"Bukan."

"Kecoak." -Yandri

"Hooh. Trus?"

"Bendahara." -Naufal

"Anjir, receh :v"

"Recehan." -Luthfya

"Kagak lah, trus gua naik angkot emang pake apaan?"

"Banci taman lawang." -Shovi

"Itu bukannya Ronald?" -Callista

"BUKAN ANJER!"

"Badut ancol." -Eky

"Mendekati, harusnya badut. Terus apa lagi?"

"Ayam." -Algi

"Bukan."

"Benda berlobang lobang." -Callista

"Apaan itu berlobang hayo? :v" -Eky

"EKY G*BLOOOOOK!!" -Algi

"Bukan_-"

"Ikan." -Luthfya

"Bukan."

"CLUE KEK! MANA BISA KETEBAK INI MAH-" -Naufal

"Warna merah, huruf depannya D."

"Delima." -Luthfya

"Bukan."

"Duren." -Eky

"Sejak kapan duren berubah warna jadi merah?"

"Duren kan ada yang warna merah Ron." -Luthfya

"Darah." -Eky & Callista

"NAH! BETUL!"

"CIE BARENGAN ECIE CIE-" -Luthfya & Algi

"ECIE ITU BARENGAN JUGA-" -Eky & Callista

Kok kayaknya gak ada chapter tanpa ngegas ya?

"Ronald phobia nya banyak ya~" -Shovi

Pada akhirnya mereka malah cie cie an gak jelas dan mengungkit-ungkit masa lalu. Padahal mah masa lalu biarlah masa lalu. Jangan kau ungkit jangan kau--

//cie nyanyi :v

Btw om kameramen sekarang lagi ngapain? Sekmen nya udah abis nih.

Kameramen : Ya ini masih ngerekam. Gak liat kameranya masih on?

Tapi sekmennya udah abis om. Tapi baru 500+ words. Gimana dong?

Kameramen : Ya gak gimana mana. Ketik aja bersambung

Tapi kependekan om. Masa cuma 600 kata? Btw ini udah 600+

Kameramen : Yaodah biarin, toh chapter abis ini berseri kan? Udah gitu hari ini kamu update nya banyak kan?

Iya sih om. Bersambung aja nih?

Kameramen : Ya iya lah. Mau diapain lagi?

Yaudah, readers kalo mau marah jangan marahin aku. Marahin tuh om kameramennya-

Kameramen : Untung aku kameramen yang sabar, baik hati, dan tidak sombong :")

Bersambung...

See you next chapter!!

-Mizu-

Para Manusia SengklekWhere stories live. Discover now