|•Part 3•|

16.9K 536 1
                                    

Happy Reading ☺☺☺

"Ini!." Ucap Flo sambil menunjuk rambut Fany menggunakan jari telunjuknya.

Fany yang masih belum paham kemana arah pembicaraan Flo, hanya mampu menunjukkan wajah cengonya. Perasaan tidak ada yang salah dengan rambutnya. Kemarin ia ke salon hanya creambath, ia sama sekali tidak merubah gaya rambutnya. jadi, tidak mungkin ada yang berubah dari rambutnya karena ini gaya rambut yang biasa Fany pakai.

Melihat kebingungan di mata Fany, Flo pun kembali berbicara. "Lo masih belom paham?" Fany menggeleng. "Emang tadi malam lo nggak buka group line?" Lagi-lagi hanya gelengan yang Flo dapatkan.

"Pantesan." Ucap Flo yang sudah menepuk jidatnya pelan.

"Ya tadi malem tuh gw keasikan nonton drakor. Lo tau nggak? my husband Lee Min-ho gw keren buaanngggeeeett ... nggak ngerti lagi deh sama suami sah gw. Pesonanya itu lho Le ... Bikin hati neng Fany meleleh, apalagi pas di--mphhhhht." Sebelum Fany ngomong lebih panjang lagi, Flo langsung membekap mulut Fany dengan tangannya.

"Ueekk, tangan loh bau banget anjir! belom cebok ya loh?!." Ucap Fany yang sudah melepas tangan Flo. Ia berlaga seperti orang yang ingin muntah. Flo mendengus, enak saja tangannya dibilang bau, wangi gini kok.

"Enak aja lo bilang tangan gw bau. Sabun cuci tangan gw tuh mahal! Mulut lo kali yang bau jadi nular ke tangan gw!." Bantah Flo kesal. "Lagian suruh siapa lo malah curhat." Sambung Flo.

Flo mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya, ia segera membuka pesan di group line tadi malam dan menunjukannya pada Fany. Saat ini mereka sudah sampai dipinggir lapangan, ditengah-tengah sudah banyak murid yang berkerumun. Flo memutuskan untuk berhenti dipinggir lapangan karena tidak sanggup kalau harus berdesak-desakan. Ia akan ikut bergabung bersama para siswa lainnya kalau mereka sudah berbaris rapi.

"Nih baca!." Perintah Flo yang di balas acuh oleh Fany.

"Nggak ah, males!." Ucap Fany mendorong pelan ponsel Flo agar menjauh darinya.

"Timbang baca doang apa susahnya sih Fan!." Flo tidak tau harus bagaimana lagi ia menahan kesabaran saat bersama Fany. Kalau bisa ditensi, Mungkin darahnya sudah mendidih sekarang.

Melihat Flo yang sudah kesal, akhirnya dengan berat hati Fany pun mengambil ponsel Flo lalu mulai membaca pesan chat di group line.

"Yaudah gw baca. Gitu aja ngambek! 'Perihal kegiatan MOS besok, bagi siswi baru di harapkan untuk mengepang rambutnya menjadi kepang dua. Yang melanggar, akan dikenakan sanksi tegas.' cuma kepang ram-APA KEPANG RAMBUT?." Ucap Fany yang sudah mengeraskan suaranya, ia baru menyadari sedari tadi tidak mengepang rambutnya. Oh ya ampun ... kenapa bisa ia baru sadar. Jadi dari tadi orang melihatnya itu bukan karna terpesona dengan kecantikannya? Tapi karna ia tidak mengepang rambutnya? tuhan ... rusak sudah citra Fany.

Flo terkekeh pelan melihat muka Fany yang memerah menahan malu. "Makanya punya handphone tuh di pake yang bener, jangan drakor mulu yang lo pantengin!." Flo mengucapkan itu tanpa mengaca pada diri sendiri. Dirinya bahkan sampai susah bangun karena begadang menonton drakor kesukaannya dan berakhir dengan kasurnya yang basah akibat ulah kakak pertamanya.

"Masalahnya gw tuh nggak bisa sehari aja nggak liat muka my husband Lee Min-ho gw. Otak dan hati gw tuh udah penuh sama Lee Min-ho, nggak ada celah buat mikir." Kata Fany yang terkesan lebay. Mana mungkin otak dan hati isinya Lee Min-ho. Dasar Jubaidah!.

Floris (•TAMAT•)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang