|•Part 9•|

11.6K 383 0
                                    

Happy reading ☺☺☺

Setelah berpamitan dengan Budi dan Daniel, Flo bergegas mengambil tas dan keluar dari kelasnya Devan. Semua orang yang dari tadi sudah ada di Kelas X IPA 4 memandang aneh ke arah Flo. Ia tau, mereka pasti berfikir yang tidak-tidak tentangnya. Setelah ini sudah dipastikan berita tentang Flo yang di maki Devan akan beredar seantero sekolah. Flo tidak perduli, biarlah mereka menilainya buruk atau apalah itu, apa yang dilakukan nya tidak salah. Flo berusaha mematahkan persepsi kebanyakan orang yang mengatakan harus cewek yang dikejar. Kenapa harus begitu? bukankah keduanya harus sama-sama mengejar demi meraih keinginan. Tidak perduli harus cowok atau cewek duluan yang memulai. Karena cinta datang secara tiba-tiba bukan di sengaja.

Dor!

"Flo kembaran Jisoo." Latah Flo yang dibuat kaget oleh Fany. Flo memegang kuat jantungnya yang berdetak kencang, dalam hati ia berjanji akan memaki habis-habisan orang yang sudah membuat kesehatan jantungnya dipertaruhkan.

"Nyesel gw bikin lo kaget!." Celetuk Fany sudah muncul dari hadapan Flo. Cewek berpipi chubby itu masih menggunakan tas sekolahnya, buliran keringat nampak jelas di dahinya. Flo tebak, pasti Fany bangun kesiangan. Terlihat dari penampilannya yang tidak seperti biasanya. Ia juga tidak memakai aksesoris cantik yang biasanya turut nangkring di atas rambut hitam sebahunya.

"Ihh, Lo keterlaluan banget sih Fan! Kalo nanti gw jantungan, terus gw mati? Lo orang pertama yang gw datengin. Bercanda Lo nggak lucu!." Flo membuktikan apa yang menjadi janjinya tadi. Ia memaki Fany, tidak perduli kalau dia sahabatnya. Suruh siapa Fany mengagetkannya.

"Sorry. Lagian ngapain jalan sambil bengong. Awas lho, nanti kemasukan Mbak Sumbi." Kata Fany mulai menakut-nakuti Flo. Hantu Mbak Sumbi sudah tidak asing lagi di telinga warga sekolah. Mulai dari murid baru sepertinya, sampai kakak kelas pun tau siapa itu Mbak Sumbi. Dengar-dengar dia adalah Sosok Tante Kun yang sering menjilat pembalut wanita yang kadang tidak dibersihkan. Sampai sekarang Flo tidak berani berganti ataupun membuang pembalut di sekolah, ia takut diikuti hantu Mbak Sumbi kemanapun, karena bau darahnya.

"Mulai deh, udah tau gw orangnya penakut." Flo mencubit lengan Fany cukup keras sampai membuatnya meringis.

"Awh! Sakit Lensa!." Erangan dari Fany membuat Flo melepaskan cubitannya di lengan cewek itu. Ia kaget dengan hasil cubitannya yang membuat lengan Fany membiru. Siapa suruh nakutin orang yang memang sudah dari sononya penakut.

"Gw abis ke kelasnya Devan." Setelah diam sebentar, Flo kembali bersuara.

"Abis ketemu do'i kok mukanya cemberut, neng?" Fany sengaja menambahi kata neng untuk akses humor. Ia tidak melihat raut bahagia diwajah Flo saat ini. Biasanya kalau habis ketemu doi atau pacar, wajah sumringah pasti akan terus mewarnai sepanjang jalan.

"Devan marah sama gw, Fan." Flo menghembuskan nafanya lelah. Fany langsung merubah ekspresinya menjadi serius. Kenapa Devan marah, jangan bilang cowok itu sudah melampiaskan kemarahannya pada Flo? Kalau sampai itu terjadi, Fany tidak akan tinggal diam. Fany memang terlihat lebih feminim dari Flo, ia suka memoleskan make up ke wajahnya, Fany juga suka memperhatikan fashion nya saat berpakaian. Tapi kalau sudah menyangkut siapa yang menyakiti sahabatnya, ia akan berubah menjadi Hulk.

"Emang kenapa? Kok bisa marah, Lo ada salah, apa gimana?" Fany akan kembali mempertimbangkan ucapannya barusan. Kalau memang Flo yang salah, Fany juga tidak mungkin menyalahkan Devan.

Floris (•TAMAT•)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang