Part 65

8.6K 294 65
                                    

Happy reading ☺☺☺

"Aku nggak tau ini bakal jadi bumerang sendiri buat aku atau nggak. Aku izinin kamu karena aku dan Cindy sesama perempuan. Tapi aku minta sama kamu, tolong jangan berkhianat. Aku memberikan izin sama kamu karena aku percaya sama kamu Van. Dan aku harap kamu tidak mengotori kepercayaan yang aku berikan sama kamu." Putus Flo pada akhirnya. Ia bukanlah cewe kejam yang lebih mementingkan egonya. Ia perempuan ia juga merasakan bagaimana hidup dengan rasa sakit yang bersarang di tubuhnya.

Ia hanya berdoa semoga apa yang menjadi keputusannya sekarang adalah hal tepat untuk membawa kebahagiaan yang permanen dalam hubungannya bersama Devan.

--------------------------------------------------

Setelah perdebatan tadi yang di akhiri dengan Flo yang memutuskan untuk memberi izin pada Devan, mereka kembali lagi ke tempat dimana terdapat Cindy yang tengah duduk di kursi.

Gadis berlesung pipi itu menatap kedatangan Flo dan juga Devan dengan tatapan tidak sukanya.

"Kamu kemana sih Van, terus cewe ini siapa." Cerocos Cindy tak memberi waktu kepada Flo dan Devan untuk duduk.

"Kamu tenang dulu dong Cin, jangan langsung emosi gini." Ucap Devan sedikit kesal dengan sifat Cindy yang agresif. Semenjak kembalinya Cindy ke Indonesia, Devan melihat banyak perubahan dalam diri Cindy. Sifat lemah lembut gadis itu seperti hilang tak tau kemana. Kalau biasanya Cindy akan bersikap ramah pada siapapun berbeda dengan sekarang. Dia seperti ingin menguasai Devan tanpa mau berbagi dengan siapapun.

"Ekhemmm... Kenalin gw Floris sahabatnya Devan. Sorry tadi gw asal pergi aja, gw cuma syok lihat Lo kembali setelah hilang 3 tahun tanpa kabar." Sengaja Flo berdehem untuk membuat suasana menjadi kembali dingin sembari mengalihkan rasa sakit di hati melihat Devan dengan cewe lain.

Uluran tangan Flo di balas singkat oleh Cindy. Flo tersenyum kecut melihat Cindy yang sepertinya tak suka dengan keberadaanya.

"Sejak kapan kalian bersahabat?." Tanya Cindy menatap Flo dan Devan secara bergantian.

Devan menunggu Flo berbicara, tetapi setelah melihat Flo menunduk sepertinya gadis itu tak berniat menjawab. Rasanya sangat berat harus mengatakan kalau Flo hanya seorang sahabat kepada Cindy. Devan pun tau Flo juga merasakan hal yang sama dengannya. Kenapa saat dia sudah melabuhkan hatinya pada perempuan lain Cindy harus datang dengan membawa berita besar. Dan kenapa pula dia harus diposisikan pada situasi seperti ini.

"Kita memang sudah bersahabat hampir 3 tahun lamanya. Tepatnya saat kondisi aku terpuruk karena kepergian kamu yang mendadak. Disitulah Floris datang, dia bukan hanya datang, tapi juga membuatku keluar dari zona hitam yang membuatku terjebak dalam kegelapan. Aku harap kamu bisa berteman atau bahkan bersahabat dengannya, aku sangat tau dia gadis baik. Tidak tapi sangat baik sampai mau mengizinkanku untuk menjadi pacar perempuan lain." Ucap Devan yang tentunya di akhir kalimat di ucapkan dalam hati.

"Ok... bagus deh kalau kalian hanya sebatas sahabat, Aku jadi lega dengernya. Oh yah, Lo pasti udah tau kan nama gw. Cuma biar makin akrab kita kenalan lagi ok, nama gw Cindy Valentinnatasya, Lo bisa panggil gw Cindy, Tasya atau apalah terserah. Lo pasti udah tau kan kalo gw cewenya Devan. Dia cerita banyak nggak tentang gw sama lo? Pasti ia dong.... Secarakan gw cewe yang dia cinta." Ucap Cindy begitu jelas ingin menunjukan statusnya dengan Devan..

"Saking banyaknya gw sampe kenyang denger Devan cerita tentang Lo." Balas Flo mengubah lara menjadi seulas senyum. Gadis itu kembali menatap Devan sembari mengisyaratkan kalau ini menyakitkan. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ia sendiri yang mengizinkan Devan untuk melanjutkan sandiwara ini dan mulai sekarang Flo harus kuat menghadapi beberapa kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.

Floris (•TAMAT•)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang